Jangan Lalai Beribadah Sunah di Bulan Syaban

0

Oleh : H Nasrullah AR

BULAN Syaban adalah bulan yang mulia. Ibadah sunah dalam bulan Syaban memiliki dasar yang sangat kuat, menurut para ulama banyak ibadah sunah di dalamnya.

AISYAH Radhiyallahuanha meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW menjalankan puasa di bulan Syaban. Bahkan, Syekh Abi Zakaria Al-Anshori dalam kitab As-Syarqowi mengatakan menjalankan puasa dalam bulan Syaban hukumnya sunnah muakkad.

Dalam hadits riwayat Imam Baihaqi disebutkan;

شعبان بين رجب وشهر رمضان تغفل الناس عنه ثرفع فيه اعمال العبادفاحب ان لا برفع عملى الا وانا صاءم ،

Syaban adalah bulan di antara bulan Rajab dan Ramadhan, banyak orang yang melupakannya. Padahal dalam bulan itu semua amal hamba disampaikan kepada Allah. Aku lebih senang jika amalku disampaikan kepada Allah, ketika saya sedang berpuasa.

BACA : Jelang Bulan Ramadhan, Pedagang Bunga Tabur Musiman Menjamur di Banjarmasin

Al-Imam Bukhari dan Muslim memberitakan telah berkata Aisyah Radhiyallahuanha bahwa di bulan Syaban, Rasulullah SAW berpuasa sehingga aku beranggapan beliau tidak pernah berbuka, dan beliau tidak berpuasa sehingga aku beranggapan beliau tidak pernah berpuasa. Aku tak pernah melihat beliau berpuasa penuh satu bulan kecuali bulan Ramadhan, dan aku tak pernah melihat beliau lebih sering berpuasa kecuali daripada bulan Syaban.

Justru ketika memasuki bulan Syaban dalam kalender Hijriyah membuat manusia sering kali lalai untuk mengisinya dengan peribadatan sunah. Karena mereka larut dengan istimewanya bulan Rajab yang termasuk bulan mulia dan juga menanti bulan sesudahnya yaitu bulan Ramadhan.

BACA JUGA : Akhiri Syaban dengan Ziarah Kubur, Ketua MUI Kalsel : Bisa Lembutkan Hati dan Ingat Mati

Tatkala manusia lalai, inilah keutamaan  melakukan amalan puasa ketika itu. Sebagaimana seseorang yang berzikir di tempat orang yang sedang lalai dari mengingat Allah SWT. Seperti ketika berada di pasar, maka zikir ketika itu adalah amalan yang sangat istimewa.

Untuk diketahui puasa di bulan Syaban sebagai sarana riyadah atau latihan sebelum memasuki bulan Ramdhan. Jika seseorang  sudah terbiasa berpuasa sebelum puasa Ramadhan, tentu dia akan lebih kuat dan lebih bergairah untuk melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan.

BACA JUGA : Malam Tutup Buku catatan Amal Setahun, Masjid Sultan Suriansyah Memutih

Semoga melalui hikmah bulan Syaban, kita semua dengan   status sosial apapun,  bisa mengevaluasi diri untuk berbuat jujur, amanah tidak khianat dan saling memaafkan dan saling mengayomi. Terutama dalam rangka mempersiapkan diri menuju bulan Ramadhan yang penuh rahmah, magfirah dan pembebasan dari segala dosa yang pada gilirannya mendapat derajat takwa.(jejakrekam)

Penulis adalah Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalsel

Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.