Revitalisasi Pasar Lama Tinggal Rencana di Atas Kertas, Guru Besar FEB ULM Sebut Bisa Digarap Kembali Pemkot Banjarmasin

0

SEMPAT masuk rencana revitalisasi pasar tradisional, Pasar Lama atau Pasar Abadi di Jalan Perintis Kemerdekaan (Andalas) kini masuk ‘kotak’ tak pernah diwacanakan lagi.

DI ERA Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Banjarmasin, Esya Zain pernah mewacanakan rencana revitalisasi Pasar Lama sebagai tindak lanjut dari program Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2017 silam.

Tak tanggung-tanggung, dana program pembantuan untuk revitalisasi Pasar Lama itu dianggarkan Rp 35 miliar. Akibat terganjal pembebasan lahan, akhirnya program itu tinggal rencana di atas kertas, karena dana dari Kementerian Perdagangan dalam skema dana alokasi khusus (DAK) dinyatakan hangus.

Rencana revitalisasi Pasar Lama itu juga sempat digulirkan di era Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Banjarmasin, Hermansyah yang kini menjadi Penjabat Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS). Lagi-lagi terkendala masalah pembebasan lahan, karena pasar tempo dulu itu lahannya sebagian dikuasai warga dengan sertifikat hak milik dan kabarnya juga milik pengusaha mal terbesar di Banjarmasin. Padahal, tim appraisal dan BPN atau Kantor Pertanahan Kota Banjarmasin pernah dilibatkan untuk pengukuran dan sosialisasi ke masyarakat Pasar Lama.

BACA : Butuh Dana Rp 2 Miliar, Pasar ‘Abadi’ Lama Tak Masuk Prioritas Revitalisasi Pasar

Guru besar ekonomi pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lambung Mangkurat, Prof Dr Ahmad Yunani mengakui pernah ikut terlibat dalam studi kelayakan program revitalisasi Pasar Lama.

“Kendala yang dihadapi memang terkait dengan kepemilikan lahan di kawasan Pasar Lama. Sebab, hanya sebagian lahan dimiliki pemerintah kota. Sebagian lainnya dikuasai oleh para pemilik lahan swasta,” kata Ahmad Yunani kepada jejakrekam.com, Minggu (8/10/2023).

Dia tak memungkiri munculnya proyek aksesoris Jembatan Pasar Lama menelan dana Rp 11,8 miliar ini menyebabkan publik mempertanyakan kembali komitmen Pemkot Banjarmasin guna menata kembali kawasan Pasar Lama yang kumuh dan semrawut.

BACA JUGA : Potret Pasar Lama, Episentrum Peradaban Warga Banjarmasin yang Majemuk

“Pasar Lama ini merupakan pusat perbelanjaan tradisional yang berada di pusat Kota Banjarmasin. Jadi, ketika ditata kembali akan menambah daya tarik kota. Faktanya, Pasar Lama memang hingga kini belum bisa direvitalisasi akibat berbagai faktor, khususnya terganjal soal pembebasan lahan,” papar Wakil Dekan III FEB ULM ini.

Menurut Yunani, dari studi kelayakan itu sebenarnya Pasar Lama sudah bisa dikembangkan menjadi pusat bisnis baru mengembalikan kejayaannya di era Kolonial Belanda serta masa ketika Banjarmasin menjadi pusat perdagangan di Kalimantan.

“Dari studi kelayakan, bangunan Pasar Lama yang milik Pemkot Banjarmasin bisa ditata atau dibangun kembali dengan menggunakan dana APBD, tidak harus dana investasi dari pihak investor. Saya yakin jika bangunan baru itu terbangun sebagai proyek percontohan, kawasan lainnya di Pasar Lama akan meniru atau harus beradaptasi. Daripada dibiarkan kumuh dan semrawut seperti sekarang,” kata Master of Science Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dan doktor Ilmu Ekonomi dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini.

Guru besar ekonomi pembangunan FEB ULM Banjarmasin, Prof Dr Ahmad Yunani. (Foto Dokumentasi JR)

———–

BACA JUGA : Gelontorkan Dana Jor-Joran Rp 11 Miliar Demi Proyek Aksesoris Jembatan Pasar Lama

Menurut Yunani, merespons zaman digitalisasi maka kawasan Pasar Lama bisa ditata menjadi pusat bisnis baru dengan hadirnya kafe atau sejenisnya.

“Kondisi sekarang memang pasar-pasar tradisional harus bersaing dengan pasar online atau e-commerce. Inilah mengapa kondisi pasar tradisional tidak seperti era kejayaan dulu,” kata Ketua jurusan IESP periode 2017-2020 ini.

Untuk diketahui pada 2014, PT Tectama Karya pernah menggarap studi identifikasi dan optimalisasi kawasan Pasar Sudimampir dan Pasar Lama dengan pagu anggaran Rp 100 juta dari Dinas Pengelolaan Pasar Kota Banjarmasin. Bahkan, konsultan perencana ini juga telah menyusun RTBL Kawasan Pasar Ujung Murung, Pasar Lima dan Pasar Lama pada 2013 dengan nilai kontrak pekerjaan Rp 183 juta dari pagu anggaran Rp 230 juta.

BACA JUGA : Proyek Aksesoris Jembatan Pasar Lama Rp 11 Miliar, Bukti Pemkot Banjarmasin Hamburkan Uang Rakyat

Tak hanya itu, perencanaan bantaran Sungai Martapura kawasan Pasar Lama juga sudah didesain oleh konsultan perencana; PT Matra Estetika Rekayasa usai memenangkan tender dan kontrak kerja dari Dinas Sumber Daya Air dan Drainase Kota Banjarmasin.

Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin, Ichrom Muftezar mengakui adanya rencana revitalisasi Pasar Lama yang terganjal pembebasan lahan.

“Bangunan dan tanah di kawasan Pasar Lama milik pemerintah kota itu berbentuk L. Bangunan itu berada di Jalan Perintis Kemerdekaan atau Andalas itu jika dibangun lagi akan terbentur dengan garis sempadan jalan (GSJ), karena bangunan baru harus dipangkas dan bergeser ke belakang. Bangunan beton dan kayu Pasar Abadi atau Pasar Lama itu berbatasan dengan Gang Maluku. Sisanya, lahan itu milik warga dan sebagian lagi dikuasai oleh perorangan seorang pengusaha di Banjarmasin, begitu kabarnya,” kata Ichrom Muftezar.

BACA JUGA : Berdana Rp 11 Miliar, Jembatan Pasar Lama Dipermak Ala Jembatan Banpo Korea Dengan Air Mancur Pelangi

Dia mengakui dari kalkukasi biaya dibutuhkan sedikitnya dana Rp 2 miliar untuk revitalisasi Pasar Lama. Pada 2019, Tezar-sapaan akrab pejabat muda Balai Kota ini mengakui ada investor yang tertarik dengan menggandeng pihak Koperasi Pedagang Pasar Lama.

“Namun, lambat laun rencana revitalisasi Pasar Lama itu tidak terealisasi. Hingga kini, kami tak mendapat informasi lagi soal rencana itu akan dilanjutkan oleh pihak investor,” pungkas Tezar.(jejakrekam)

Pencarian populer:revitalisasi pasar lama banjarmasin,https://jejakrekam com/2023/10/08/revitalisasi-pasar-lama-tinggal-rencana-di-atas-kertas-guru-besar-feb-ulm-sebut-bisa-digarap-kembali-pemkot-banjarmasin/
Penulis Ferry Oktavian/Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.