LAMA tak unjuk diri, hanya bisa lewat suguhan video atau live streaming, kini para pemusik dan seniman tergabung dalam Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Kalimantan Selatan bisa menyajikan hiburan.
BERTAJUK pergelaran Hari Musik Nasional di Panggung Bakhtir Sanderta, Taman Budaya Provinsi Kalsel, Jalan Brigjen H Hasan Basry, Kayutangi, Banjarmasin, Sabtu (18/3/2023) malam, tampil sejumlah band PAPPRI.
Diawali band PAPPRI Kalsel, PAPPRI Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Tanah Bumbu secara bergantian unjuk diri di hadapan para penonton.
Kepala Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Banjarmasin, Darno mengapresiasi pertunjukan hiburan musik disuguhkan para musisi, penyanyi dan pencipta lagu yang tergabung dalam PAPPRI Kalsel.
“Pergelaran musik di Taman Budaya Kalsel ini merupakan ajang silaturahmi bagi para anggota PAPPRI. Sebab, 9 Maret merupakan Hari Musik Nasional yang diperingati para seniman musik untuk bisa berkiprah di belantika musik nasional,” ucap Darno kepada jejakrekam.com, Sabtu (18/3/2023) malam.
BACA : Rawat Memori Musik Cadas Era 80 dan 90-an, Amer Community Banjarmasin Hadir Melawan Zaman
Pertunjukan musik dari band-band binaan PAPPRI ini disiarakan langsung oleh RRI Banjarmasin, sehingga jangkauan bisa lebih luas dan dinikmati para penikmat musik Banua.
“Tentu saja, RRI sebagai corong aspirasi masyarakat mendukung penuh kegiatan PAPPRI Kalsel untuk mencerdaskan masyarakat Banua,” kata Darno.
Dalam sambutannya, Ketua PAPPRI Kalsel, Dino Sirajudin mengungkapkan para pekerja seni atau seniman musik baik musisi, penyanyi dan pencipta lagu ingin menyampaikan pesan penting soal eksistensinya ke publik.
BACA JUGA : Dari Baras Kuning hingga Cintaku Sederhana, 40 Tahun Dedikasi Seniman Banua Dino Sirajuddin
“PAPPRI merupakan bagian dari pekerja seni nasional. Apalagi, di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menetapkan tanggal 9 Maret 2013 menjadi tonggal awal Hari Musik Nasional dengan terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 10 Tahun 2013,” beber musisi kawakan Banua ini.
Dengan kelahiran Hari Musik Nasional, Dino menyebut PAPPRI pun hadir sebagai bagian dari kebudayaan nasional. Terlebih lagi saat ini, SBY pun menjadi Pembina PAPPRI.
“PAPPRI merupakan wadah berkumpulnya seniman pencipta lagu, penyanyi dan para musisi. Kami juga menjadi pelindung artis-artis PAPPRI, pencipta lagu untuk melindung karyanya lewat pendaftaran hak cipta pada Hak Kekayaan Intelektual (HAKI),” kata mantan Kepala Taman Budaya Provinsi Kalsel ini.
BACA JUGA: Tari Topeng dan Kuda Gipang Dulu, Musik Panting Menyusul
Ke depan, Dino mengungkapkan program PAPPRI Kalsel bersama pengurus pusat untuk mengajak para musisi jalanan seperti para pengamen guna dibina menjadi penyanyi profesional, artis dan lainnya.
“Sebab, kebanyakan artis nasional berasal dari pengamen jalanan. Dengan talentanya kemudian diasah bisa menjadi penyanyi atau artis nasional. Ambil contoh seperti Iwan Fals, merupakan musisi jalanan yang kini jadi legenda musik Indonesia,” beber pencipta lagu ini.
BACA JUGA : Rilis Lagu Pop Rock; Kemelut Di Negeri Seberang, Musisi Banua Dino Sirajudin Suarakan Anti Kekerasan
Musisi kawakan Banua lainnya, Ennos Karli berharap pergelaran musik helatan PAPPRI ini terus dihidupkan pasca pandemi Covid-19 yang sempat berdampak kepada para pekerja seni.
“Musik dan lagu bukan hanya impersonal atau melambangkan suatu cerita atau kejadian dari lirik atau syair yang diciptakan. Namun bagi musisi, pencipta lagu dan penyanyi tentu musik dan lagu adalah lantuan syair atau bait-bait yang utuh terangkai hingga tercipta sebuah lagu yang sarat pesan moral,” kata seniman senior Kalsel ini.
BACA JUGA : Riset Mendalam Tiga Dosen Sendratasik ULM, Isi Lowong Kajian Ilmiah Lagu Banjar
Dia mengaku bangga dengan pergelaran musik PAPPRI Kalsel yang telah menunjukkan adanya regenerasi dengan hadirnya talenta anak-anak muda.
“Tanpa mereka, anak-anak band yang dibina PAPPRI Kalsel bisa melahirkan karya. Saya pesan ciptakan lagu yang mendidik masyarakat dan sesuai dengan kultur bangsa Indonesia,” kata pencipta lagu Banjar yang sudah dikaryakan sebanyak 64 lagu ini.(jejakrekam)