Biar Alah Surak, Asal Manang Taruh

0

Oleh : Noorhalis Majid

LEBIH mengutamakan hasil – prestasi dari pada sekedar sorak-sorai pencitraan semata. Biarlah tidak terlalu banyak diketahui orang, karena kualitas hasil atau capaian peroleh, jauh lebih penting, dibanding semarak pemberitaan atau publikasi, demikian makna biar alah surak, asal manang taruh.

BIAR kalah sorak, asal taruhannya dimenangkan, begitu arti harfiahnya. Dalam satu pertandingan, terkadang ada sorak-sorai yang sangat kencang, padahal kualitas permainannya biasa saja.

Kemeriahan suporter atau pendukung, lebih hebat dari permainannya itu sendiri, dan ternyata tidak membantu untuk menang, yang terjadi justru kalah.

Sementara itu, ada yang suporternya tidak semarak, namun permainannya sangat bagus – hasilnya menang. Ungkapan ini memberikan gambaran tentang mengutamakan hasil kemenangan ketimbang sorak-sorai. Biarlah kalah dari sisi suporter, asal menang dalam pertandingan.

BACA : Pilgub Kalsel Dalam Pertaruhan Bermartabat

Lebih luas, sering kita temukan banyak yang mengutamakan sorak-sorai berbentuk serimonial – selebrasi, padahal capaiannya tidak seberapa. Bahkan apa yang disebut capaian, hanyalah buah dari pencitraan semata.

Ingin dianggap berhasil – sukses dan berprestasi, lalu dibuat berbagai selebrasi – perayaan kemenangan yang memanipulasi, kenyataannya biasa saja, tidak ada perubahan yang berarti.

Betapa banyak daerah-daerah lebih suka mengejar penghargaan, kenyataannya tidak sesuai predikat yang telah disematkan. Bahkan hampir setiap pekan mengumumkan ke publik telah perolehan capaian penghargaan, fakta kemajuan daerahnya sangat tidak signifikan.

BACA JUGA : Demi Naik Haji, Urang Banjar Tempo Dulu Rela Berlayar Pertaruhkan Hidup

Sebaliknya, ada yang tidak mempedulikan serimonial penghargaan, daerahnya justru lebih maju, sejahtera dan dampaknya dirasakan masyarakat.

Kalau kerja hanya untuk mengejar prestasi simbolik, maka pastilah mudah “dibeli” dengan segala strategi pencapaian atas prestasi tersebut. Akan tetapi, bila yang ingin diwujudkan hasil yang lebih substansi dari cita-cita yang sesungguhnya, maka tidak akan mempedulikan segala predikat prestasi dengan gemerlap selebrasi penganugerahan.

BACA JUGA : Peribahasa Banjar untuk Kritik Pembangunan di Kalsel

Mungkin lebih mulia bekerja dalam senyap, menoreh banyak hasil, tidak tergoda hingar-bingar penganugerahan prestasi.

Ungkapan ini memberikan pelajaran, tidak penting sorak-sorai, yang utama adalah hasil. Gegap-gempita sorak-sorai, belum tentu menggambarkan kualitas akhir. Jangan-jangan sekedar pencitraan, bukan yang sebenar dan senyatanya. Fokuslah pada kualitas – hasil akhir, karena itulah yang paling substansi, biar alah surak, asal manang taruh. (jejakrekam)

Penulis adalah Pemerhati Budaya dan Bahasa Banjar

Staf Senior Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2022/01/01/biar-alah-surak-asal-manang-taruh/
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.