Gunakan Metode Mulsa dengan Varietas Padi Lokal, Hasil Panen Hadriansyah Meningkat

0

BAK permadani keemasan, sejauh mata memandang  terhampar hamparan padi yang sudah menguning dan siap dipanen. Hamparan padi tersebut berada di lahan milik petani Handil Babussalam, Kelurahan Bangkal, Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru, Hadriansyah.

TAK jauh dari batas wilayah Kabupaten Tanah Laut, lahan milik Hadriansyah (40) yang memiliki luas 0,5 hektare tersebut berhasil panen varietas padi lokal secara maksimal.

“Alhamdulillah, panen hari ini jauh meningkat dari sebelumnya yaitu sebanyak 6,4 ton atau 16,6 blek per borongan. Meskipun varietas padi lokal, kualitasnya tak kalah bagus dari varietas padi unggul,” ucap Hadriansyah penuh syukur.

BACA : Pertahankan Lahan Pertanian, Pemkot Banjarbaru Dan BPN Jalankan Program Landrefrom

Ia bercerita,  peningkatan hasil panen miliknya tersebut buah perjuangan dari penggunaan metode mulsa tanpa olah tanah yang menggunakan limbah kulit bawang merah dengan meletakkan di bagian bawah tanaman padi.

“Dengan menggunakan metode mulsa tanpa olah tanah ini  dapat menghambat pertumbuhan gulma. Kulit bawang ini juga bisa membuat akar dan butiran padi jadi lebih tahan dengan penyakit dan tanah pun tidak rusak,” tutur pria paruh baya itu.

Apalagi, ujar Hadriansyah, ketika dirinya belum mengetahui metode mulsa tanpa olah tanah pada tahun lalu, waktu ada serangan hama tungro, dirinya hanya bisa memanen padi sebanyak 3 ton atau setara 12, 5 blek per borongan dimana waktu tanamnya pun terbilang lama sekitar 8 bulanan.

“Menggunakan metode mulsa tanpa olah tanah ini kami hanya memakan waktu 5-6 bulan. Metode ini kami dapatkan dari penyuluh pertanian organisasi Udara Bersih Indonesia (UBI). Syukur alhamdulillah, panen hari ini lebih meningkat. Ke depannya kami bakal memakai cara yang sama ketika memasuki musim tanam selanjutnya,”pungkasnya penuh gembira.

BACA JUGA : Tak Ingin Lahan Pertanian Beralih Fungsi, DPRD Banjarbaru Bahas Raperda LP2B 

Sementara itu, penyuluh pertanian dari UBI Tino Lukman Hidayat menyampaikan, metode mulsa tanpa olah tanah ini merupakan teknik pertanian yang mengandalkan penggunaan lapisan penutup organik pada tanah, seperti jerami, daun, atau rumput kering yang bertujuan untuk melindungi tanah dari erosi, mempertahankan kelembaban dan meningkatkan kesuburan tanah.

Dalam mekanismenya, Tino memaparkan metode mulsa tanpa olah tanah tersebut meminimalisir atau bahkan menghilangkan penggunaan alsinta untuk mengolah tanah, sehingga dapat mengurangi biaya produksi dan tenaga kerja yang dibutuhkan.

“Metode ini membantu mengurangi erosi tanah dan mengendalikan pertumbuhan gulma, sehingga tanaman padi dapat tumbuh lebih sehat dan optimal,” tandasnya.

BACA LAGI :  Lahan Pertanian Menjadi Kawasan Komersil Mengancam Produktivitas Pangan Kalsel

Adapun, peningkatan hasil panen padi milik Hadriansyah ini rupanya menjadi perhatian Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru.  Wakil Walikota Banjarbaru Wartono yang hadir dalam simbolis panen raya tersebut.

Wartono meninjau langsung peningkatan produksi tanaman padi dengan metode mulsa tanpa olah tanah tersebut. Dan hasilnya memiliki pengaruh yang besar terhadap produktivitas pertanian hingga 30% dibandingkan dengan metode konvensional.

“Terbukti dengan hasil 5 ton per hektar dalam masa tanam selama 157 hari,” ungkap Wartono.

BACA LAGI :  Hasil Panen Melimpah, Harga Padi Varietas Lokal di Banjarmasin Masih Murah

Wartono menyambut positif penggunaan metode mulsa tanpa olah tanah sebagai upaya dalam meningkatkan produksi padi.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif penyuluh pertanian dan petani di Handil Babussalam yang menerapkan metode pertanian yang ramah lingkungan dan efisien ini,” ucapnya.

“Dengan memanfaatkan bahan organik yang tersedia di sekitar mereka, para petani telah berhasil mencapai peningkatan produksi padi yang signifikan,” tambahnya.

Menurutnya, kemajuan hasil panen padi milik Hadriansyah ini harus dicontoh oleh para petani lain, agar semua petani di Banjarbaru bisa menikmati hasil panen yang lebih maksimal.

Ia percaya, bahwa metode pertanian yang ramah lingkungan dan efisien seperti mulsa tanpa olah tanah dapat menjadi solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

“Metode pertanian seperti ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga turut berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup bagi generasi mendatang,” tuntasnya.(jejakrekam)

Penulis Sheilla Farazela
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.