Pesta Rakyat (Demokrasi) di Hari Kasih Sayang

0
Oleh: Akhmad Lazuardi Saragih
CINTA ITU MODALNYA PERASAAN. Kadang lewat cinta, nada-nada perasaan yang membathin dapat memantulkan cahaya kasih dan sayang. Itulah arti cinta sesungguhnya. Mencintai juga dapat diartikan luas, sesuai maksud dan tujuannya.

Apalah artinya cinta? jika cinta tak pernah datang. Rabu, 14 Febuari 2024, Indonesia kedatangan nada-nada cinta. Pentas pesta rakyat yang digelar melalui pemilu menggaung luas di berbagai pelosok nusantara, tak terkecuali di belahan dunia manapun.

Pemilu atau pemilihan umum adalah proses demokratis di mana warga suatu negara secara berkala memilih wakil mereka untuk menempati jabatan-jabatan pemerintahan. Pemilu merupakan pondasi dari dasar sistem pemerintahan demokratis, di mana rakyat memiliki hak memilih dan dipilih.

Tolak ukur suatu negara yang menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi adalah dengan menyelenggarakan pemilu. Tujuan penyelenggaraan pemilu, memungkinkan terjadinya peralihan pemerintahan secara aman dan tertib serta melaksanakan kedaulatan rakyat dan hak asasi warga negara.

Pemilu Indonesia telah berlangsung selama sepuluh (10) kali. Dimulai pada tahun 1955, 1971,1977,1982,1987,1992,1997,1999,2004, 2009. Pelaksanaan pemilu 2004 dan 2009 dipandang berbagai kalangan sebagai pemilu yang paling demokratis. Pemilu 2024, merupakan kali kesebelas penyelenggaraan pemilu di Indonesia.

Kenapa pemilu 2004 dan 2009 dipandang sebagai pemilu yang paling demokratis. Hal itu didasarkan, adanya penyelenggaran pemilu yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang mandiri, adanya panitia pengawas pemilu, serta adanya lembaga yang berwenang menyelesaikan sengketa pemilu, dilanjutkan dengan adanya pengawasan secara independen dari berbagai kalangan serta dukungan dari media yang begitu besar memberitakan tentang pemilu.

Pemilu sendiri diselenggarakan untuk memilih wakil rakyat (DPR, DPD Provinsi, DPRD Kota/ Kabupaten) serta Wakil Daerah (DPD). Dan, yang paling menarik adalah pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung.

Tujuan Pemilu sendiri yakni menegakan prinsip kedaulatan rakyat, melalui keputusan politik yang dituangkan dalam proses pemilihan. Atas prinsip itu, menghasilkan kehendak mayoritas rakyat. Pemilu memberikan rakyat kendali langsung menentukan arah pemerintahan serta berbagai kebijakan-kebijakan yang akan diimplementasikan.

Sistem pemilu legislatif yang diterapkan adalah sistem proporsional dengan daftar caleg terbuka (sistem proporsional terbuka). Melalui sistem ini pemilih dapat menentukan secara langsung calon yang diinginkan.

Sistem pelaksanaan pemilu secara proporsional terbuka seperti yang sudah berlangsung sebanyak empat kali, sejak era reformasi menimbulkan sikap pro dan kontra di tengah masyarakat. Pola sistem pemilu banyak pihak mengagumi bahwa Indonesia telah berhasil melaksanakan pemilunya dengan baik dan telah menjadi negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, setelah India dan AS.

Sebaliknya, banyak pula pihak yang menolak sistem terbuka. Mereka yang menolak berpandangan, sistem proporsional tertutup adalah pilihan yang lebih sesuai dengan cita-cita proklamasi dan amanat reformasi yang telah digulirkan sejak 1998.

Pemilu secara proporsional terbuka, menyebabkan kelembagaan partai politik teramputasi karena meski ia peserta pemilu legislatif, tetapi yang muncul dominan adalah figur orang per orang. Akibatnya, partai politik tak lagi dipandu oleh visi idealisme, kebangsaan, ideologi, kaderisasi, dedikasi serta kompetensi dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi rakyat, tetapi telah tergantikan dengan demokrasi elektoral.

