Trend Kasus Covid-19 Naik, Kadinkes Akui Banjarmasin Belum Siap New Normal

0

MESKI aturan hidup normal kembali atau ‘new normal’ di Kota Banjarmasin masih belum bisa dipastikan kapan dijalankan. Namun, secara nyata penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di ibukota Kalimantan Selatan itu hanya menyisakan dua hari ke depan.

KEPALA Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Banjarmasin, Machli Riyadi secara gamblang menyatakan, sebenarnya ibukota Kalsel itu belum siap untuk menjalankan new normal.

Hal tersebut diungkap Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Banjarmasin ini saat menjadi narasumber dalam diskusi online Borneo Law Firm (BLG), Jumat (29/5/2020).

Pasalnya, hingga kini kurva kasus Covid-19 di Kota Banjarmasin masih dalam trend yang terus melonjak naik. Hal itu secara epidemiologi belum sesuai dengan syarat untuk menerapkan new normal.

BACA : Sosiolog ULM : Tanpa Kajian Serius, New Normal Akan Berbahaya

Menurut Machli, aturan yang lebih ia suka dengan sebutan berdamai dengan Covid-19 itu akan menghambat kinerja dari tim medis dalam melakukan tracking contact (penelusuran kontak) terhadap orang yang dicurigai terpapar virus corona.

“Ketika mall dibuka kembali, tempat-tempat keramaian lain dibuka kembali, sedangkan kita ingin meminta masyarakat berdiam di rumah saja. Tentu ini menjadi sebuah hambatan bagi kita,” ujar Machli Riyadi kepada ratusan audiensi yang berhadir dalam diskusi virtual itu.

BACA JUGA : 705 Personel TNI-Polri Diturunkan Jaga Banjarmasin Saat ‘New Normal’

Atas kondisi itu, menurut Machli, justru menjadi tantangan besar bagi tim medis dan jajaran Pemkot Banjarmasin lainnya. Sehingga, beber Machli lagi, pihaknya akan lebih bekerja keras dalam mempersiapkan aturan hidup normal kembali tersebut.

“Dengan standar protokol kesehatan yang ada saat ini, saya kira belum cukup untuk menerapkan new normal. Kita harus meningkatkan protokol kesehatan,” tegas mantan Wakil Direktur RSUD Ulin Banjarmasin ini.

Sementara, narasumber lainnya yang merupakan praktisi kesehatan yakni dr Iwan Aflanie mengatakan, apalabila ingin menerapkan aturan new normal, pemerintah harus melihat trend kasus Corona.

“Sedangkan dari paparan Kepala Dinas Kesehatan tadi, kita semua tahu bahwa trend di Banjarmasin masih terus naik, bahkan bisa dikatakan melonjak,” ujarnya.

Menurut Iwan, new normal versi epidemiologi dengan yang digaungkan oleh pemerintah saat ini tampak berbeda. Di mana, papar Iwan, versi epidemiologi menjelaskan apabila suatu daerah menerapkan new normal, artinya trend kasus sudah mulai menurun.

“Yang dimaksud di sini adalah normalisasi kehidupan bermasyarakat kita, yang semula kita hidup secara terbatas. Dalam new normal, kita hidup berdampingan dengan covid, tetapi di sisi lain, trend kasusnya masih terus naik,” jelas Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.

BACA JUGA : Saat New Normal, Warga Banjarmasin Boleh Helat Resepsi Pernikahan

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banjarmasin ini menyatakan new normal memang perlu dilakukan, meski dengan sangat banyak pertimbangan. Hal tersebut, menurutnya demi menyelamatkan kelumpuhan pada sektor ekonomi.

Meski nanti sudah ditetapkan untuk menjalankan new normal, Iwan berpesan kepada masyarakat agar tetap di rumah saja, dengan menjalankan segala protokol kesehatan dengan baik.

“Lakukan pola hidup bersih dan sehat, memakai masker, jaga jarak. Lakukan terus hal tersebut sehingga dapat mendarah daging bagi kita,” ucap Iwan.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.