Konsep Jadul Kanalisasi hingga Green Development atasi Banjir (2-Habis)

0

Oleh : Akbar Rahman

HAL yang sama terjadi di Kota Banjarmasin, luapan air dari Sungai Martapura memasuki permukiman warga di Sei. Lulut, Jalan Gatot Subroto, Jalan Pramuka, Terminal Km 6 hingga Komplek Bunyamin.

BURUKNYA sistem drainase, dan pendangkalan kanal A. Yani dan Veteran memperlambat aliran air. Tercatat rendaman air dipermukiman warga hingga lebih 1 pekan. Koneksi aliran air di sisi kanan dan kiri di kanal A. Yani masih kurang, koneksi keduanya hanya terhubung oleh jembatan, semestinya ada lebih banyak gorong-gorong di Jalan A. Yani.

Penyempitan kanal Veteran akibat desakan bangunan juga memperburuk aliran air. Pemerintah kota kala itu tidak memiliki pilihan lain selain membongkar dan membantu percepatan air dengan mesin-mesin pompa, meski kurang efektif karena volume air yang di pompa tidak sebanding dengan daya pompa yang digunakan.

Belajar dari banjir besar ini. Perlu ada pembenahan di sisi Hulu dan Hilir dan sistem drainase perkotaan hingga mengevaluasi ulang koneksi antar aliran air. Cuaca ekstrem menjadi pemicu bencana. Kondisi ekstrem ini akan terus berlanjut selama aktivitas pengrusakan lingkungan berlanjut. Cuaca ekstrem hanyalah reaksi alam untuk mencapai keseimbangannya lagi. Pola perilaku manusia terhadap alam perlu dirubah. Hidup selaras dengan alam adalah pilihan satu-satunya.

BACA : Konsep Jadul Kanalisasi Hingga Green Development Atasi Banjir (1)

Eksplorasi dan eksploitasi kawasan hutan wajib dihentikan. Permasalahan di Hulu merupakan sumber utama bencana. Penjarahan sumber daya alam di pegunungan Meratus selama 3 dekade menunjukkan semakin berkurangnya  hutan.

Desakan ini lebih dominan disebabkan aktivitas industri, selain juga meningkatnya jumlah penduduk dan permukiman baru. Harus ada upaya kuat menahan lajunya kerusakan alam, terutama di Pegunungan Meratus.

Pemberian izin usaha dikawasan pegunungan perlu dievaluasi ulang dan membuat regulasi khusus untuk perusahaan yang bekerja disekitar pegunungan dengan membuat standar sertifikasi green company.

BACA JUGA : 10 Kanal Warisan Kolonial di Banjarmasin Tinggal Menunggu Ajal

Pembukaan jalan disekitar area pegunungan akan memicu munculnya area permukiman baru, maka pemerintah perlu kajian mendalam terkait Analisis Dampak Lingkungannya (AMDAL). Pembenahan di sisi Hulu wajib segera dilakukan, atau bencana tetap berlanjut.

Karakteristik ibukota kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan berada dataran rendah disisi pegunungan Meratus. Perencanaan kawasan kota perlu memperhatikan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berhulu di Pegunungan Meratus. Gagasan pemerintah membuat bendungan untuk mengatur volume debit air adalah salah satu solusi. Pembenahan total aliran air hingga menghidupkan kembali kanal-kanal peninggalan Kolonial Belanda segera diprogram.

Sistem drainase perkotaan perlu dimatangkan lagi. Desain aliran air perlu dipikirkan agar tidak atau mengurangi luapan ke area permukiman warga. Sistem pompanisasi bisa mejadi pilihan, pada titik-titik rawan.

BACA JUGA : Jejak Sejarah Era Kolonial, Ihwal Banjarmasin Menjadi Kota Kanal (1)

Edukasi untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya hidup selaras dengan alam sangat penting diprogram oleh pemerintah. Kampanye kesadaran lingkungan perlu terus digaungkan. Reforestasi di daerah pegunungan segera dilakukan dengan melibatkan semua pihak. Perencanaan dan perancangan kota wajib menggunakan konsep green development. Ketersedian ruang hijau dikawasan perkotaan harus lebih banya dari 30 persen area kota dari yang dipersyaratkan.

Upaya ini harus terus didengungkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan. Tambahan penting, berdasarkan pengalaman bencana. Mitigasi bencana menjadi perlu, pembuatan master plan bencana alam penting dibuat untuk pengendalian bencana alam.(jejakrekam)

Penulis adalah Dosen Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Doktor Lulusan Saga University Jepang

Arsitek di Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Kalimantan Selatan

(Isi dari artikel ini sepenuhnya tanggungjawab penulis bukan tanggung jawab media)

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.