Ciptakan Disiplin Diri, 280 Mahasiswa Baru STIQ Rakha Amuntai Ikuti Mastama

0

MASA ta’ruf mahasiswa (mastama) selama 3 hari sejak 15-17 Agustus 2022 digelar Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) dan Badan Otonomi Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Alquran Rasyidiyah Khalidiyah (STIQ Rakha), Amuntai.

KEGIATAN Mastama ini diikuti ratusan mahasiswa baru untuk lebih mengenal seluk-beluk STIQ Rakha di bawah Yayasan Rasyidiyah Khalidiyah. Sekolah yang berawal dari pondok pesantren didirikan tokoh Amuntai, Tuan Guru H Abdurrasyid di Desa Pekapuran, Amuntai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) pada 13 Oktober 1922 itu.

Hingga, ponpes ini berkembang pesat saat dipimpin tokoh Banua yang juga pahlawan nasional KH Idham Chalid dengan memadukan sistem dan metode pendidikan, kurikulum hingga struktur organisasi manajamen yang lebih modern laiknya perguruan tinggi Islam. Sekarang, Ponpes Rakha Amuntai ini pun tergolong lembaga pendidikan kawah candradimuka yang cukup berpengaruh di Kalimantan Selatan.

BACA : Kunjungi Ponpes Rakha, Syaifullah Tamliha Berikan Bantuan Rp 50 Juta

“Esensi dari kegiatan Mastama ini untuk memberi stimulasi kepada adik-adik mahasiswa baru untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan kampus. Apalagi, ada 280 mahasiswa-mahasiswi baru yang mengikuti kegiatan ini selama ini tiga hari,” ucap Ketua Dema STIQ Rakha Amuntai, Rizali Azmi kepada jejakrekam.com, Minggu (21/8/2022).

BACA JUGA : Gubernur Sahbirin Noor Bantu Ponpes Rakha Rp1 Miliar

Menurut Rizali Azmi, lewat model kegiatan Mastama ini, para intelektual muda kampus ini bisa didorong menjadi generasi milenial Islam yang berlandaskan Alquran dan Assunah. Menariknya, para mahasiswa baru pun diwajibkan mengenakan busana Islami seperti bergamis dan bersurban. Sementara, mahasiswi berpakaian muslimah, bahkan sebagian juga mengenakan cadar.

“Kegiatan Mastama juga didukung penuh pihak kampus. Seperti, orientasi mahasiswa baru pada umumnya, mereka diperintahkan membawa tugas atau barang-barang yang bermanfaat. Mereka juga wajib membawa atribut sesuai ketentuan demi menjaga kedisiplinan mereka,” ucap Rizali Azmi.

BACA JUGA : Jejak Sunyi Jalan Spritual Sang Guru Politik NU, Idham Chalid

Senada itu, Koordinator Divisi Keamanan Mastama STIQ Rakha Amuntai, Jamal mengungkapkan dalam kegiatan itu juga tidak seperti ospek yang menitikberatkan hukuman fisik bagi para pelanggar.

“Walau pun ada mahasiswa baru yang terlambat datang tetap dihukum, tapi bukan hukuman fisik. Ini semata-mata untuk memberi pembelajaran agar disiplin diri. Seperti mereka diwajibkan menjalani sanksi dengna menulis shalawat,” bebernya.(jejakrekam)

Penulis Muhammad
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.