Doakan Nasib Bangsa, PWNU Kalsel Gelar Istighosah dan Khataman Alquran

0

PENGURUS Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan menggelar khataman Alquran dan doa istigasah, Senin (21/6/2021).

KEGIATAN dihelat di dua tempat, khataman Qur’an dimulai setelah shalat Maghrib berjamaah di Pondok Pesantren Bayt Al-Hikmah Banjarbaru. Kemudian dilanjutkan doa istigasah bumi di Pondok pesantren Wali Songo Banjarbaru.

Pengasuh Pondok Pesantren Walisongo KH M Abdul Hamid Marzuki menjelaskan kegiatan ini diselenggarakan berangkat dari kegelisahan NU tentang kondisi kebangsaan belakang waktu.

“Karena keduanya ini merupakan senjata NU, ketika kita melalui keadaan sulit, oleh karena itu kita curhat kepada Allah,” ucap Gus Hamid sapaan akrabnya.

Doa istigasah dan khataman Alquran, sambung Gus Hamid, adalah ikhtiar warga Nahdliyyin untuk berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar memberikan pertolongan kepada hambaNya.

“Semoga dengan acara ini memberikan kedamaian dan menyatukan NKRI yang kita cintai,” ujarnya.

Ketua Serikat Petani Kalsel Dwi Kurniawan Putra menyebut saat ini kondisi bumi tidak baik-baik saja. Ambil contoh awal tahun 2020 pandemi Covid-19 mulai merebak, Hampir seluruh sektor terdampak, tak hanya kesehatan. Sektor ekonomi termasuk sektor pertanian juga mengalami dampak serius akibat pandemi virus corona.

Belum selesai Pandemi Covid-19, kata Dwi awal tahun 2021 Kalsel terendam banjir hebat.

Dia mengatakan peristiwa besar yang terjadi belakangan waktu, membuktikan bumi dalam kondisi tidak baik-baik, alam menunjukkan amarahnya.

Ujung-ujungnya rakyat dan petani kecil yang sebagian besar warga Nahdliyyin yang paling terdampak.

Dwi bercerita kondisi salah satu petani kecil, yang mengalami gagal panen, akibat bencana banjir menerjang awal tahun ini. Hal yang memilukan modal awal petani tersebut menggunakan kredit perbanank, pupuk pun berhutang ke agen.

“Panen tinggal impian, jangankan untuk membayar hutang (bank dan pupuk), untuk makan sehari-hari saja masih bingung mencari kemana,” cerita Dwi.

Dia pun mengajak NU bergerak untuk membantu nasib petani-petani kecil yang terdampak musibah banjir.

Dwi berharap NU memberikan atensi lebih untuk menjaga kelestarian alam, sehingga menimalisir dampak dari kerusakan lingkungan.

“Jika alam dan lingkungan rusak, yang paling dirugikan adalah rakyat dan petani kecil yang mayoritas merupakan warga Nahdliyyin,” imbuhnya.

Sementara itu Ketua PWNU Kalsel Hasib Salim memastikan pihaknya merancang program yang sedemikian rupa untuk memberdayakan rakyat kecil, terutama sektor pertanian.

Hasib sadar sebagian besar warga Nahdliyyin merupakan petani-petani kecil. Sedari dulu, lanjutnya Kyai-kyai NU memang punya kedekatan yang harmonis dengan para petani.

“Yang menghidupi kita itu pertanian, kalau kita menggerakkan pertanian otomatis juga memudahkan pemerintah melaksanakan tugasnya,” tandas Hasib. (jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.