Terancam Industri Sawit, Keberadaan Ikan Pipih di Kalsel Makin Langka

0

MENIKMATI daging ikan pipih atau belida, kini semakin sulit. Populitas ikan yang dulu mudah didapat di Sungai Barito dan Sungai Martapura, Kalimantan Selatan, kian hari semakin menurun. Padahal, banyak produk pangan khas Banjar berasal dari daging ikan berpunggung pisau dalam suku Notopteridae.

AKTIVITAS penjualan ikan di Banjarmasin juga mulai sukar dicari. Untungnya, ada beberapa pemancing ikan pipih yang menggelar lapak di sepanjang Siring Tendean, Jalan Piere Tendean, Banjarmasin bisa menghibur kerinduan para penikmat daging ikan khas air tawar ini.

“Banyak ikan pipih yang dijual di sepanjang Siring Tendean. Ikan-ikan pipih sangat besar. Ada yang seberat hingga 5 kilogram.  Ternyata, ikan-ikan ini didapat justru dari hilir sungai, padahal biasanya habibatnya berada di hulu Sungai Martapura,” ucap Addy Chairuddin Hanafiah yang juga Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Pariwisata (Asita) Kalsel kepada jejakrekam.com, Rabu (21/11/2018).

BACA : Haruan Positif Cacing, DKP Kalsel : Hanya Satu Sampel Tak Bisa Pukul Rata

Menurut Addy, fenomena migrasi ikan-ikan pipih yang berada di daerah hilir Sungai Barito dan Sungai Martapura menjadi pertanda rusaknya ekosistem di daerah hulu sungai. “Saya tanya kepada para pemancing, ternyata air sungai di daerah hulu sudah kalat (payau). Padahal, habibat asli ikan ini kebanyakan berada di daerah hulu,” ucap Addy.

Mantan Ketua Fraksi Golkar DPRD Kalsel ini mengungkapkan gara-gara pupuk kebun kelapa sawit yang berada di tepian Sungai Barito serta anak sungainya, hingga mengalir ke muara sungai menjadi salah satu penyebab makin menurunnya kualitas air sungai itu.

“Sekarang, perkebunan sawit makin masif dibangun di wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Tengah. Jelas, daerah hulu Sungai Barito itu, bisa membahayakan keberadaan ikan pipih yang bisa terancam punah,” tutur Addy.

BACA JUGA : HSU Kembangkan Budidaya Ikan Lokal

Pengusaha minyak dan gas yang tergabung dalam Hiswana Migas Kalsel ini mengatakan dulu warga Kalsel, khususnya Banjarmasin bisa menikmati dengan mudah daging ikan. Baik, dalam bentuk sup ikan, pepesan ikan pipih, empal ikan pipih hingga menjadi bahan utama krupuk ikan pipih.

“Untuk menjadi bahan baku pembuatan krupuk ikan pipih yang lezat sudah sangat langka. Adakah yang peduli dengan kondisi Sungai Barito dan Sungai Martapura agar menjadi habibatnya kembali?” cecar Addy.

BACA LAGI : Menengok Desa Sungai Batang, Sentra Ikan Tawar Asin Khas Banjar

Bagi dia, industri minyak kelapa sawit yang sudah merambah segala lini di Kalteng dan Kalsel, bisa saja memusnahkan habibat ikan khas Sungai Barito dan Sungai Martapura ini. “Semua ini tergantung kita, apakah kita peduli dengan keberadaan ikan pipih,” tegasnya.

Di Kalsel sendiri, sejak 2005 lalu, Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin sudah melakukan penelitian dan menyusun teknologi budidaya, menangkarkan dan memperbanyak benih ikan pipih.(jejakrekam)

 

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.