Komisi VII DPR RI Dorong Lembaga Riset, Optimalkan Kajian Dan Produksi Rapid Test Secara Massal

0

KOMISI VII DPR RI, mendorong semua lembaga riset yang ada di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan bidang kesehatan agar mengoptimalkan perannya. Diantaranya seperti melakukan berbagai penelitian dan kajian sesuai disiplin ilmunya, guna mengikuti perkembangan zaman.

DENGAN begitu kedepan, minimal mampu memprediksi bahkan jika memungkinkan bisa mengantisipasi potensi perubahan atau ancaman pandemi penyakit, salahsatunya seperti Covid-19.

“Kita bersama teman-teman di Komisi VII sudah mendorong semua lembaga riset kita untuk memaksimalkan kinerja bidangnya masing-masing,” ujar Anggota Komisi VII DPR RI, Syafruddin H Maming, kepada wartawan di Banjarmasin, Rabu (15/4/2020).

BACA: Ketua DPRD Kalsel: Jangan Berlebihan Sikapi Virus Corona

Menurut dia, untuk mendorong optimalisasi kinerja riset dan laboratorium, Komisi VII yang membidangi energi, riset dan teknologi, serta lingkungan hidup ini, akan besinergi dengan komisi-komisi terkait di DPR.

Terlebih, sebut politisi PDI-P asal Kalsel ini, untuk pendanaan riset yang dialokasikan oleh pemerintah pusat setiap tahun cukup banyak. Terlebih dengan kondisi sekarang saat pandemi corona, pemerintah akan menambahkan dana yang dibutuhkan, dan dewan juga menyetujuinya.

“Jadi kita dorong dengan sangat layak lembaga riset kita untuk lebih optimal,” kata Syafruddin yang akrab disapa Cuncung ini.

Berkenaan hasik pembahasan penanganan Covid -19 dalam rapat DPR belum lama tadi, semua anggota menekankan untuk memproduksi lebih banyak hand sanitizer dan alat pelindung diri (APD). Termasuk juga mengaktifkan semua laboatorium yang jumlahnya ada 60 buah, serta memproduksi rapid test secara massal pada bulan ini pula.

BACA JUGA: Komisi X DPR RI Minta Kalsel Benahi Infrastruktur

“Kalo dari kementerian berkeinginan bulan Mei, tapi kita maunya bulan ini juga terutama untuk rapid test. Karena kita berpikir, rapid test itu alat yang bisa memgetahui seseorang terkena Covid-19 secara awal. Kendati akurasinya hanya 30 persen, tapi nanti yang menentukan hasil swap-nya,” beber Syafruddin H Maming.(jejakrekam)

Penulis Ipik Gandamana
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.