Bukan Bandingkan Azan dengan Gonggongan Anjing, Ini Pembelaan dari Ketua PBNU

0

SOROTAN publik khususnya umat Islam tertuju ke sosok Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, gara-gara analoginya yang membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing, terus memantik reaksi keras.

KETUA Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan dan Hubungan Masyarakat, H Muhammad Tambrin pun angkat bicara. Dalam rekaman video berdurasi 05.49 menit dikutip jejakrekam.com, Sabtu (26/2/2022), Tambrin pun memberi testimosinya terhadap sosok Gus Yaqut yang merupakan Menteri Agama sekaligus Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda Ansor.

“Saya selaku Ketua PBNU Bidang Keagamaan dan Hubungan Masyarakat mengenal baik saudara Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang merupakan tokoh Pemuda Ansor yang mendunia serta kader ahli sunnah wal jamaah (aswaja),” kata Tambrin dalam testimoninya.

BACA : Kembali Jabat Kepala Kanwil Kemenag Kalsel, Tambrin Bawa Misi Moderasi Beragama

Di mata Tambrin, sosok Menag yang akrab disapa Gus Yaqut merupakan tokoh nasional terdepan yang melawan paham-paham radikalisme, melalui gagasan yang visioner lewat gerakan moderasi beragama di Indonesia.

“Kita juga mengenal Menag (Gus Yaqut) merupakan telada bagi pemuda dalam memberikan nilai-nilai Pancasila dan menjaga keuntuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” kata Tambrin yang juga Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalsel ini.

Ia pun menjelaskan dirinya sebagai Ketua PBNU menyampaikan tanggapan terkait beredarnya pemberitaan di media massa berjudul Menag Bandingkan Toa Masjid dengan Gonggongan Anjing atau Menag Bandingkan Pengeras Suara Masjid dengan Gonggongan.

BACA JUGA : Tersinggung Ucapan Menag Gus Yaqut, Komunitas Muslim Peduli Ancam Lapor ke Polda Kalsel

“Pemberitaan dari media massa dengan dua judul di atas itu sangat tidak enak dan tidak tepat. Menag sama sekali tidak membandingkan suara azan dengan suara anjing, tapi Menag sedang mencontohkan tentang pentingnya pengaturan pengeras suara,” beber Tambrin.

Tangkapan layar video pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Pekanbaru, Riau yang memantik reaksi publik khususnya umat Islam. (Foto Tangkapan Layar)

Mantan Sekretaris Inspektorat Jenderal (Irjen) Kemenag RI ini menceritakan kronologi ketika Menag Gus Yaqut ditanya awak media mengenai Surat Edaran (SE) Nomor 5 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Suara di Masjid dan Mushalla dalam kunjungan kerjanya dan bertemu tokoh agama di Balai Serindit, Kantor Gubernur Riau, Pekanbaru, Rabu (23/2/2022) lalu.

BACA JUGA : Hindari Kelompok Radikal dan Liberal, FKUB Kalsel Tawarkan Konsep Moderasi Beragama

“Saat itu, Menag menjelaskan bahwa dalam hidup di masyarakat yang flural diperlukan toleransi, sehingga perlu pedoman bersama agar kehidupan harmoni, tetap terawat dan baik , termasuk tentang pengaduan kebisingan pengeras suara, apapun yang bisa membuat tidak nyaman!” beber Tambrin.

Masih menurut dia, dalam penjelasan Menag Gus Yaqut memberi contoh sederhana. Satu konteks membandingkan satu dengan yang lainnya.

“Makanya, beliau menyebut kata misal atau bayangkan. Jadi, Menag ketika itu mencontohkan suara yang terlalu keras, apalagi muncul secara dalam waktu yang bersamaan,” ucap Tambrin.

BACA JUGA : GP Ansor Kalsel Ajak Masyarakat Tak Terpancing Soal Kebijakan Pengaturan Pengeras Suara Masjid

Atas fakta itu, Tambrin berkesimpulan jelas tidak pernyataan atau statement Menag Gus Yaqut yang membandingkan suara azan dengan suara anjing menggonggong.

“Hal itu hanya sekadar contoh sederhana terkait dengan suara apapun harus diatur agar tidak mengganggu orang lain. Dan, berulang-ulang, saya cermati dengan seksama pernyataan Menag tersebut tidak ada statement yang mencoba membandingkan suaa azan dengan gonggongan anjing,” tegas Tambrin.

BACA JUGA : Hanya Motivasi Internal, Menag Sebut Kemenag Hadiah untuk NU Sengaja Digoreng

Menurut dia, justru Menag Gus Yaqut menegaskan bahwa penting mengatur kebisingan pengeras suara atau toa. Hingga memberi contoh paling sederhana dan bukan untuk membandingkan kedua suara tersebut 

“Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak terprovokasi. Mari kita sama-sama memahami secara cermat dengan hati yang bersih, kalimat demi kalimat dan konteks yang disampaikan oleh Menag tersebut,” ucap Tambrin.

Tokoh NU Kalsel ini berharap  umat Islam bisa menjaga ukhuwah wathaniyah (kebangsaan) dengan mengutamakan pikiran dan sikap positif tidak sensitif dan reaktif demi keutuhan NKRI.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.