Nasib Warga Kolong Jembatan Antasari: Pernah Dijanjikan Tempat Tinggal, Tak Kunjung Terealisasi

0

MESKI sudah dibongkar aparat, kawasan sekitar kolong Jembatan Antasari Banjarmasin sampai saat ini masih dihuni sejumlah tunawisma. Warga setempat mengaku tak tahu harus pergi ke mana lagi selain menggantungkan hidup di sana.

KARTASIAH (65 tahun) menjadi salah satu warga yang sampai saat ini masih tinggal di bawah Jembatan Antasari. Ia kini mendirikan gubuk berukuran 2×2 meter dengan kasur lapuk serta atap terpal.

Lantaran kolong sudah ditutup permanen oleh Satpol PP Banjarmasin beberapa tahun lalu, mereka mendirikan “rumah darurat” itu di sekitar siring depan Swiss Belhotel Banjarmasin.

“Handak kaya apa lagi, kami tidak punya tempat tinggal. Untuk sewa rumah kada kawa bayar,” ujar Kartasiah kepada jejakrekam.com, Senin (14/3/2022) pagi.

BACA JUGA: Curhat Manusia Kolong Jembatan Antasari, Pernah Dijanjikan Dinsos Tempat Tinggal Tetap

Selain dirinya, ada satu orang laki-laki dan dua perempuan lainnya yang terpantau masih menghuni kawasan bawah Jembatan Antasari.

Durahman (68 tahun), seorang kakek yang juga tinggal di bawah Jembatan Antasari, juga menceritakan hal serupa. Ia mengaku bingung harus mencari tinggal di mana karena rata-rata pekerjaan sehari-hari juga sebagai buruh dengan upah rendah.

“Kepada pemerintah, Dinas Sosial Banjarmasin, tolong perhatiannya. Memang kami ini tidak punya kartu penduduk Kota Banjarmasin, tapi kami juga mnta diperhatikan. Bagaimana supaya dapat perlindungan,” ujarnya.

BACA JUGA : Tangis Cahaya Pecah, Penghuni Kolong Jembatan Antasari Tak Menyangka Digusur

Salah satu bantuan yang paling realistis menurut Durahman adalah pemkot mesti menyediakan rumah singgah bagi para warga di kolong jembatan.

Diwartakan sebelumnya, warga kolong Jembatan Antasari memang pernah bercerita bahwa petugas yang mengaku berasal dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Banjarmasin. Janjinya tidak lain yakni bakal memberikan tempat tinggal yang layak terhadap mereka.

“Kami pernah dijanjikan oleh Dinas Sosial Kota Banjarmasin, untuk disewakan tempat tinggal. Tapi sampai sekarang belum terealisasi,” ucap Aluh.

BACA JUGA : Masyarakat Miskin dan Rentan Miskin Akibat Pandemi Covid-19 di Kalsel Capai 314.559 KK

Aluh (55 tahun) adalah seorang perantau. Dia merupakan penghuni paling senior alias yang sempat lawas bermukim di kolong jembatan, yang lokasinya hanya selemparan batu dari Pasar Lima Banjarmasin itu.

Hal senada juga diungkapkan Fatimah, 47 tahun. Menurutnya, pihak Dinsos Banjarmasin sudah sering datang mendata. Bahkan membawa identitas mereka seperti kartu keluarga dan kartu tanda penduduk. “Kalau untuk makan sehari-hari, kami bisa mencari. Tapi untuk membayar sewa rumah, kami tidak mampu. Mereka berjanji menyewakan kami rumah,” tuturnya. (jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.