PSBB Banjarmasin Jangan Hanya Sekadar Pencitraan dan Gaya-Gayaan

2

SEJAK ditetapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlaku di Banjarmasin pada Jumat (24/4/2020) lalu hingga 14 hari ke depan, kebijakan itu pun menuai pro dan kontra.

TERLEBIH lagi, terhitung 1 Ramadhan 1441 Hijriyah dilakukan pengetatan untuk aktivitas sosial masyarakat, khususnya di tengah memeriahkan bulan suci yang diwajibkan berpuasa bagi umat Islam.

Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Muhammad Rizali yang akrab disapa Rizal Nagara menilai dalam dua hari PSBB yang sudah efektif dan menuju tiga hari pelaksanaan, banyak evaluasi yang harus dibenahi Pemkot Banjarmasin.

“Goal oriented dari PSBB di Banjarmasin seharusnya pemutusan mata rantai penularan virus Corona atau Covid-19. Namun, yang mengemuka justru PSBB di Banjarmasin terkesan hanya pencitraan dan gaya-gayaan tanpa tujuan yang jelas,” ucap Rizal Nagara kepada jejakrekam.com, Minggu (26/4/2020).

BACA : Wakil Walikota Hermansyah : Segera Bagikan Paket Sembako PSBB!

Mantan Presiden Mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin ini menilai memasuki hari ketiga, justru dalam penerapan PSBB sangat minim dirasakan masyarakat.

“Awalnya, Pemkot Banjarmasin berjanji ingin menyalurkan bantuan sembako yang sudah dialokasikan anggarannya Rp 1,5 miliar per hari. Tapi, faktanya justru baru bisa dibagikan Dinas Sosial Banjarmasin pada Selasa (28/4/2020) lusa. Ini jelas sangat lucu,” kritik Rizal.

Rizal Nagara, Sekum HMI Banjarmasin

Menurut dia, PSBB jelas dalam aturannya mewajibkan pemerintah menyediakan bantuan pokok atau bantuan langsung lainnya kepada masyarakat terdampak.

“Dalam ini, pemerintah harus mengurangi pajak dan retribusi daerah bagi pelaku usaha. Termasuk, memberikan bantuan kepada karyawan yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat Covid-19 ini,” urainya.

BACA JUGA : Tim Gugus Tugas Covid-19 Kalsel: PSBB Banjarmasin Masih Banyak Kekurangan

Rizal mengingatkan agar PSBB jangan dijadikan ajang pencitraan, karena juga berdekatan dengan suksesi 2020 mendatang.  Menurut dia, sudah sepatutnya seluruh elemen Pemkot Banjarmasin dan masyarakat bergerak tegas.

“Jangan anggap enteng PSBB, jangan cuma andalkan ‘polisi India’. Orientasi kita bisa memutus memutus mata rantai Covid-19 dan membantu masyarakat yang terdampak, bukan malah mengorbitkan polisi India,” cecarnya.

BACA JUGA : Terapkan Pemeriksaan Hari Pertama, PSBB di Banjarmasin Terkesan Hanya Seremonial

Jika hal itu terus mengemuka, Rizal mendesak agar PSBB harus dievaluasi ulang karena terlihat jelas Pemkot Banjarmasin tidak siap melaksanakannya.

“Kalau hanya sekadar pemberlakuan jam malam dan mengorbitkan ‘polisi India’ mending tidak perlu PSBB, daripada buang-buang anggaran negara dan daerah,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor DidI G Sanusi
2 Komentar
  1. Fadlah berkata

    Untuk kelurahan seberang mesjid kok tidak ada

  2. Fadlah berkata

    Untuk kelurahan seberang mesjid kok tidak ada

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.