Garis di Watun Kawa Dikarik, Gigis Diri Ditamui

0

Oleh : Noorhalis Majid

SEGALA yang sudah ditakdirkan – ditentukan Tuhan, pasti kita temui. Semua takdir sudah digariskan, tidak bisa dihapus.

HANYA bisa berdoa, kalau sudah suratannya, akan ditemui – tanpa mampu menghindarinya, itulah makna garis di watun kawa dikarik, gigis diri ditamui.

Garis di balok pembatas depan pintu bisa dihapus, garis diri ditemui, begitu arti harfiahnya. Pada bangunan rumah banjar, ada bagian yang disebut watun, yaitu balok pembatas di depan pintu, pembatas antara teras dan ruang tamu, atau pembatas antara ruang keluarga dan kamar, atau antara ruang tengah dan dapur.

Bentuknya berupa balok dihaluskan. Rupanya, watun sering diberi garis, tapi mudah saja untuk dihapus. Sekalipun garis tersebut lengket, bisa dikerik hingga hilang sama sekali.

BACA : Teranyar ‘Dijamak Jibril’, Dokumentasikan Paribasa Banjar Berisi Nasihat dalam Tiga Buku

Dipinjam sebagai perumpamaan, bahwa garisan hidup tidak seperti garis yang ada pada watun. Harus dihadapi, pasti ditemui semua yang sudah ditentukan Tuhan.

Dalam agama, diyakini ada tiga hal besar yang sudah digariskan Tuhan, yaitu rezeki, jodoh dan maut. Walau sudah ditentukan, manusia tetap harus membuat perencanaan agar rezeki didapatkan dengan mudah, jodoh datang sesuai harapan dan maut menjemput dengan segala persiapan serta kebahagiaan. Walaupun sudah dipersiapkan, bila tidak sesuai harapan, kembalikan bahwa itulah yang sudah digariskan.

BACA JUGA : Lama Vakum, Dewan Kesenian Banjarmasin Kembali Gelar Ajang Musyawarah Seniman

Seorang pedagang pagi hari sudah mempersiapkan barang dagangannya dengan segala promosi dan pelayanan terbaik, harapannya pembeli banyak yang datang.

Ternyata tiba-tiba hujan turun sangat deras, hanya ada dua tiga orang pembeli yang datang, harapan tidak tercapai. Tidak bisa dilawan, begitulah garisan Tuhan soal rezeki. Begitu juga soal jodoh dan maut, walau sudah merencanakannya dengan segala persiapan, sering kali terjadi tanpa mampu diduga. Jangan kecewa, itu ketentuan Tuhan.

BACA JUGA : Peribahasa Banjar untuk Kritik Pembangunan di Kalsel

Ungkapan ini memberikan pelajaran, agar sadar bahwa garis diri pasti ditemui, tidak bisa dihapus. Persiapkan diri agar tabah dan pasrah menghadapi segala kemungkinan yang sudah ditentukan Tuhan.

Jangan lupa berusaha dan berupaya mewujudkan harapan. Kalau tidak tercapai, yakinlah rencana dan ketentuan Tuhan pasti lebih baik. Sebab, garis di watun kawa dikarik, gigis diri ditamui. (jejakrekam)

Penulis adalah Pemerhati Budaya dan Bahasa Banjar

Staf Senior Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin

Mantan Kepala Perwakilan Ombdusman Provinsi Kalsel

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.