Posting Kritik Presiden Jokowi, Akun Ketua BEM ULM Ahmad Rinaldi Diserang Buzzer

0

USAI Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogkarta, kini giliran BEM Keluarga Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melontarkan kritik tajam kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

MELALUI postingan di akun sosial media, BEM ULM menyebut saat menjadi calon presiden hingga menjadi presiden, Joko Widodo kerap kali menyampaikan janji-janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras.

“Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari HAM, pembangunan pangan, penguatan KPK, dan rentetan janji. Lantas, kapan janji tersebut akan terealisasi?,” ujar Ketua BEM ULM,  Ahmad Rinaldi saat dihubungi jejakrekam.com, Jum’at (9/7/2021).

Dia membandingkan antara sejumlah pernyataan-pernyataan Presiden Jokowi yang terekam melalui berita-berita media dengan kebijakan yang ternyata dipilih dan diterapkan.

Tak ayal kritik yang disampaikan BEM ULM mendapatkan serangan balik, akun instagram @di._.rante dan @bobby_thecat321 kompak melakukan doxing kepada Ketua BEM ULM. Rinaldi mengakui beberapa saat setelah kritikan kepada Presiden Jokowi, akun sosial medianya gencar diserang akun anonim.

“Mungkin sekitar 80 dm (direct message) ke IG ulun (saya) yang masuk, isinya perkataan sampah, setelah saya cek, paling pengikutnya cuman belasan hingga puluhan saja,” ujar Rinaldi.

BACA : Dua Aktivis Mahasiswa Jadi Tersangka, Wakil Rektor III ULM : Jangan Sampai Perkara ke Pengadilan

Dia menanggapi hal itu dengan santai. Menurutnya, upaya doxing yang diindikasikan datang dari buzzer atau pendukung, imbas kritik yang disampaikan BEM ULM.

“Ketika mereka (buzzer) tidak bisa menyanggah substansi, ya pastinya menyampaikan fitnah, saya kira masyarakat sudah cerdas menilai, mana yang benar mana yang salah,” tegas Rinaldi.

Postingan BEM ULM di akun IG dan serangan doxing yang dialami Ketua BEM ULM. (Foto Tangkapan Layar)

Dia menyebut Wakil Rektor III ULM (Muhammad Fauzi Makki) juga telah memanggil pengurus BEM untuk mengklarifikasi unggahan tersebut. Rinaldi mengaku telah diperintahkan Wakil Rektor III ULM untuk mencabut unggahan tersebut.  Mereka dengan tegas menolak untuk mencabut unggahan tersebut.

“Mereka menegur kami, ini (unggahan) tidak pantas, tetapi kebijaksanaan kalian saja, yang penting kami (Rektorat ULM) sudah menegur,” imbuh Rinaldi, meniru pernyataan salah satu petinggi kampus itu.

BACA JUGA : Mahasiswa Minta Dugaan Tindak Represif Aparat saat Demo #SaveKPK Diusut Tuntas

Terpisah, pengamat politik Uniska MAB Banjarmasin, Dr Muhammad Uhaib As’ad menilai tindakan mahasiswa beramai-ramai mengkritik orang nomor satu di negeri ini merupakan panggilan jiwa, dengan melihat kenyataan yang ada.

Uhaib berpendapat apa yang dilakukan oleh aktivis mahasiswa berangkat dari kegelisahaan intelektual. Ini dengan mengukur dengan fenomena yang terjadi belakangan waktu.

“Mahasiswa gelisah kemana arah pembangunan dan demokrasi dibawa, semuanya abu-abu di tengah situasi ekonomi yang karut marut akhir-akhir ini,” tegas pengajar FISIP Uniska ini.

BACA JUGA : Kecewa Sikap Ketua DPRD Kalsel, Sederet Kisah Aksi Demonstrasi #SaveKPK

Uhaib menekankan agar negara harus arif dan bijak merespon kritikan dari mahasiswa, bukan dengan merespon dengan cara-cara yang intimidatif. Bagi Uhaib, pendapat dan kritik mahasiswa, merupakan hal yang wajar di ranah demokrasi yang dilindungi undang-undang. 

“Respon dengan doxing, dan intimidasi, lanjutnya menandakan gejala-gejala otoritarianisme yang kian nampak,” ucap doktor lulusan Universitas Brawijaya Malang ini.

“Kalau suara kritis dari mahasiswa, masyarakat sipil dan akademisi itu dibungkam, maka menurut saya kita mengalami jalan mundur berdemokrasi, kembali ke zaman Orde Baru, kepemimpinan yang menampilkan watak otoritarianisme,” pungkas Uhaib.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.