Gaya Hidup Kekinian: Save Our Earth!

0

OLEH: Akbar Rahman

PANDEMI Covid-19 belum menunjukkan ujung jalannya. Mutasi virus ini menunjukkan adanya adaptasi virus terhadap kondisi lingkungan suatu negara. Ditemukan, tidak semua negara memiliki karakter virus ini, seperti ditemukan di India, Jepang dan Inggris, memiliki varian berbeda. Faktor herd immunity juga mempengaruhi masifnya persebaran virus ini. Lingkungan yang sehat tempat kita tinggal dapat menangkal infeksi virus dan bakteri. Maka, menjaga lingkungan adalah benteng efektif melawan Covid-19.

DILIHAT dari fenomena ini, covid-19 menunjukkan keterkaitan dengan aspek lingkungan, tempat tinggal, juga pola aktivitas manusia. Jika dikorelasikan antara fenomena pandemi dan kerusakan alam penyebab climate change, ada benang yang tak terputus.

Ilmuan mengemukan Covid-19 tidak berhubungan langsung dengan climate change, tetapi para ahli tahu bahwa perubahan iklim mengubah cara manusia berhubungan dengan mahkluk hidup lainnya dan itu penting bagi kesehatan serta dapat meningkatkan risiko infeksi.  Banyak akar penyebab climate change dan salah satu dampaknya dapat meningkatkan risiko pandemi, seperti yang dikemukakan oleh Dr. Aaron Bernstein, Director of Harvard Chan C-CHANGE (Center for Climate, Health and The Global Environment), 2021. Pernyataan ini memperkuat keterhubungan pandemi dan terjadinya kerusakan alam penyebab climate change.

Perubahan iklim mempengaruhi kondisi fisik lingkungan, jika kondisi lingkungan baik maka dapat meningkatkan kesehatan dan herd immunity. Kesadaran akan pemahaman ini perlu ditingkatkan dengan mengerti dan berupaya melakukan langkah-langkah preventif untuk menjaga lingkungan tetap seimbang. Konsumsi karbon di era revolusi industri hingga sekarang telah berdampak buruk terhadap lingkungan. Usaha untuk menekan emisi gas kaca terus digalakkan salah satunya melalui program SDG’s atau Sustainable Depelovment Goals dengan sedikitnya 17 target untuk perbaikan lingkungan.

BACA JUGA: Konsep Jadul Kanalisasi hingga Green Development atasi Banjir (1)

Salah satu usaha perbaikan lingkungan adalah meningkatkan mutu pendidikan. Pemberdayaan dan edukasi masyarakat menjadi sangat penting dilakukan tidak hanya dari basis pendidikan utama di sekolah dan kampus serta lembaga pendidikan lainnya. Seperti dikemukakan sebelumnya, aktivitas manusia berperan terhadap kerusakan lingkungan akibat penggunaan karbon.

Terbukti, ketika 11 Maret 2020 WHO mengumumkan pandemi covid 19, dan banyak negara melakukan pembatasan aktivitas hingga lockdown, tercatat di bulan Mei 2020 terjadi penurun emisi karbon secara signifikan sebesar 17%, jika dibandingkan di bulan yang sama tahun 2019. Corinne Le Quéré dkk, pada publikasinya menyebutkan, penurunan emisi ini disebabkan rendahnya penggunaan moda transportasi darat, laut dan udara, dan menurunnya ativitas dan kegiatan produksi industri. Namun 1 tahun pandemi, kantor berita BBC London menyampaikan adanya fenomena titik balik penggunaan karbon yang meningkat dalam berita “Covid-19 paused climate emissions – but they’re rising again”. Tentu ini patut menjadi kewaspadaan.

BACA JUGA: Konsep Jadul Kanalisasi hingga Green Development atasi Banjir (2-Habis)

Menahan laju emisi penyebab climate change adalah keharusan, kita harus membantu pemerintah menjaga lingkungan sekitar, mulai sekarang dan mulai dari diri kita. Sedikitnya ada 10 tatanan sederhana yang dapat  dilakukan; 1) Meningkatkan edukasi akan pentingnya menjaga kelestarian alam melalui pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. 2) Menggunakan konsep keberlanjutan dalam memilih jenis makanan yang sehat tanpa pestisida baik bersumber dari nabati atau hewani. 3) Mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang material yang berpotensi menjadi sampah. 4) Belanja dengan bijak tanpa penggunaan bahan plastik 5) Menghemat penggunaan air dan menjaga terjadinya pencemaran air dari limbah beracun. 6) Selektif dalam penggunaan bahan kimia beracun untuk rumah tangga atau kantor. 7) Menyenangi tanaman dan menanam vegetasi untuk mengurangi polusi udara, dan menjadi sumber oksigen sehingga menjaga keseimbangan alam. 8) Menggunakan alat-alat rumah tangga yang hemat energi, seperti lampu. 9) Menggunakan sepeda untuk kesehatan dan transportasi jarak dekat. 10) Menjadi relawan dan penggiat lingkungan untuk alam lestari.

Di masa Pandemi Covid-19 ini, pilihan hidup selaras dengan alam tidak terbendung lagi. Usaha-usaha meningkatkan mutu lingkungan adalah upaya untuk menjaga keseimbangan hidup antara manusia dan makhluk hidup lainnya. Pilihan ini adalah solusi menjadikan kehidupan kita lebih sehat lagi. Alam yang sehat akan membuat manusianya sehat. Save our earth! Perlu  dikampanyekan lebih luas dengan melakukan hal-hal sederhana di kegiatan sehari-hari, seperti tatanan yang telah disebutkan di atas. Dimulai dari edukasi dan pemberdayaan hingga usaha relawan untuk menyebarluaskan gaya hidup selaras dengan alam untuk menekan laju penggunaan karbon. Gaya hidup kekinian adalah menjaga alam tetap lestari! (jejakrekam)

Penulis adalah peneliti dan penggiat lingkungan hidup | Aktif mengajar di Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

(Isi dari artikel ini sepenuhnya tanggungjawab penulis bukan tanggung jawab media)

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.