Curhat Manusia Kolong Jembatan Antasari, Pernah Dijanjikan Dinsos Tempat Tinggal Tetap

0

FENOMENA penghuni kolong jembatan atau yang sering dikenal manusia kolong, seakan tidak asing di telinga kita. Terkhusus, bagi warga Banjarmasin di seputaran Jembatan Antasari.

DI Banjarmasin, problema sosial ini hampir bisa ditemui setiap jembatan besar yang strategis untuk dihuni. Salah satunya di kawasan Jembatan Antasari Banjarmasin.

Ditemui jejakrekam.com, Minggu (13/9/2020) di sela rutinitas keseharian mereka. Satu per satu dari penghuni kolong jembatan Antasari ini menceritakan asam garam kehidupan mereka disana.

Hampir tiap hari ada saja hal yang mengusik ketenangan mereka. Mulai dari hewan liar seperti biawak sampai ular piton. Entah datang karena cuman iseng atau memang gemar mengacak-acak peristirahatan mereka.

BACA : Atasi Fenomena Penghuni Kolong Jembatan Antasari Perlu Ketegasan

Tak ketinggalan pula kedatangan dari petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Banjarmasin, yang acap kali menertibkan para manusia kolong ini.

“Bahkan ketika kami sedang enak tidur. Tiba-tiba pagi, mereka datang. Ya, kami hanya bisa berdiam. Mau melawan juga tidak mungkin,” ucap Leha, salah seorang penghuni kolong Jembatan Antasari.

Meski sudah ditertibkan, bak ikan pulang ke lubuk, para manusia kolong ini tetap kembali ke tempat semula di bawah Jembatan Antasari, yang letaknya cukup dekat dengan hotel berbintang, Swiss-Belhotel Borneo Banjarmasin.

BACA JUGA : Tangis Cahaya Pecah, Penghuni Kolong Jembatan Antasari Tak Menyangka Digusur

Usut punya usut, rupanya mereka menunggu janji seorang petugas yang mengaku berasal dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Banjarmasin. Janjinya tidak lain yakni bakal memberikan tempat tinggal yang layak terhadap mereka.

“Kami pernah dijanjikan oleh Dinas Sosial Kota Banjarmasin, untuk disewakan tempat tinggal. Tapi sampai sekarang belum terealisasi,” ucap Aluh.

Aluh (55 tahun) adalah seorang perantau. Dia merupakan penghuni paling senior alias yang paling lawas bermukim di kolong jembatan, yang lokasinya hanya selemparan batu dari Pasar Lima Banjarmasin itu.

Hal senada juga diungkapkan Fatimah, 47 tahun. Menurutnya, pihak Dinsos Banjarmasin sudah sering datang mendata. Bahkan membawa identitas mereka seperti kartu keluarga dan kartu tanda penduduk.

“Kalau untuk makan sehari-hari, kami bisa mencari. Tapi untuk membayar sewa rumah, kami tidak mampu. Mereka berjanji menyewakan kami rumah,” tuturnya.

BACA JUGA : Masyarakat Miskin dan Rentan Miskin Akibat Pandemi Covid-19 di Kalsel Capai 314.559 KK

Dari jumlah mereka pada siang itu, hanya empat orang yang bisa bekerja. Itu pun serabutan. Seperti dua pemuda yakni Robi (26 tahun) dan Ipul, 35 tahun. Keduanya berprofesi sebagai kuli angkut.

Kemudian, ada Samaiyah 41 tahun yang bekerja sebagai pemungut bawang sisa di pasar dan Fatimah (47 tahun) yang berprofesi sebagai peminta-minta.

Sementara Aluh dan Leha, kini hanya bisa berdiam diri. Keduanya, mengaku tak lagi kuat untuk bepergian ke mana-mana. Mereka pun kini hanya bertugas sebagai juru masak di situ, hingga mengumpulkan plastik dan kardus bekas untuk dijual.

“Paling jauh, mereka naik ke atas jembatan ini,” ucap Ipul, yang terlihat paling murah senyum di antara lainnya.

Untuk keperluan makan sehari-hari. Mereka harus urunan. Masing-masing menyetor Rp 5 ribu untuk membeli beras dan lauk pauk secukupnya. Uang sisa urunan, kemudian dibelikan air minum. Per jeriken seharga 500 perak.

BACA JUGA : Ada 41.044 Warga Banjarmasin Miskin, Ombudsman : Penghuni Kolong Jembatan Harus Dientaskan

Kondisi keenam orang penghuni kolong Jembatan Dewi itu sangat memprihatinkan. Kardus atau sepanduk digelar sebagai tempat tidur. Pakaian pun ditumpuk di situ. Atau di atas tiang-tiang besi.

Pada dasarnya, mereka mengaku tak ingin berlama-lama tinggal bawah pondasi jembatan, tanpa ada dinding pembatas yang membuat mereka langsung bersentuhan dengan angin malam.

Namun lantaran keadaan, mereka pun tak ada pilihan lain. “Kami harus menjalaninya sembari berharap ada orang yang membantu,” timpal Leha.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2020/09/13/curhat-manusia-kolong-jembatan-antasari-pernah-dijanjikan-dinsos-tempat-tinggal-tetap/
Penulis M Syaiful Riki
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.