Digarap Sejak 2008, Micky Hidayat Akhirnya Luncurkan Buku Leksikon Penyair Kalimantan Selatan

0

SASTRAWAN asal Kota Banjarmasin, Micky Hidayat, akhirnya meluncurkan buku terbarunya berjudul Leksikon Penyair Kalimantan Selatan di Kampung Buku Banjarmasin, pada Jum’at (4/9/2020) malam, setelah merampungkan karya tersebut belum lama tadi.

DALAM buku itu, Micky menghimpun 1042 entri nama profil para penyair di 13 Kabupaten/Kota, sejak tahun 1930-2020.

Penghimpunan nama-nama itu, kata Micky, diakuinya cukup memakan waktu panjang. Tepatnya dari tahun 2008 hingga 2020. Namun ia terbantu dengan arsip-arsip para penyair yang masih menyimpan dokumentasi karya puisi.

Micky mengambil contoh salah satu sumber yang ia pakai dalam penghimpunan leksikon ini yaitu Majalah Mimbar Indonesia pada tahun 1947-1966.

“Kita cukup terbantu adanya dokumentasi kearsipan di Jakarta, pada kurun waktu tersebut. Sebelumnya saya kontak kawan-kawan, mereka mengirimkan daftar nama penyair Kalimantan Selatan yang termuat di Majalah Mimbar Indonesia, yang dipegang oleh HB Jassin,” kata sastrawan Micky.

BACA JUGA: Rekam Profil Sastrawan Lokal Periode 1930-2020, Micky Hidayat Rilis Buku Leksikon Penyair Kalsel

Dalam Mimbar Indonesia itu, kata Micky, banyak pelajar dari Barabai, Amuntai, Tapin, Kandangan hingga Banjarmasin, mengirimkan sederet karya puisi di majalah bergengsi tersebut.

“Data fisik arsip buku tersebut kita tak memilikinya dan sebagian lagi, terbantu dari arsip perpustakaan buku milik ayah (sastrawan Hijaz Yamani). Dalam buku antologi puisi bersama maupun antologi tunggalnya,” ucap penyair burung gelatik itu.

Kata Micky, selain biodata penyair yang dihimpun, sempat terniat memasukan kekaryaan puisinya. Namun setelah ditimbang, ia mengakui buku ini bakal lebih tebal dari 492 halaman dan mengalami kesusahan cetak, termasuk profil wajah para penyair.

BACA JUGA: Setahun Kambuk Banjarmasin, Wadah Tongkrongan dan Literasi Berkebudayaan

“Awalnya, data yang tercatat dalam kepenyairan lebih dari 1500-an. Namun, beberapa orang banyak biodatanya singkatnya. Sehingga saya memiliki otoritas dalam memangkas penyair yang rekam jejak biografinya belum ada, dan saya menilik kekaryaannya seperti apa,” ujarnya.

Mengomentari tren publikasi karya puisi di era sekarang, Micky sendiri menilai menggembirakan daripada masa sebelumnya.

“Kita dulu masih stensilan dalam berkarya. Kini, penyair muda sudah cukup baik, menerbitkan karya dalam buku cetak,” katanya.

Micky pun berharap, dunia kepenyairan di Kalimantan Selatan tetap bergairah dari masa ke masa. (jejakrekam)

Penulis Rahim
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.