Tiket Masuk ke Kampung Ketupat Sei Baru Mahal, Pengelola Akui Telah Dikomersilkan  

1

DIBANGUN dengan biaya mencapai Rp 6 miliar, kini kawasan wisata mandiri (KWM) Kampung Ketupat, Jalan Sungai (Sei) Baru, Banjarmasin telah dibuka untuk dinikmati publik.

JADI destinasi alternatif di tepian Sungai Martapura, warga Banjarmasin khususnya cukup antusias untuk masuk ke kawasan yang dikelola PT Juru Supervisi Indonesia asal Yogyakarta lewat aplikasi parkir berbayar juru.id. Awalnya, banyak warga mengira gratis untuk bisa menikmati banyaknya fasilitas yang terbangun dari bahan bambu itu, ternyata harus bayar.

Usai soft launching pada 30 Juni 2023 lalu, KWM Kampung Ketupat yang diserahkan Pemkot Banjarmasin untuk dikelola pihak ketiga, justru jadi sorotan publik.

BACA : Dandani Kampung Ketupat Sungai Baru Rp 6 Miliar, Walikota Ibnu Sina Ingin Cepat Selesai

Mafhum saja, keluhan itu mengemuka karena tiket masuk dianggap masih terlalu mahal untuk ukuran kantong warga Banjarmasin dan sekitarnya. Pada hari Senin-Selasa, pengunjung dikenakan Rp 10 ribu, naik lagi pada Rabu-Jumat dipatok Rp 15 ribu. Lebih mahal lagi jika mengunjungi pada akhir pekan, Sabtu-Minggu dikasih Rp 20 ribu.

“Kalau tiket masuk saja sudah mahal, ini jelas keberadaan KWM Kampung Ketupat yang awalnya untuk meningkatkan pendapatan para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), khususnya para pengrajin dan pedagang ketupat menjadi lepas dari rencana awal,” komentar Wakil Ketua Komisi III DPRD Banjarmasin, Afrizaldi kepada jejakrekam.com, Jumat (7/7/2023).

BACA JUGA Gunakan Bambu Apus dan Loksado, Konsep Arsitektur Hijau Diterapkan di Kampung Ketupat Sungai Baru

Seharusnya, kata legislator Fraksi PAN ini justru pihak pengelola KWM Kampung Ketupat itu memberi kemudahan akses masuk bagi para pengunjung.

“Walau dibangun pihak ketiga, jelas sistem pengelolaan KWM Kampung Ketupat ini harus berkoordinasi dengan instansi pariwisata atau perindustrian dan perdagangan atau instansi terkait lainnya di Pemkot Banjarmasin,” cecar Afrizaldi.

Kata dia lagi, soal mahalnya tiket masuk di tempat wisata di Kota Banjarmasin yang selama dikeluhkan warga akan menjadi catatan dewan. Terlebih lagi, kawasan wisata yang sepatutnya jadi wilayah publik telah dkomersilkan. “Niat awal memberi potensi pendapatan bagi daerah, tapi faktanya paradoks malah membebani masyarakat,” sindir Afrizaldi.

Manager Pengelola KWM Kampung Ketupat, Mahendra membantah jika tarif masuk itu mahal. Dia berdalih penetapan tarif ini berdasar hasil survei, karena murni dikelola pihak swasta, sehingga sudah masuk kategori kawasan komersil.

BACA JUGA : Keberadaan Pagar Bambu Disorot Warga, Kampung Ketupat Sungai Baru Bisa Jadi Ruang Tertutup Hijau

“Kalau ada komplain soal harga (tiket) kami juga bingung, karena kami sudah melakukan survei untuk harga (tiket) masuk ini,” ucap Hendra, sapaan akrabnya.

Hendra berkilah karena KWM Kampung Ketupat menjadi kewenangan pihaknya untuk mengelola, maka penentuan tarif sudah menjadi kebijakannya.

“Apalagi dalam tariff masuk itu sudah termasuk dengan pemberian minuman gratis bagi para pengunjung. Jadi, sebenarnya tidak terlalu mahal,” cetus Hendra.

BACA JUGA : Peresmian KWM Kampung Ketupat Terpaksa Ditunda, Walikota Ibnu Sina : Duit Rp 6 Miliar Itu Dari Investor!

Menurut dia, dari hasil soft launching KWM Kampung Ketupat pada akhir Juni 2023, sudah didata ada 5 ribu pengunjung yang telah datang ke destinasi wisata berbasis sungai ini.

“Soal koordinasi dengan pihak dinas atau instansi terkait mungkin akan kami lakukan dalam beberapa waktu ke depan,” imbuh Hendra.(jejakrekam)

Penulis Ferry Oktavian
Editor Didi G Sanusi
1 Komentar
  1. Andri berkata

    Mungkin saya hanya sesekali saja ke sana … krn utk makan dan destinasi wisata lainnya yg gratisan masih banyak …. jadi kalau sekedar utk cari makan saja …. nggak udahlah ke sana ….

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.