Belajar Pansus Covid-19 di Tengah Pandemi, DPRD Banjarmasin Tetap Lakoni Studi Banding

0

DIAM-diam sejumlah anggota DPRD Kota Banjarmasin melakukan studi banding ke berbagai kota di dua provinsi tetangga, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Dalihnya, para wakil rakyat ini ingin belajar soal pembentukan panitia khusus (pansus) Covid-19.

INFORMASI yang dihimpun jejakrekam.com, studi banding kali ini ada dua kelompok yang berangkat ke kota tujuan. Sebagian ada yang menuju ke sejumlah kota di Provinsi Kalimantan Tengah, sebagian lagi menuju kota di Provinsi Kalimantan Timur.

Ketua Komisi III DPRD Kota Banjarmasin M Isnaini mengakui adanya studi banding ke Kota Penajam, ibukota Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.

Ia mengakui pemberangkatan sejumlah pimpinan dan anggota yang tergabung dalam alat kelengkapan dewan (AKD) seperti Badan Anggaran (Banggar) dan lainnya telah disetujui dalam rapat Badan Musyawarah (Banmus) DPRD Banjarmasin.

BACA : Dana Perjalanan Dinas DPRD Banjar Dialihkan Untuk Tanggap Darurat Covid-19

Terhitung sejak Minggu (14/6/2020) hingga tiga hari ke depan, para wakil rakyat edisi Pemilu 2019 ini akan berada di kota yang dituju. Menariknya, sebelum bertolak ke kota tujuan, anggota DPRD Banjarmasin pun melakukan rapid test mandiri ke berbagai fasilitas kesehatan yang menyediakan jasa tersebut.

Rute jalan darat pun ditempuh anggota DPRD Banjarmasin yang tergabung di AKD untuk studi banding atau komparasi dalam penanganan masalah pandemi Covid-19.

“Kami fokuskan hanya di kota-kota yang ada di Kalimantan, tidak ke Jakarta atau di luar pulau Kalimantan,” kata Isnaini saat dikonfirmasi jejakrekam.com, Sabtu (15/6/2020).

BACA JUGA : Pandemi Covid-19, DPRD Banjar Tetap Rencanakan Kunker ke Luar Daerah

Legislator Partai Gerindra ini menegaskan pemberangkatan sekitar 12 anggota DPRD Banjarmasin ke Penajam, tidak satu rombongan. Ada yang menggunakan mobil pribadi, menyewa mobil travel hingga fasilitas lainnya.

“Kami ingin mengetahui pengelolaan anggaran penanganan Covid-19 di Penajam. Begitupula, apakah daerah ini juga akan membentuk Pansus Covid-19. Alhamdulilllah, kami  bisa diterima oleh DPRD Penajam Paser Utara, jadi studi banding ini bisa berjalan sesuai rencana,” kata Isnaini.

Dengan kondisi Banjarmasin yang masih zona merah Covid-19, Isnaini beralasan perlu juga membandingkan dengan kondisi kota-kota yang lain di luar Kalsel.

“Dari studi banding ke DPRD Penajam Paser Utama, kami bisa membandingkan bagaimana penggunaan anggaran, mekanisme pengawasan, teknis penanganan dan lainnya terkait pandemi virus Corona,” tutur Isnaini.

BACA JUGA : Takut Dikarantina di Daerah Zona Merah Covid-19, DPRD Kalsel Akhirnya Tunda Kunker

Dari hasil studi banding, Isnaini mengklaim hal itu bisa nantinya diterapkan di Banjarmasin dalam menjalankan tugas fungsi kedewanan dalam pengawasan anggaran dan kebijakan yang diterapkan pemerintah kota.

“Memang, studi banding ini dilematis, karena di tengah pandemi Covid-19. Namun, studi banding ini juga penting agar bisa jadi bahan bagi DPRD Banjarmasin ke depan untuk membentuk Pansus Covid-19,” tuturnya.

Apalagi, papar Isnaini, sebelum menerapkan new normal atau tatanan kehidupan baru pasca pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Banjarmasin, pengawasan lembaga legislatif sangat penting untuk itu.

“Kami berangkat studi banding juga mengikuti protokol kesehatan. Bahkan, sebelum studi banding harus menjalani rapid test. Hasilnya, kami bersyukur tak ada reaktif,” katanya.

Apakah nanti begitu pulang studi banding tak takut terinfeksi Covid-19 sehingga harus menjalani isolasi atau dikarantina? Isnaini menegaskan pihaknya tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. “Doakan saja, semoga tidak terjadi apa-apa. Hasil dari studi banding yang diharapkan juga sesuai rencana,” imbuh Isnaini.

BACA JUGA : Dibiayai Rp 2,5 Juta per Kepala, Sebelum Berangkat 55 Anggota DPRD Kalsel Jalani Tes Swab Covid-19

Pengamat politik FISIP Uniska MAB, Dr HM Sayuti Enggok menyesalkan kepergian anggota DPRD Banjarmasin untuk studi banding di tengah pandemi Covid-19 ini.

“Semestinya jika tidak terlalu penting banget untuk apa studi banding ke kota lain? Lebih-lebih hampir setengah tahun ini kita diajarkan untuk work from home (WFH) atau bekerja dari rumah dengan memanfaatkan fasilitas online atau daring,” katanya.

Mantan anggota DPRD Banjarmasin ini menyarankan jika pun hendak melakukan kajian perbandingan ke daerah lain, mengapa tidak menggunakan aplikasi atau fitur canggih yang sudah tersedia di era digital ini.

“Mengapa DPRD Banjarmasin tidak menggunakan fasilitas aplikasi meeting seperti Zoom, jadi tidak perlu pergi ke daerah lain di tengah pandemi Covid-19 ini?” cecar Sayuti.

BACA JUGA : Tak Elok DPRD Kalsel Bepergian Keluar Daerah di Tengah Pandemi Corona

Menurut dia, dengan kecanggihan teknologi informasi sekarang ini, sebenarnya tidak perlu lagi melakukan studi banding tatap muka atau lainnya, karena daerah yang dituju juga pasti dilengkapi fasilitas serupa.

“Nah, kalau ada maksud lain dari studi banding ini, saya tidak berkemampuan untuk berkomentar,” kata Sayuti.(jejakrekam)

Penulis Didi GS
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.