Metode Mulsa Tanpa Olah Tanah, Kelompok Tani Hidayah Desa Melintang Gambut Panen Raya Padi Lokal

0

HAMPARAN padi milik Kelompok Tani Hidayah, seluas 0,5 hektar di Desa Malintang, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar siap dipanen. Meski terbilang skala kecil, tapi bisa mencukupi kebutuhan pangan warga secara mandiri.

KETUA Kelompok Tani Hidayah Asrani menjelaskan, metode mulsa tanpa olah tanah merupakan teknik pertanian yang mengandalkan penggunaan lapisan penutup organik pada tanah, seperti jerami, daun, atau rumput kering. “Lapisan ini bertujuan untuk melindungi tanah dari erosi, mempertahankan kelembaban, meningkatkan kesuburan tanah, dan menghambat pertumbuhan gulma,” jelasnya.

Dalam pelaksanaannya, metode ini meminimalisir atau bahkan menghilangkan penggunaan alat berat untuk mengolah tanah, sehingga dapat mengurangi biaya dan tenaga kerja yang dibutuhkan.

BACA: Gunakan Metode Mulsa dengan Varietas Padi Lokal, Hasil Panen Hadriansyah Meningkat

Asrani menyebut, dengan menggunakan mulsa tanpa olah tanah mereka berhasil meningkatkan produktivitas pertanian hingga 40 persen dibandingkan dengan metode konvensional. “Terbukti dengan satu borongan, hasilnya bisa 9 blek tapi cara konvensional cuma 6 blek,” ujarnya.

Masa panennya pun lebih cepat dibanding konvensional yang selisihnya sekitar satu bulan. “Hebatnya lagi Metode Tanpa Olah Tanah (MTOT) ini tidak menggunakan pupuk organik dan hanya menggunakan cangkang telur yang digoreng, setelah itu kita tumbuk dicampur dengan cuka kemudian kita jadikan pupuk,” bebernya.

Penggunaan metode ini juga membantu mengurangi erosi tanah dan mengendalikan pertumbuhan gulma, serta menghindari hama terutama tungro. “Begitu juga hasil padinya, lebih bagus dibanding konvensional, padinya lebih kencang dan tidak ada hampanya,” ucapnya.

Kasi Pengembangan Sumber Daya Genetik Hewan dan Tanaman Dinas Pertanian Kabupaten Banjar Abdul Basid sangat mengapresiasi MTOT ini. “Ini merupakan terobosan yang terus kita kembangkan dalam rangka menjaga udara yang bersih bebas dari asap,” ujarnya.

“Begitu juga menjaga kehidupan yang lebih panjang karena menggunakan MTOT, dan juga kita akan segera melaksanakan MOU dengan pihak Yayasan Field yang melaksanakan Program MTOT ini,” ucapnya.

Sedangkan Koordinator Penyuluhan Pertanian Kabupaten Banjar Hj Wahidayah mengatakan MTOT ini saat bermanfaat sekali khususnya bagi petani di Kecamatan Gambut, sebab tanpa menggunakan pupuk organik. “Desa Malintang ini pertama kali menggunakan MTOT ini, selanjutnya kita akan kembangkan di desa lainnya , tentu kita bisa bersinergi dengan pihak Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi,” katanya.

MTOT ini sangat direspon oleh para petani, terlebih mereka yang kesulitan mencari pupuk dan juga semakin langka, maka salah satu alternatifnya dengan menggunakan MTOT.

BACA JUGA: Melirik Kearifan Lokal sebagai Kunci Pengelolaan Ekosistem Rawa Gambut di Kalimantan Selatan

Sementara itu Fasilitator untuk Wilayah Kalsel dari Yayasan Field Indonesia Suhada mengatakan, sangat bangga dan puas melihat hasil yang diperoleh dari Kelompok Tani Hidayah Desa Malintang ini.

“Hasilnya sangat bagus, 4 ton per hektar, tapi kalau kita bandingkan kondisi sekarang ini sangat luar biasa, karena dari sekian kawasan cuma tempat ini yang bisa panen,” ujarnya.

“MTOT ini sudah kita jalankan di Kalsel sejak Tahun 2021, tapi akibat pandemi baru-baru ini kita implementasikan di lapangan, seperti di Kota Banjarbaru dan di Desa Malintang, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar,” ucapnya.

“Berikutnya kita akan ke Kabupaten Barito Kuala, juga kita akan terus berkoordinasi dengan kabupaten lainnya, sehingga MTOT ini terus kita galakkan di Kalimantan Selatan. Metode ini disamping mengurangi serangan hama tungro juga udara kita bersih,” tukasnya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.