Guru Danau Wafat, Kakanwil Kemenag Kalsel Sampaikan Duka Mendalam

0

BERITA dan ucapan duka atas wafatnya KH Asmuni atau Guru Danau mengalir dari berbagai penjuru Banua, di berbagai media massa termasuk pula dari jajaran pejabat di Kalimantan Selatan. Tak terkecuali dengan H Muhammad Tambrin.

KEPALA Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalsel ini mengaku, memiliki kesan yang mendalam terhadap sosok Guru Danau yang telah tutup usia di kediamannya di Desa Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Jumat (2/2/2024), atau bertepatan 21 Rajab 1445 Hijriah.

“Alhamdulillah, saya pernah beberapa kali bersilaturrahmi dan mendengarkan petuah beliau. Sebagai ulama, beliau merupakan sosok kharismatik dan figur penting sebagai panutan bagi masyarakat,” katanya.

BACA: Kabar Duka dari Danau Panggang, Ulama Kharismatik Banua Guru Danau Meninggal Dunia

“Oleh karenanya, atas nama keluarga besar Kementerian Agama Kalsel kami menyampaikan belasungkawa serta turut berduka cita yang mendalam atas wafatnya beliau. Inna lillahi wa inna ilaihi raji`un, dengan penuh rasa sedih, kami mengucapkan belasungkawa atas berpulangnya Guru Danau. Semoga Allah SWT mengaruniakan rahmat-Nya kepada beliau, aamiin,” katanya.

Dilansir dari berbagai sumber media online, KH Asmuni dilahirkan pada tahun 50-an di Danau Panggang, yang merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara.

Ayah beliau bernama Haji Masuni berasal dari daerah Danau Panggang. Sedangkan ibunya bernama Hajjah Masjubah, berasal dari daerah Marabahan yang pindah ke Danau Panggang.

Guru Danau menempuh pendidikan tingkat dasar di Madrasah Ibtidaiah di Pesantren Mu’alimin Danau Panggang dan Madrasah Tsanawiyah Pesantren Mu’alimin Danau Panggang.

BACA JUGA: Guru Danau Wafat, Paman Birin Kehilangan Sosok Ulama Kharismatik Banua

Kemudian meneruskan ke tingkat aliyah di Pesantren Darussalam Martapura. Selama belajar di Pesantren Darussalam, Guru Danau juga belajar dengan sejumlah ulama berpengaruh, diantaranya Tuan Guru Semman Mulya, Tuan Guru Royanidan Tuan Guru Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul.

Setelah menamatkan pendidikan di Darussalam, Guru Danau dianjurkan Abah Guru Sekumpul untuk kembali belajar di Pesantren Datuk Kalampaian Bangil, Jawa Timur.

Guru Danau membuka pengajian agama di Desa Bitin sejak Tahun 1980, dan mengajar di Pesantren Salatiah. Kemudian mulai 1981, Guru Danau juga membuka pengajian di Danau Panggang sampai sekarang.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.