Orang Miskin Baru Bertambah di Banjarmasin, Fraksi PKS Usul Rumah Penerima Bansos Diberi Tanda

0

DATA penduduk miskin ternyata terus meningkat di Banjarmasin. Ini berdasar data yang diliris dari laman Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Banjarmasin mencatat hingga tahun 2020 tercatat ada 31.307 jiwa.

JUMLAH penduduk miskin di ibukota Kalimantan Selatan ini meningkat dibanding dua tahun sebelumnya. BPS Banjarmasin mencatat pada 2018 terdata 29.240 jiwa dan 2019 terinput mencapai 29.648. Ini berarti dibanding tahun 2019, terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin di Banjarmasin sebanyak 2.067 orang.

Ternyata ada tren kenaikan jumlah penduduk miskin di Banjarmasin jika melansir data BPS. Sebut saja, pada 2015 tercatat 29.950 jiwa, 2016 (28. 750 jiwa) dan 2017 (28. 935 jiwa). Hanya pada periode 2012, 2013 dan 2014 saja terjadi tren penurunan penduduk miskin kota di Banjarmasin.

Anggota Komisi IV DPRD Banjarmasin, Hendra mengaku adanya penambahan total penduduk miskin di kota akibat pandemi Covid-19 hampir dua tahun belakangan ini.

“Namun, kriteria antara BPS dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin untuk kategori penduduk miskin itu berbeda. Makanya, data ini harus disinergikan, sehingga kita bisa mendapat data valid mengenai tingkat kemiskinan kota,” ucap Hendra kepada jejakrekam.com, Senin (24/10/2021).

BACA : Lebih Setahun Pandemi Di Banjarmasin: Angka Kemiskinan Bertambah, Jumlah Bantuan Berkurang

Sekretaris Fraksi PKS DPRD Banjarmasin ini mengutip  Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), penduduk miskin di Banjarmasin mengalami penambahan sampai ribuan orang dalam kurun waktu 2020-2021.

Terbukti data per Maret 2020 lalu, tepatnya sebelum pandemi masuk ke Banjarmasin, jumlah rumah tangga dengan kategori sangat miskin hingga rentan miskin sebanyak 40.653 rumah tangga. Dengan total 143.308 anggota rumah tangga. Peningkatan angka yang tajam terlihat sejak Oktober 2020.

BACA JUGA : Ditarget Rp 13 Miliar, Zakat Diyakini Solusi Mengentaskan Kemiskinan

Jumlah rumah tangga sangat miskin dan rentan miskin di ibukota Kalsel bertambah sebanyak 8.373 rumah tangga. Nah, jika dikalkulasikan, total angka rumah tangga sangat miskin dan rentan miskin saat ini menjadi 49.026 jiwa. Sedangkan anggota rumah tangga menjadi 163.391 jiwa, atau melonjak sebanyak 20.083 orang.

Sekretaris Fraksi PKS DPRD Banjarmasin, Hendra saat dwawacarai awak media beberapa waktu. (Foto Dok Sunarti)

“Ini artinya ada penambahan orang miskin baru (OMB) di Banjarmasin. Ya, mereka ini terdampak langsung dari pandemi Covid-19. Data ini harus segera divalidasi sehingga sasaran bantuan sosial (bansos) yang disalurkan pemerintah kota bisa presisi atau tepat sasaran,” beber akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat ini.

BACA JUGA: Pentas Badut Jalanan di Banjarmasin, Sebuah Potret Kemiskinan Kota

Sudah jadi rahasia umum, Hendra menyebut data rumah tangga miskin atau penduduk miskin itu selalu fluktuatif jika menyangkut adanya bansos. Seperti data warga miskin justru dibuat para ketua RT berasal dari kalangan keluarga.

“Ini mengapa pentingnya pihak kelurahan itu harus mengecek ulang. Mereka harus memvalidasi data itu, sehingga orang miskin baru akibat pandemi bisa dapat bansos. Kita bisa saja meniru apa yang diterapkan di Jawa. Rumah penerima bansos itu diberi tanda atau label rumah miskin atau sebagainya. Jadi, ada rasa malu ketika rumah penerima itu ternyata layak huni. Jadi, bansos bisa tepat sasaran pada orang benar-benar miskin,” papar Hendra.

BACA JUGA : Hanya untuk Warga Miskin, ASN Pemkot Banjarmasin Diingatkan Tak Pakai Gas Melon

Mantan Ketua DPD PKS Banjarmasin ini mengakui dalam porsi belanja bantuan sosial di APBD Perubahan 2021 dialokasikan anggaran sebesar Rp 13,8 miliar lebih. Terjadi penurunan dibanding APBD 2020 awalnya sebesar Rp 16,2 miliar lebih baik untuk bantuan individu, keluarga dan kelompok masyarakat.

Ini belum lagi porsi anggaran dalam belanja tak terduga di APBD-P 2021 naik menjadi Rp 14 miliar lebih, dibanding sebelumnya Rp 13,3 miliar lebih. Bahkan, dalam APBD 2020 untuk alokasi anggaran penyediaan jarring sosial dikucurkan dana Rp 1,6 miliar bersumber dari belanja tak terduga dan program bansos di SKPD. Ini dihitung dari total anggaran Covid-19 Banjarmasin pada 2020 segede Rp 88,5 miliar lebih.

“Inilah mengapa kami meminta agar data jumlah penduduk miskin maupun rumah tangga miskin harus terus update. Karena menyangkut keterbatasan anggaran yang ada dalam APBD Banjarmasin, sehingga bisa tepat sasaran,” pungkas Hendra.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2021/10/26/orang-miskin-baru-bertambah-di-banjarmasin-fraksi-pks-usul-rumah-penerima-bansos-diberi-tanda/
Penulis Siti Nurdianti/Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.