Lahan Terbakar 24 Ribu Ha, Wamen LHK Sebut Kalsel Bisa Status Tanggap Darurat

0

TERHITUNG dalam 3 bulan terakhir memasuki musim kemarau panjang, tercatat 235 hektare kawasan hutan konservasi dari 24 ribu hektare (ha) di Kalimantan Selatan, turut terbakar.

KEPALA Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalsel, Mahrus Aryadi dalam keterangannya, Senin (2/10/2023), mengungkapkan 235 hektare kawasan konservasi terbakar.

Tiga lokasi terdampak itu berada di seksi konservasi Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar dan Tanah Bumbu. Bahkkan, kebakaran terparah dilaporkan terjadi Cagar Alam Teluk Kelumpang, Tanbu seluas 70 hektare serta kawasan Suaka Margasatwa Pleihari Sebuhur seluas 40 hektare.

“Luas lahan terbakar memang tidak terlalu luas dibandingkan kawasan konservasi di Kalsel mencapai 95 ribu hektare lebih. Tapi hal ini tetap menjadi perhatian serius, karena berdampak pada habibat dan satwa di dalamnya,” kata Mahrus Aryadi.

BACA : Polda Kalsel Mengapresiasi Kepedulian Maryani Terhadap Relawan Pemadam Api Karhutla

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel melaporkan dampak dari karhutla menghanguskan 1.000 hektare per Agustus 2023 lalu. Bahkan, berdasar data Pusat Pengendalian Operasi Penanganan Bencana (Pusdalops PB) Kalsel mencatat ada 3.214 titik api dengan luas karhutla sekitar 995 hektare lebih tersebar di 13 kabupaten dan kota pada Agustus 2023.

Bandingkan dengan data  rekap bencana karhutla per 14 September 2022 untuk data 2021 tercatat luas lahan terbakar mencapai 2.467,45 hektare, terbanyak berada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, disusul Tanah Laut dan Kabupaten Banjar.

BACA JUGA : Berstatus Siaga Karhutla, Pemkot Banjarbaru Bakal Berikan Bantuan untuk Korban Terdampak

Kondisi karhutla yang parah pada 2023 ini membuat Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutana (LHK) Alue Dohong turun tangan, saat mengunjungi lokasi karhutla di Guntung Damar, Banjarbaru, Senin (2/10/2023).

Wakil Menteri LHK Alue Dohong saat meninjau lokasi lahan terbakar di Guntung Damar, Banjarbaru. (Foto Istimewa)

————

Kawasan Guntur Damar merupakan wilayah ring I Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin, sehingga dampak kabut asap dari karhutla akan mengganggu jadwal penerbangan.

“Kawasan yang terbakar merupakan lahan gambut. Jadi, proses pemadaman dan pembasahan bisa dilakukan oleh Satuan Tugas Karhutla. Sebab, bagian bawah dari lahan gambut ini masih terbakar, sehingga rawan dan mengganggu arus transportasi udara,” ucap mantan Deputi Bidang Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan Badan Restorasi Gambut (BRG) ini.

BACA JUGA : Antisipasi Karhutla, Teknologi Tepat Guna Rekomendasi GTZ Jerman Bisa Diterapkan Lagi di Kalsel

Alue Dohong berpendapat proses pemadaman karhutla khususnya di lahan gambut harus dilakukan secara gotong royong.

“Saat ini, ada empat daerah di Indonesia yang menjadi prioritas pemadaman kebakaran lahan gambut. Yakni, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan,” tutur dosen Universitas Palangka Raya ini.

Menurut dia, berdasar data yang ada kini luas lahan terbakar mencapai 24 ribu hektare dibanding tahun 2022 lalu hanya 400 hektare dengan kenaikan yang luar biasa.

BACA JUGA : Karhutla Kian Parah, Warga Liang Anggang Berharap Presiden Jokowi Datang ke Kalsel

“Karena kondisi saat ini (dampak) El Nino atau kemarau ekstrem sudah layak untuk dinaikkan menjadi status tanggap darurat (dari siaga bencana) di Kalsel,” kata Alue Dohong didampingi Dirjen Planologi Kementerian LHK, Hanif Faisol Nurofiq kepada awak media di Banjarbaru, Senin (2/10/2023).

Termasuk, menurut dia, dari laporan yang ada bahwa beberapa kabupaten di Kalsel sangat rawan dengan karhutla parah. Hal ini berkelindan dengan prediksi bahwa El Nino atau kemarau ekstrem baru berakhir pada awal November 2023 nanti.

BACA JUGA : Ini 3 Daerah Terbanyak Karhutla di Kalsel, BNPB Rencanakan Hujan Buatan

“Jadi, dalam sebulan lebih ini harus dijaga. Makanya, sejak kemarin hingga hari ini, aksi pemadaman dengan kondisi lapangan seperti tidak tersedianya air, keterbatasan alat dan lainnya harus segera dievaluasi. Termasuk pula, keberadaan sumur bor dengan akses yang jauh dijangkau dan lainnya,” tutur Alue Dohong.

Dia menekankan agar penegakan hukum masalah karhutla harus dikuatkan lagi. Termasuk, para pemilik lahan harus proaktif tidak boleh membiarkan lahannya terbakar.(jejakrekam)

Penulis Asyikin/Balsyi
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.