Sungai Martapura Surut Berkepanjangan, Kelotok Sepi Penumpang

0

FENOMENA aliran Sungai Martapura yang surut serta dangkal karena pengaruh kemarau berkepanjangan, berdampak pada bisnis penyewaan (carter) wisata perahu kelotok di Banjarmasin.

KOTA Banjarmasin yang dijuluki Kota Seribu Sungai, dimana wisata susur sungai dengan perahu kelotoknya adalah salah satu destinasi yang paling diminati, baik oleh wisatawan luar maupun warga Banjarmasin itu sendiri, kini harus rehat sejenak.

Saat musim kemarau ini, wisata perahu kelotok bisa terbilang mengalami penurunan, akibat dari aliran Sungai Martapura yang menjadi rute utama dan favorit mengalami surut dan pendangkalan.

Salah seorang pemilik perahu kelotok Syarwani atau biasa dipanggil Ulak, yang beroperasi di Siring Bekantan, Jalan Kapten Piere Tendean mengungkapkan, akibat aliran yang surut ini jumlah pengunjung yang ingin menaiki perahu kelotok berkurang.

BACA: Pendangkalan Sedimentasi Sungai, Pemkot Normalisasi 20 Sungai Di Banjarmasin

“Soalnya orang takut turunnya pas air lagi surut seperti ini,” ujarnya kepada jejakrekam.com saat ditemui, Senin (25/9/2023).

Dirinya menyebutkan, biasanya kondisi surut ini terjadi sekitar jam 9 malam, di saat waktu banyak pengunjung yang datang ke kawasan Siring. “Yang pasti sangat berdampak, karena lebih sepi dari hari biasanya saat air pasang,” ucapnya.

Bahkan kadang ada saat dirinya tidak bisa menjalankan kelotok, karena perahu yang kandas tersangkut lumpur, sedangkan posisi kelotok terlalu jauh dari tangga sementara air ada dititik paling surut. “Cuma bisa seperti ini aja, biasanya nunggu air pasang kembali baru bisa jalan,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, kondisi air yang surut memang pada titik terendahnya akibat dari pendangkalan dasar sungai yang terjadi.

BACA JUGA: Puluhan Tahun Tak Dikeruk, Sungai-Sungai di Banjarmasin Alami Pendangkalan

Hal ini diungkapkan oleh Hizbul Wathony, Kabid Sungai Dinas PUPR Kota Banjarmasin. Di tahun ini fenomena surut di Sungai Martapura ini terjadi lebih parah daripada tahun-tahun sebelumnya.

“Ini akibat kemarau, ini aliran air sungai yang lambat membuat pendangkalan lebih cepat terjadi,” ujarnya beberapa waktu yang lalu.

Dimana dampak yang paling jelas terlihat menurut Thony, ada di bagian samping kiri dan kanan sungai apabila terjadi surut. Pihaknya pun tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi pendangkalan yang terus terjadi, karena Sungai Martapura ini bukan wewenangnya.

“Namun saat ini sudah dilakukan koordinasi dengan, Balai Wilayah Sungai untuk bisa dilakukan pengerukan dengan meminta kapal keruk, yang dimintakan langsung ke Kementrian PUPR,” ucapnya.(jejakrekam)

Penulis fery
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.