Dihadiri Tokoh-Tokoh Pers, Hasil Konkernas PWI 1981 di Banjarmasin Lahirkan Koran Masuk Desa (3-Habis)

0

Oleh : Mansyur ‘Sammy’

RANGKAIAN Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) 1981 berlangsung di Gedung Banjarmasin Theater, Rabu (11/2/1981) malam ditutup secara resmi.

EVEN yang dibuka Presiden Soeharto ditemani Ketua PWI Pusat Harmoko dan Ketua PWI Cabang Kalimantan Selatan, Anang Adenansi itu akhirnya ditutup oleh Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika Departemen Penerangan (Deppen) H Soekarno mewakili Menteri Penerangan (Menpen), Ali Murtopo.

Prosesi penutupan diawali dengan menghentingkan cipta berdoa untuk seorang anggota PWI Cabang Jawa Barat di Bandung yang meninggal dunia beberapa hari yang lalu dan dimakamkan di Jakarta.

Dalam amanatnya, Menpen menyatakan kepuasannya karena Konkernas PWI di Banjarmasin tahun 1981, banyak membuahkan hal-hal yang bermanfaat dalam pengembangan pers nasional. Hal ini, menandakan semakin tanggapnya PWI menangani perkembangan masyarakat selama ini dan pertanda mantapnya interaksi yang dikumandangkan oleh pemerintah, pers dan masyarakat.

BACA : Perayaan HPN Tahun 1981, Tiga Even Bersejarah di Banjarmasin Dihadiri Presiden Soeharto (1)

Bahkan, Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika Deppen juga menghargai putusan Konkernas yang juga banyak membicarakan pertumbuhan pers di daerah. Termasuk, meminta sikap tanggap PWI untuk menjabarkan perkembangan masyarakat pers nasional ini lebih lanjut di samping oleh pemerintah dan masyarakat sendiri.

Suksesnya pelaksanaan Konkernas PWI 1981 di Banjarmasin ini, menurut penilaian Ketua PWI Pusat Harmoko, patut diberi angka sembilan. Hal ini karena banyak memberikan manfaat dan ciri khas tersendiri dalam suasana rapat maupun sambutan masyarakat. Keberhasilan pelaksanaannya, patut dicontoh daerah lain.

BACA JUGA : Dari Konkernas PWI di Banjarmasin; Harmoko Bicara Ideologi Pers, dan Soeharto Sentil Soal Iklan (2)

“Kepada jajaran pers nasional meminta agar putusan-putusan Konkernas tersebut dapat dimasyarakatkan lebih luas hingga mampu mencapai hasil maksimal,” ucap Harmoko, ketika itu.

Kawasan Banjarmasin di Jalan Hasanuddin HM (Sukaramai) dan sekitarnya yang meniadi pusat kegiatan warga, termasuk juga industri pers Kalsel. (Foto Arsip Museum Lambung Mangkurat).

Sedang kepada pemerintah daerah, Harmoko mengingatkan akan petunjuk Presiden Soeharto pada Konkernas PWI, yaitu agar ikut menunjang kehidupan dan perkem bangan pers di daerahnya masing-masing. Misalnya, dalam bidang periklanan dengan memberi contoh pemasangan iklan terhadap tender proyek-proyek pemerintah daerah dan sebagainya.

Gubernur Kalsel, Mistar Tjokrokoesoemo dalam sambutannya menegaskan keyakinannya, dengan pemantapan interaksi positif, tidak saja bermanfaat bagi pertumbuhan pers tetapi juga dapat menyentuh kepentingan masyarakat luas. Seusai pidato penutupan Konkernas oleh Dirjen PPG Deppen mewakili Menteri Penerangan RI, Gubernur Mistar menyerahkan piagam “Perintis Pers Daerah Kalimantan Selatan” kepada almarhum Zafry Zamzam yang diterima putra almarhum.

BACA JUGA : Yusni Antemas: Si Kuli Tinta, Langganan Masuk Penjara

Dia menilai perlunya penggalakkan terhadap Koran Masuk Desa (KMD), sedang menangani peningkatan peranan pers daerah dan menangani penghapusan iklan di TVRI. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Privinsi Kalsel juga meminta agar lebih ditingkatkan lagi fungsi edukasi sosial media persuratkabaran, agar jangan timbul perluasan sikap mental konsumtif masyarakat secara berlebihan.

Selain itu, Gubernur Mistar juga meminta kemantapan kalangan pers sendiri dalam mengimbangi kemajuan pertumbuhan pers nasional sesuai tuntutan masyarakat. Acara malam penutupan diakhiri dengan penyerahan trofi kepada para pemenang perlombaan olahraga dan pertunjukan kesenian daerah.

