Baudak Banyu Basah, Baudak Api Latup

0

Oleh : Noorhalis Majid

SETIAP yang dilakukan, selalu ada konsekuensinya. Segala perbuatan dan tindakan, pasti ada resiko. Sebelum berbuat, pikirkan akibat dan konsekuensi yang ditimbulkan. Bila tidak mampu menanggungnya, jangan coba dilakukan, karena pasti menerima akibat – buah dari perbuatan, itulah makna baudak banyu basah, baudak api latup.

BERMAIN air basah, bermain api lepuh, begitu arti harfiahnya. Dua perumpamaan yang sangat jelas, karenanya bila tidak ingin basah, jangan bermain air. Begitu juga, bila tidak ingin lepuh – terbakar, jangan bermain api. Dua benda ini dipinjam sebagai perumpamaan, menggambarkan bahwa segala konsekuensi, mengikuti apa yang dilakukan. Kalau sudah tahu akibatnya, bila benar terjadi, tidak perlu mengeluh, apalagi menyesal.

Sepandai apapun bermain air, basah juga yang didapatkan. Begitu juga dengan api, bagaimanapun hebat memainkannya, lepuh juga yang diperoleh. Maka berhati-hatilah dalam bertindak, ada hasil yang pasti diperoleh. Kalau sudah tahu hasilnya buruk, lebih baik jangan dilakukan. Misalnya, mengkonsumsi narkoba itu hasilnya pasti merusak diri – jangan coba mendekatinya.

BACA : Peribahasa Banjar untuk Kritik Pembangunan di Kalsel

Begitu pun tindakan lain yang resikonya sangat besar, seperti korupsi, perbuatan amoral, asusila, dan lain sebagainya, yang dapat mempermalu dan bahkan menghancur diri sendiri – jangan coba melakukan.

Terkadang bebal, sudah tahu risikonya, tetap saja dilakukan. Mudah sekali tergoda, mencoba, berspekulasi, atau bermain-main dengan resiko. Alasannya, asal tidak ketahuan, asal tetap berhati-hati, atau asal tidak berlebihan. Semua alasan itu, bahkan menggoda untuk berani melakukan hal yang sangat beresiko. Semakin berisiko, semakin membanggakan. Pada saat benar-benar terjadi, sesal kemudian sudah tidak berguna – nasi sudah jadi bubur.

BACA JUGA : Dampak Budaya Pemindahan Ibukota Negara

Ungkapan ini mengingatkan, bahwa semua hal ada konsekuensinya. Hendaklah tahu akan segala risiko dan konsekuensi dari tindakan dilakukan. Jangankan berbuat, bahkan berdiam diri pun – tidak melakukan apa-apa, juga ada risikonya.

Belajarlah mengelola risiko, sehingga dapat diminalkan – diatasi agar tidak merugikan diri sendiri. Sadar akan resiko, membuat waspada, dan tahu apa yang harus dilakukan bila benar terjadi. Mempersiapkan diri, sehingga tidak berakibat fatal. Yang paling penting, tahu dan sadar bahwa baudak bayu basah, baudak api latup.(jejakrekam)

Penulis adalah Pemerhati Budaya dan Bahasa Banjar

Staf Senior Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.