Sepi Pengunjung, Kampung Ketupat Tak Lagi Beroperasi

0

BARU berjalan selama satu tahun, kini destinasi wisata Kampung Ketupat sudah tak lagi beroperasi. Kuat dugaan karena merugi.

BERDASARKAN pantauan jejakrekam.com, Senin (6/5/2024) di lapangan, nampak gerbang masuk menuju lokasi tersebut tertutup tanpa ada penjagaan sama sekali.

Menilik ke dalam kawasan, belasan tenant pedagang dan UMKM pun juga nampak tutup. Pemandangan jalan di dalamnya pun tak terurus dengan daun kering dan rumput liar yang berserakan.

Baik itu area tenant, ampiteater hingga taman bermain pun menampakkan pemandangan yang sama, kosong tak terurus. Hal ini menguatkan kesan, bahwasanya kawasan wisata itu telah lama tak beroperasi.

Padahal, Kampung Ketupat ini sempat digadang-gadang akan menjadi tempat wisata baru yang ramai dan menarik perhatian. Baik untuk wisatawan ataupun masyarakat Banjarmasin.

Dari informasi yang dihimpun di lapangan, destinasi wisata baru itu memang sudah tidak beroperasi lagi.

BACA: Sempat Tertunda, KWM Kampung Ketupat Sungai Baru Ditarget Rampung pada Juli 2023

Hal ini pun dibenarkan oleh salah seorang warga yang tim jejakrekam.com temui di sekitar kawasan wisata tersebut. “Saya dengar, pembangun sekaligus pengelola kawasan ini merugi,” ucapnya, pada Senin (6/6/2024).

Ia melanjutkan, penyebabnya diduga karena minimnya pengunjung yang datang ke Kampung Ketupat. “Setahu saya, itu aliran listrik dan air ledengnya juga sudah diputus,” ungkapnya.

Tak diketahui sejak kapan waktu pastinya kondisi tersebut telah terjadi. Namun dirinya mengungkapkan hal itu telah berlangsung dari sebulan yang lalu. “Bahkan sebelum bulan puasa (Ramadhan) tadi sudah tutup,” tandasnya.

Hal serupa juga dikatakan Asmiah, salah satu warga dan pengerajin bungkus ketupat di sekitar daerah itu. Dimana sudah sejak beberapa bulan lalu Kampung Ketupat tak lagi beroperasi.

Disinggung apa penyebabnya, Asmiah mengaku tidak tahu. Tapi tanda-tanda tidak beroperasinya itu menurutnya sudah lama terdengar.

“Bahkan ada kabar, bahwa gaji petugas kebersihan di sana tidak dibayar selama dua bulan. Belum lagi, soal sepinya kunjungan,” tutupnya.

BACA JUGA: Juru.id Bayar Sewa Rp 100 Juta pe Tahun, Kampung Ketupat Jadi Kawasan Komersil

Beralih ke Kartinah, mantan pedagang yang sempat menyewa tenant di sana. Dirinya bahkan mengaku telah mengundurkan diri dari bulan Januari yang lalu.

“Saya mundur karena sepi sekali pengunjungnya. Saya pun tau itu tutup baru-baru ini saja,” ungkapnya.

Bahkan dirinya membeberkan, karena sepinya pengunjung yang datang, dirinya malah merugi ketika membuka tenant di sana.

Pasalnya, di samping harus membayar karyawan, di sana juga perbulan harus membayar listrik dan air Rp 300 ribu perbulannya. “Belum lagi ada bagi hasil dengan pengelola, sekitar 10 persen dari penjualan,” bebernya.

Kondisi itupun dialami selama berbulan-bulan.
Diungkapkannya, hal tersebut mulai terjadi ketika pengunjung yang ingin masuk harus membayar tiket. “Kalau awal-awal memang ramai, bahkan sehari itu ada yang sampai jutaan omsetnya,” ungkapnya.

“Itu saat pengunjung masuk gratis, setelah dipungut biaya mulai sepi,” tambahnya.

Karena dirasanya peluang bisnis tak lagi menguntungkan di sana, akhirnya Kartinah memilih untuk mengundurkan diri, daripada harus merugi lebih besar.

BACA LAGI: Tiket Masuk ke Kampung Ketupat Sei Baru Mahal, Pengelola Akui Telah Dikomersilkan

Diketahui, sebelumnya destinasi wisata baru itu berasal dari program pembenahan atau revitalisasi kawasan Kampung Ketupat. Dengan tujuan menghidupkan lahan yang tidak terpakai.

Proses revitalisasi berlangsung sejak Agustus 2022. Kemudian rampung dan mulai dioperasionalkan di pertengahan 2023 tadi.

Berdiri di atas tanah seluas 800 meter persegi milik Pemkot Banjarmasin, lalu dikelola oleh PT Juru Supervisi Indonesia, sebagai pihak ketiga. Dengan nilai investasi mencapai Rp 6 miliar.

Kerja sama investor dengan Pemkot Banjarmasin itu akan berlangsung hingga 15 tahun ke depan. Dalam bentuk perjanjian pemanfaatan lahan.

Hingga dalam perjalanannya, PT Juru Supervisi Indonesia berhasil menyulap kawasan tersebut menjadi area food court, dilengkapi dengan bangunan ampiteater untuk kegiatan kesenian, hingga area bermain.

Sehingga selain digadang akan sebagai ikon baru dengan bangunan khas ketupat raksasanya. Kawasan itu juga diharapkan menjadi destinasi wisata alternatif

Adapun terkait nasib operasional destinasi wisata baru itu, mencoba untuk mengonfirmasi Head of Business Development PT Juru Suversvisi Indonesia, M Wahyu B Ramadhan.

Namun, hingga berita ini diturunkan, yang bersangkutan belum memberikan tanggapan. Nomor handphone yang dihubungi, juga tidak aktif.(jejakrekam)

Penulis Fery Hidayat
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.