Terus Melonjak, Simak Apa Kata Ahli Epidemiologi Kalsel Tentang Covid-19

0

KASUS Covid-19 di Kalimantan Selatan dalam sepekan ini terus mengalami lonjakan. Tercatat pada hari Sabtu (24/7/2021), yang terkonfirmasi positif mengalami kenaikan sebanyak 690 orang.

AHLI epidemiologi, dr IBG Dharma Putra MKM menjabarkan penularan Covid-19. “Saya tidak lagi berbicara jumlah kenaikan, tetapi berapa yang sudah diketemukan dan berapa yang belum ditemukan,” ujarnya kepada jejakrekam.com, Sabtu (24/7/2021).

“Sebenarnya jumlah kenaikan 600 atau 1.000 itu tidak penting, apakah itu jumlah yang sebenarnya atau jumlah yang ditemukan,” kata Mantan Direktur RSUD Sambang Lihum ini.

BACA: PSBB Terbukti Gagal? Saatnya Pakar Epidemiologi Berada di Garda Terdepan Atasi Wabah Covid-19

“Tandanya, semua sudah diketemukan itu kalau testingnya kredibel. Misalnya, ditemukan satu orang dari seribu setiap minggunnya, tetapi kalau testing kurang kredibel berarti belum semua ditemukan,” sambungnya.

“Nah, kalau semua belum diketemukan, berarti oang itu masih belum diisolasi. Masih belum dirawat di rumah sakit, tentu yang bersangkutan masih melakukan mobilitas. Artinnya dia akan kemana-mana menularkan penyakitnya. Banyak yang belum ditemukan, ya harus lockdwon, serta lakukan PPKM darurat,” sesalnya.

“Kita berbicara data di Kalsel. Kredibel atau belum, saya katakan masih belum kredibel. Terutama saya lihat di beberapa kabupaten/kota,” sindirnya.

BACA JUGA: Kasus Positif Covid 19 Terus Naik, Ahli Epidemiologi: Ini Penyebabnya

Kabupaten/kota tingkat kasusnya rendah berarti lolos dari pandemi. Kemungkinan testing yang dilakukan sedikit. “Kalau hari libur kasus turun, kalau hari kerja kasusnya naik lagi, ini karena testingnya. Jadi turun dan naiknya kasus covid itu tergantung testing, makanya sekarang testingnya harus diperbaiki. Diperbaiki seperti datanya Menteri Kesehatan, dimana testing harus dinaikkan sampai 400 ribu dalam satu hari dari 250 juta penduduk Indonesia, berarti itu sudah kredibel,” bebernya.

Suatu wilayah yang dikatakan zona hijau, tapi sumber datanya tidak kredibel, tentu berakibat salah dalam mengambil kebijakan.

“Treking saja ketemunya saat orang datang ke Puskesmas, bukan didapat oleh petugas. Harusnya dari rumah-kerumah, ditelusuri sekalian lakukan vaksinasi. Ya harusnya lakukan saja dengan door to door,” usul ahli epedemiologi Kalsel yang juga mantan Sekdakab Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.