BACA JUGA : Suara Kritis Pers Perjuangan dan Menguatnya Kapitalisasi Media Massa

Dikutip dari Majalah Pers Indonesia, edisi Januari 1981 Nomor 25 Tahun-VII, prosesi Konkernas PWI di Banjarmasin dilaporkan sangat meriah karena dihadiri orang nomor satu dan paling berkuasa di era Orde Baru’ Soeharto hingga dihadiahi mandau. Termasuk, hadir pula para tokoh pers nasional di masa itu.

Dengan menggunakan senjata tradisional, mandau, Presiden Soeharto memutuskan tali balon besar bertuliskan “interaksi antara pemerintah, pers dan masyarakat” sebagai tanda dibukanya Konkernas PWI. Ketua PWI Pusat Harmoko, Gubernur Kalsel Mistar Tjokrokoesoemo (latar belakang) dan Ketua PWI Cabang Kalsel/Ketua Panitia, H. Adenansi, menyaksikan upacara tersebut.

BACA JUGA : Dari Buku Amuk Banjarmasin (1997) : Tragedi Kerusuhan Jumat Kelabu, Kampanye Golkar ‘Dikudeta’

Seusainya membuka resmi Konkernas PWI, Presiden Soeharto kemudain meresmikan Majid Raya Sabilal Muhtadin dengan menekan tombol sirine dan menandatangani prasasti yang terletak di halaman Masjid Raya. Setelah melakukan shalat sujud syukur dan peninjauan di dalam masjid, Presiden Soeharto disertai Ibu Tien Soeharto, Gubernur Kalsel dan rombongan lainnya meninggalkan masjid diantar iringan musik rebana berbagai grup yang ada di Kotamadya Banjarmasin.

Bahkan, Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika Deppen, Soekarno SH, bersalaman dengan Gubernur Kalsel, Mistar Tjokrokoesoemo, disaksikan Sekum PWI Pusat Drs. D.H. Assegaff dan Ketua Harmoko, sewaktu para peserta Konkernas menghadiri undangan Gubernur di tempat kediamannya.

Peninjauan rombongan PWI Pusat dan tamu saat mengunjungi pendulangan intan di Kabupaten Banjar, ketika itu. (Foto Dokumentasi Mansyur)

BACA JUGA : Kritik Pemerintah Kolonial Belanda, Tokoh-Tokoh Parindra Banua pun Diganjar Penjara

Bahkan, temu wicara mengawali sidang-sidang Konkernas. Di meja pimpinan terlihat Sekum PWI Pusat Drs. D.H. Assegaff, Ketua PWI Pusat Harmoko, DirjenPPG. Deppen Soekarno SH, Sekjen SPS Pusat Zulharmans dan Ketua Serikat Grafika Pers H.G. Rorimpandey. Tampak di sebelah kanannya para anggota Pengurus PWI Pusat.

Hingga, tokoh-tokoh pers di masa itu di antaranya Ketua Dewan Kehormatan PWI, Tasrif SH dan Sekretaris Dewan H.M. Kamidy serta para Ketua Pembina PWI Pusat :H. Rosihan Anwar, A. Azis, L.E. Manuhua dan Jakob Oetama juga ikut dalam siding Konkernas PWI. Meski Ketua Pembina PWI Pusat lainnya, H BM. Diah, berhalangan hadir di konkernas di Banjarmasin.

BACA JUGA : Narasi Banua dan Menjadi Banjar dari Perspektif Antropologi dan Sosiologi

Termasuk pula, Bupati Tanah Laut, Sumarsono PA turut menerima kenang-kenangan berupa plakat PWI dari Ketua PWI Pusat. Agenda meninjau lokasi pendulangan intan di Kecamatan Cempaka yang terkenal dengan pendu langan intan Pumpung Sungai Tiung juga menghiasi rangkaian even nasional di ibukota Provinsi Kalsel, ketika itu.

Ada pula, Mr. Cars Thorsten (Penasihat Hukum Persatuan Wartawan Swedia) disertai Ny. Cars Teresia, mendapat undangan PWI Pusat menghadiri HUT ke-35 PWI di Banjarmasin. Mereka turut menghadiri acara ramah-tamah dan jamuan makan malam oleh Pangdam X/Lambung Mangkurat, Brigjen TNI Sudiman Saleh di tempat kediamannya, di masa itu.(jejakrekam)

Penulis adalah Penasihat Komunitas Historia Indonesia Chapter Kalsel

Ketua Lembaga Kajian Sejarah, Sosial dan Budaya (SKS2B) Kalimantan

Dosen Prodi Pendidikan Sejarah FKIP ULM Banjarmasin

Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.