Event Wisata Dan Promosi Daerah Sukses, Wisatawan Berkunjung Ke Banjarmasin Mengalami Kenaikan

0

KUNJUNGAN wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan lokal ke Kota Banjarmasin di Tahun 2023, mengalami peningkatan cukup pesat.

BERBANDING dari tahun sebelumnya, kunjungan wisman ada di angka 2.487 orang. Jumlah itu naik 1.408 menjadi 3.895 orang wisman, yang bertandang ke Kota Seribu Sungai pada Tahun 2023.

Mengacu data di Disbudporapar Banjarmasin, di Tahun 2023 lalu, kunjungan wisman terbanyak ada di bulan Maret. Yakni, 456 orang. Paling sedikit terjadi di bulan April, yakni hanya ada 159 wisman.

BACA: Ikon Wisata Baru Banjarmasin, Air Mancur Menari Jembatan Pasar Lama Resmi Beroperasi

Sementara di Tahun 2022, kunjungan wisman terbanyak terjadi di bulan Oktober, yakni sebanyak 384 orang. Sedangkan paling sedikit pada bulan Maret, yang mencatatkan kunjungan hanya 81 orang.

Sementara itu, wisatawan lokal sendiri kenaikannya juga lumayan signifikan. Tahun 2022 jumlah kunjungan mencapai 1.178.056 orang, kemudian naik pada tahun berikutnya menjadi 1.583.582 orang.

Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Banjarmasin Puryani menjelaskan, kunjungan ini meningkat seiring semakin banyaknya tempat wisata yang dibangun, dan juga yang telah dibenahi. “Contohnya adalah wisata susur sungai, yang ditopang dengan adanya shelter air atau tempat untuk menambatkan perahu,” jelasnya.

Tak terlepas juga, pembinaan kepada masyarakat atau kelompok sadar wisata (pokdarwis). Tentang bagaimana melayani wisatawan agar lebih merasa aman dan nyaman ketika berkunjung ke Banjarmasin, juga menjadi pendukung. “Tentu, juga adanya promosi yang digencarkan,” tekannya.

Puryani menerangkan beberapa strategi, terkait langkah menarik lebih banyak wisatawan ke Banjarmasin. Diantaranya dengan promosi wisata berbasis heritage, atau sebuah konsep wisata yang dibalut sebuah sejarah.

BACA LAGI: Mengulik Potensi Wisata Sungai Kota Banjarmasin, Sebuah Asa di Hari Jadi ke-497

Contohnya adalah menghidupkan kembali kampung-kampung tua di Banjarmasin. Misalnya, kampung tua di kawasan Sungai Jingah. “Kami ingin menjadikan sejumlah bangunan rumah yang ada di situ menjadi cagar budaya,” ungkapnya.

Puryani mengklaim, ada beberapa pemilik rumah yang bersedia, agar rumahnya dijadikan cagar budaya. “Nanti juga kami akan buatkan payung hukumnya,” tuturnya.

“Warga, boleh menjual rumah itu, tapi tidak boleh mengubah atau menambah bangunan. Jadi supaya tetap terjaga kelestariannya,” sambungnya.

Kemudian juga, dengan membuka dan mengoperasikan Museum Kayuh Baimbai milik Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin, yang berlokasi di Jalan Teluk Kelayan.

Menurut Puryani, kunjungan kawasan kampung tua itu juga disusun dalam rute susur sungai. Agar apa yang dirasakan wisatawan itu bervariasi. “Ketika kelamaan di perahu wisata, wisatawan mungkin akan capek dan bosan. Jadi bisa dikoneksikan dengan wisata di darat,” ucapnya.

“Contoh, dengan sambil menyambangi kawasan religi seperti masjid dan makam Sultan Suriansyah, Kubah Basirih dan lain sebagainya,” jelasnya.

Tak terlepas pula, upayanya untuk menggelar event-event, baik berskala nasional maupun internasional. Agar juga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan. “Namun, tahun ini kemungkinan berbeda, karena kami berupaya agar event yang digelar tidak membebani APBD,” jelasnya.

“Kami ingin, pendanaan menggandeng atau berasal dari pihak ketiga. Kami sedang getol mengupayakan itu,” sambungnya.

“Ini baru saja kami rapatkan, in syaa Allah hasilnya memuaskan. Kita harus realistis dengan keadaan keuangan daerah kita saat ini,” tekannya.

Hal ini mengingat, kondisi keuangan di Pemkot Banjarmasin yang tengah dilanda krisis. Sehingga turut juga berdampak di Disbudporapar Banjarmasin.

BACA JUGA: Isi Koleksi dan Dibenahi Bertahap, Museum Kayuh Baimbai Direncanakan Dibuka pada Februari 2024

Puryani menerangkan, salah satu event yang paling terdampak adalah gelaran Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF). Dimana berkemungkinan tidak dapat digelar dalam waktu dekat. “Biasanya digelar di bulan Maret, kami geser ke bulan Juni. Rencananya, bertepatan dengan tiga tahun kepemimpinan walikota dan wakil walikota,” ungkapnya.

“Kita pun kemungkinan hanya akan memberdayakan artis lokal, kemudian acaranya juga tidak terlalu wah. Tapi paling tidak bisa mengimbangi kegiatan sebelumnya,” tambahnya

Kemudian, gelarannya pun menurut Puryani, tidak semewah sebelumnya. Yang mana ini, menyesuaikan kondisi keuangan daerah.(jejakrekam)

Penulis Fery Hidayat
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.