Dalam keadaan itu, partai politik tak lagi berdaya menjalankan perananya. Misalnya dalam hal, menyiapkan kaderisasi terbaik bangsa, melakukan pendidikan politik bagi masyarakat sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya, serta meningkatkan kesadaran hak dan kewajiban masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pemilu sebagai pelaksanaan demokrasi suatu bangsa, di sisi lain memiliki potensi risiko yang tinggi terjadinya tindak pidana korupsi. Indikasinya adalah terjadinya modus atau praktik money politic. Berbagai upaya pencegahan tindak pidana korupsi atas penyelenggaraan pemilu penting dilakukan agar Pemilu dapat berjalan sesuai dengan asas jujur, adil dan berintegritas dengan menghindari politik uang maupun politik transaksional.

***

Tak ada pesta yang gratis, apalagi bagi rakyat jelata seperti penulis. Penulis, memaknai pemilu hanyalah pentas pesta demokrasi sesaat. Pentas demokrasi tak melulu melalui pemilu. Pentas demokrasi bisa bergulir seiring pemerintahan membawa arah kereta demokrasi.

Jika pemerintahan terpilih membawa kereta demokrasi ke arah simpangan yang runyam, penuh kesepian, di jalan terjal serta penuh dengan gelombang rintangan; tentu kereta yang dibawa pun konsekuensinya bakal lama menuju pintu kedatangan.

Sekarang, pemilu 2024 telah usai. Kita bersyukur penyelenggaraan pemilu berlangsung aman dan tertib. Penulis berpandangan, pemilu adalah pertemuan silang budi. Budi baik tentu dibalas dengan budi baik. Budi buruk tentu tak harus dibalas dengan budi buruk.

Kita doakan Indonesia lepas dari jeratan kemiskinan rakyatnya. Semakin makmur masyarakatnya. Semakin jaya Indonesianya. Kita doakan pula, Nusantara ini semakin kuat dalam menghadapi pelbagai cobaan dan gelombang marabahaya yang datang bertubi-tubi, dengan cara menjaga kerukunan dan kedamaian rakyatnya. Tentu tujuan utamanya adalah untuk kemaslahatan bangsa ini kedepannya.

Permasalahan utama bangsa Indonesia dewasa ini lebih disebabkan faktor internal yang datang dari bangsanya sendiri, khususnya dalam hal menata tatanan berdemokrasi. Kita telah menganut sistem demokrasi sebagai bagian perjalanan bangsa ini, tentu Pancasila sebagai pemurnian asas demokrasi harus terus digelorakan sebagai pedoman dan falsafah bangsa.

Pancasila sebagai falsafah hidup bernegara, nilai-nilainya wajib dijadikan dasar dan motivasi dalam segala sikap, tingkah laku, serta perbuatan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dalam mencapai tujuan bernegara.

Penulis ucapkan selamat kepada pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka untuk memimpin Indonesia pada hari-hari ke depan. Kita ucapkan pula selamat kepada Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar serta Ganjar Pranowo dan Mahfud MD yang telah mewarnai perjalanan bangsa ini dalam proses berdemokrasi di pemilu 2024 ini.

Tanpa beliau-beliau tersebut pesta demokrasi pemilu 2024 sungguh tidak memberikan warna-warni proses berdemokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bekerjalah wahai Presiden-ku! Tepati janji-janji mu. Kibarkan Sang Pusaka Merah Putih di gemerlapnya kancah dunia internasional. Kami tunggu kerja bakti mu untuk Indonesia. Kami tunggu pula kecintaan mu kepada rakyat jelata. Kami anak negeri ini hanya butuh cinta dan kasih sayang.

Selamat bekerja Tuan Prabowo.! Presiden ke delapan Indonesia. Presiden kami semua…(*)

Akhmad Lazuardi Saragih

Penulis adalah Pegiat Jurnalisme, Alumni FISIP ULM

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.