Sosiolog ULM : Tanpa Kajian Serius, New Normal Akan Berbahaya

0

EMPAT daerah di Kalimantan Selatan yaitu Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Banjar dan Kabupaten Barito Kuala bersiap menerapkan pola hidup baru atau ‘new normal’, yang rencananya akan diterapkan awal Juni mendatang.

SOSIOLOG Universitas Lambung Mangkurat Nasrullah mempertanyakan motif pemberlakuan  ‘new normal’ cara berdamai dengan pandemi Covid-19.  Ini merupakan sinyal bendera putih dari pemerintah akan ketidakmampuan menghadapi Covid-19.

“Hidup normal kembali tersebut diperlukan di daerah yang meyakinkan untuk memberlakukannya. Kalau tidak didasari kajian yang serius, saya mengkhawatirkan ini malah akan berbahaya,” ucap Nasrullah kepada Jejakrekam, Kamis (28/5/2020).

BACA : Saat New Normal, Warga Banjarmasin Boleh Helat Resepsi Pernikahan

Tokoh masyarakat Batola ini menyebut penerapan  hidup normal kembali tersebut harus berdasarkan kajian ilmiah, bukan semata-mata berdasarkan pertimbangan ekonomi. Dia meragukan masyarakat Kalsel mampu menerapkan protokol kesehatan di masa tersebut.  Sebab, selama PSBB diterapkan belum menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat, terlebih masyarakat Kalsel menyukai berkerumun.

Disisi lain, ada keuntungan lain penerapan hal tersebut dimana masyarakat Banua lebih cendrung menggunakan transportasi pribadi ketimbang transportasi umum, seperti di kota metropolitan.

“Masih menjadi tantangan bagi kita untuk beradaptasi dengan situasi baru, istilah New Normal pun membingungkan masyarakat,sama seperti dengan Lockdown, memang diperlukan sosialisasi yang masif,” tegas magister jebolan Universitas Gadjah Mada ini.

BACA JUGA: The New Normal Sudah Layakkah Diterapkan di Tengah Pandemi?

Nasrullah mengakui dunia pendidikan pun dibingungkan dengan penerapan new normal, sebab banyak institusi pendidikan terutama universitas memiliki jumlah mahasiswa yang banyak, sehingga tidak memungkinkan menerapkan belajar mengajar secara berjarak.

“Kalau kita menganggap ‘new normal’ kembali ke situasi yang baru, tapi dengan protokol kesehatan yang ketat dan serius, maka akan ada pengaturan jadwal perkuliahan yang sangat ketat agar tidak terjadi  keramaian,” kata dia.

Ia menitikberatkan bahwa pemerintah harus menjelaskan makna mendasar dari new normal sekaligus protokol kesehatan yang harus diterapkan. “Sekarang hanya new normal yang muncul, akan tetapi seperti apa protokol kesehatan yang sebenarnya, jangan sampai akan ada perbedaan versi antara masyarakat dan pemerintah,” imbuh Nasrullah.(jejakrekam)

Penulis Akhmad Husaini
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.