DPRD Banjarmasin Pertanyakan Sumber Dana New Normal Hingga Ratusan Miliar

0

USAI pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama tiga jilid atau 38 hari berakhir pada Minggu (31/5/2020), kini Banjarmasin menyongsong penerapan new normal (normal baru) yang menjadi amanat pemerintah pusat.

JIKA untuk urusan PSBB Banjarmasin berdasar versi Walikota Ibnu Sina menghabiskan anggaran Rp 75 miliar. Namun, versi DPRD Banjarmasin hanya Rp 51 miliar, atau membengkak jadi Rp 63 miliar.

Kini, Pemkot Banjarmasin sudah mempersiapkan alokasi dana untuk keperluan kehidupan normal baru bagi masyarakat kota ditandainya dengan pembukaan mall, pasar, pusat keramaian hingga tempat ibadah.

Berdasar arahan Pemprov Kalsel, Kepala Badan Keuangan Daerah (Bakueda) Kota Banjarmasin H Subhan Noor Yaumil menghitung sedikitnya butuh dana Rp 100 miliar.

BACA : Kurang Rp 160 Miliar Untuk New Normal, Pemkot Banjarmasin Pangkas Anggaran SKPD

Hal ini digodok Tim Anggaran Daerah Pemkot Banjarmasin bersama Badan Anggaran (Banggar) DPRD Banjarmasin di gedung dewan, Jumat (30/5/2020).

“Status new normal itu sedikitnya dana yang dibutuhkan adalah Rp 100 miliar. Ini dananya dipakai untuk penanganan dan pencegahan Covid-19. Pemkot Banjarmasin diminta Pemprov Kalsel menyiapkan dana Rp 100 miliar,” ucap Subhan Noor Yaumil.

Menurut dia, saat ini sudah terkumpul dana sekitar Rp 70 miliar, sehingga untuk menutupi kekurangan terpaksa beberapa mata anggaran yang ada di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dipangkas atau direposisi ke dana new normal.

Ketua Komisi IV DPRD Banjarmasin Matnoor Ali pun terkejut dengan membengkaknya dana PSBB menjadi Rp 75 miliar. “Padahal, sesuai kesepakatan hanya Rp 51 miliar. Kalau pun bertambah karena PSBB tiga kali hanya Rp 63 miliar. Lantas dari mana sumber tambahan dana itu dan dikemanakan dibelanjakannya?” cecar politisi Golkar ini.

Ia pun mendesak agar PSBB dievaluasi terlebih dulu, sebelum menerapkan new normal. Sebab, menurut Matnoor Ali, Banjarmasin sebenarnya tidak siap melaksanakan pelonggaran pembatasan sosial lewat new normal.

“Trend kasus Covid-19 di Banjarmasin saja terus menaik. Bahkan, hampir seluruh kelurahan sudah zona merah,” cetus Matnoor kepada jejakrekam.com, Sabtu (30/5/2020).

BACA JUGA : Trend Kasus Covid-19 Naik, Kadinkes Akui Banjarmasin Belum Siap New Normal

Ia pun memastikan dalam waktu dekat akan segera memanggil Dinas Kesehatan Banjarmasin dan instansi terkait jelang pelaksanaan new normal.

“Mau new normal apa? Kurva kasus Covid-19 secara epidemiologi di Banjarmasin tidak melandai, malah menaik. Bahkan, trend RO (angka reproduksi virus) Banjarmasin masih di atas 1, tidak memenuhi syarat new normal,” kata Sekretaris DPD Partai Golkar Banjarmasin ini.

Belum lagi, papar Matnoor, masyarakat Banjarmasin belum disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahaan Covid-19, seperti memakai masker, cuci tangan serta aktivitas lainnya. “Kita khawatir malah saat new normal justru terjadi ledakan kasus Covid-19 di Banjarmasin,” kata Matnoor.

BACA JUGA : Sosiolog ULM : Tanpa Kajian Serius, New Normal Akan Berbahaya

Senada itu, Ketua Fraksi Golkar DPRD Banjarmasin Sukhrowardi pun meragukan new normal akan efektif diberlakukan di ibukota Kalsel ini. Sebab, hingga kini, pelibatan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan elemen kemasyarakatan lainnya masih minim.

“Sebelum new normal, sepatutnya pemkot itu memaksimalkan anggaran yang ada dulu. Untuk penanganan wabah Covid-19 sudah disetujuinya anggaran sebesar Rp 33 miliar. Itu saja sampai dimana peruntukkannya,” cecarnya.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki/Didi GS
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.