Pegiat Demokrasi Nilai Tabloid Indonesia Barokah Munculkan Keresahan di Masyarakat

0

TABLOID Indonesia Barokah masih tersebar di sejumlah daerah di tanah air, tak terkecuali di Kalsel dan Kalteng. Tabloid kontroversial ini dikirim ke masjid-masjid oleh pengirim yang tak dikenal.

PEKAN lalu, Bawaslu Kalsel berhasil mengamankan total 73 koli Tabloid Indonesia Barokah, yang rencananya dikirim dengan alamat tujuan untuk pengurus masjid dan mushala di Kalsel, Kaltim, Kalteng, hingga ke Kaltara.

Tabloid ini dinilai bentuk black campaign dan dianggap berpotensi merusak demokrasi. Kejadian ini mendapat sorotan dari akademisi dan pegiat demokrasi, termasuk akademisi Fakultas Hukum Uniska Muhammad Erfa Redhani.

Baginya, apapun bentuk provokatif baik itu tabloid dan informasi menggunakan sarana media cetak maupun elektronik berpotensi membuat cacat demokrasi.

“Tabloid ini harus dicegah agar tidak sampai ke tangan masyarakat, dan harus ditindak aktor intelektualnya. Bawaslu mesti aktif mencegah terjadinya provokasi di masyarakat jelang pemungutan suara Pemilu 2019,” kata alumnus magister tata negara Universitas Indonesia ini.

BACA : Beredarnya Tabloid Indonesia Barokah Mengulang Kasus Obor Rakyat di Pilpres 2014

Ia mengapresiasi tindakan Bawaslu Kalsel yang berhasil mencegah tersebarnya tabloid kontroversial ini.

Aktivis KAMMI ini berharap kepada konstestan politik untuk mendinginkan suasana dan tidak saling tuding.

Erfa menduga Tabloid ini sengaja disebarkan oleh kelompok ketiga yang ingin memperkeruh suasana menjelang pesta demokrasi lima tahunan. “Dalam berdemokrasi harusnya mengedepankan gagasan, ide, dan narasi-narasi positif untuk membangun bangsa,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.