Puluhan Tahun Tak Dikeruk, Sungai-Sungai di Banjarmasin Alami Pendangkalan Dan Sakit

0

PAKAR kota Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Akbar Rahman mengakui kondisi sungai di Banjarmasin tergolong sakit, akibat sudah lama tidak dipelihara serius oleh pengampu kebijakan kota.

“KALAU kita amati sudah puluhan tahun sungai-sungai yang ada di Banjarmasin tidak dipelihara, akibatnya mengalami pendangkalan bahkan sebagian lagi telah mati,” tutur Akbar Rahman kepada jejakrekam.com, Sabtu (11/12/2021).

Doktor urban design Saga University Jepang ini mengungkapkan ketika terjadi banjir rob, sepatutnya Pemkot Banjarmasin memiliki basis data primer yang kuat.

“Saat ini Banjarmasin masih dilanda banjir rob atau air pasang. Dalam menanganinya, tentu harus ada data primer dengan cara melakukan pengukuran langsung di lapangan,” ucap Akbar.

Arsitek dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kalsel ini mengatakan berbekal data primer akan sangat berharga dalam pemetaan wilayah yang terdampak banjir rob.

“Dari data itu, bisa dianalisis bagaimana sistem aliran air, optimalisasi sistem kanal atau sungai hingga sistem atau jaringan drainase yang ada dalam kota,” tuturnya.

BACA : Sebar 10 Pompa Air, Dinas PUPR Banjarmasin Janji Anggaran Normalisasi Sungai Lebih Besar

Diakui Akbar, saat ini Pemkot Banjarmasin sepertinya tengah mempermak kawasan Pecinan mencakup koridor Jalan Veteran dan Piere Tendean sebagai proyek percontohan. Menurut dia, hal itu sejalan dengan visi kota yang ingin menjual wisata berbasis sungai, sehingga kawasan Pecinan akan dikembangkan dan ditata hingga ke Sungai Lulut yang menjadi batas koridor Veteran.

“Dari perencanaan dengan beberapa segmen yang dimunculkan konsultan dalam menyusun rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL) koridor Veteran sudah bagus,” tutur Akbar.

Masih menurut dia, saat ini Banjarmasin hanya menonjolkan kawasan Siring Tendean  sebagai landmark kota. Diakui Akbar, untuk menata kawasan Pecinan khususnya di koridor Jalan Piere Tendean tentu lebih mudah dibandingkan Jalan Veteran, karena harus berhadapan dengan pembebasan bangunan warga.

“Ya, setidaknya Banjarmasin sudah punya pilot project dalam menata bangunan dan lingkungan berbasis sungai. Nah, jika kawasan itu telah ditata apik, tentu bisa dilanjutkan lagi ke kawasan lain, karena sudah ada contoh,” paparnya.

BACA JUGA : Banjir Selalu Berulang, Walikota Ibnu Sina Dinilai Tak Serius Tangani Normalisasi Sungai

Sebelumnya, Walikota Ibnu Sina menyebut sudah ada 200 sungai terdata terdiri dari sungai besar, sedang dan kecil di Banjarmasin. Jumlah ini bertambah karena pada 2011 hanya terdata 102 sungai, dan bertambah 174 sungai pada 2019. Bahkan, sebagian besar sungai-sungai kecil diklaim telah dikeruk akibat pendangkalan.

Kepala Bidang Sungai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Hizbul Wathony memastikan pada APBD Perubahan 2022 akan lebih banyak anggaran untuk normalisasi sungai.

Diprioritaskan adalah normalisasi Sungai A Yani dan Veteran, diteruskan ke Sungai Simpang Gusang yang berada di perbatasan Banjarmasin-Kabupaten Banjar. Bahkan, lebar sungai sudah bisa ditambah dari awalnya satu meter menjadi lima meter.

BACA JUGA : Atasi Banjir Jangka Panjang, Pakar Kota ULM Saran Banjarmasin Hidupkan Kembali Konsep Kanalisasi

Berikutnya, giliran Sungai Jafri Zamzam (Anjir Mulawarman) dan Sungai Kelayan masuk dalam bidikan untuk dinormalisasi. Formula untuk mengembalikan fungsi sungai, Wathony menyebut ada beberapa bangunan di bantaran sungai akan dibebaskan melalui formula anggaran di APBD Perubahan 2022.

Begitupula, Sungai Pemurus yang jadi penopang kawasan Beruntung Jaya, Banjar Indah dan Prona turut pula dimasukkan dalam skala prioritas normalisasi sungai pada 2022 dari 20 titik yang diincar. Untuk kegiatan itu, diusulkan anggaran sebesar Rp 8,7 miliar.(jejakrekam)

Pencarian populer:Sungai Gusang
Penulis Iman Satria
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.