Dorong Perubahan Pola Pikir Anak Bangsa, Ketum ICMI : Penting bagi Kemajuan Indonesia!

0

KETUA Umum (Ketum) Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Pusat, Prof Dr Arif Satria memastikan program organisasi yang menghimpun para cendikiawan muslim ini lebih difokuskan untuk mendorong mindset atau pola pikir dalam menghadapi tantangan perubahan kecepatan atau ketidakpastian di masa depan.

“PERUBAHAN pola pikir sangat penting bagi bangsa Indonesia, karena kita akan dihadapkan dengan perubahan dan ketidakpastian,” ucap Rektor IPB University ini kepada jejakrekam.com, saat bertemu jajaran pengurus ICMI Provinsi Kalsel di Rumah Makan Rudy Hermanto, Banjarmasin, Minggu (21/8/2022) malam.

Pengganti Ketua Umum ICMI periode 2015-2021, Jimly Asshiddiqie ini m,engatakan perubahan pola pikir akan menumbuhkan semangat optimisme pada setiap insan anak bangsa.

“Sebab, kemampuan, kebiasaan, hingga bakat seseorang bisa berubah. Dengan perubahan pola pikir, maka setiap orang bisa menentukan masa depannya,” ucap Arif.

BACA : Diskusi ICMI: Tak Ada Ruang untuk Nikah Beda Agama

Ketua Forum Rektor Indonesia ini mengungkapkan ICMI merupakan organisasi cendikiawan yang didirikan Presiden ke-3 Indonesia, Baharuddin Jusuf Habibie pada 7 Desember 1990 mendorong revoluasi pola pikir di tanah air.

“ICMI akan mendorong pola pikir anak-anak bangsa supaya menjadi seorang pemimpin dalam menciptakan sesuatu yang baru dengan tidak sekadar menjadi pengikut atau follower atas perubahan yang diciptakan oleh orang lain,” kata mantan Penasihat Menteri Kelautan dan  Perikanan periode 2012-2019 ini.

BACA JUGA : Berikan Solusi Fundamental, Jimly Asshiddiqie : ICMI Bisa Merapat ke Istana

Bagi Arif, ada kesan saat ini justru anak-anak bangsa lebih cenderung mengikuti orang lain (negara), tanpa mampu melakukan perubahan sendiri.

“Inilah mengapa ICMI fokus pada peran transformasi dan pengembangan sumber daya manusia (SDM), di mana masyarakat yang berada pada kuadran tiga menjadi fokus utama. Masyarakat kuadran tiga yaitu masyarakat yang tingkat ekonomi dan pendidikannya rendah,” kata guru besar bidang ekologi-politik IPB ini.

BACA JUGA : Demi Keindonesiaan, ICMI Kalsel Sepakat Tolak LGBT

Dia mencontohkan problema yang dihadapkan Indonesia, termasuk di Kalsel adalah masalah pendidikan. Menurut dia, hal itu dapat diinisiasi dengan menciptakan community college (komunitas akademisi) yang bisa menjadi model untuk menghasilkan kader-kader unggul bahkan dari kuadran tiga sekalipun.

BACA JUGA : Tuai Polemik, ICMI Kalsel Bedah Kebijakan Zakat Profesi ASN

Usai berkunjung dari Palangka Raya sekaligus melantik jajaran pengurus ICMI Kalimantan Tengah, Arif memastikan dalam sebulan lagi akan segera melantik kepengurusan ICMI Kalsel yang baru.

“Saya yakin, program-program ICMI dapat dijalankan di daerah. Sebab, ICMI ingin menjadi organisasi cendikiawan yang rahmatan lil ‘alamin. Semoga saja, ICMI kalsel dapat berkontribusi lebih dalam memajukan daerah,” pungkas Arif.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.