Cegah Anak-anak Tertular ISPA, Disdik Banjarbaru Terbitkan Edaran Jam Masuk Sekolah

0

MARAKNYA kebakaran hutan dan lahan, akibatkan Kota Banjarbaru dikelilingi pekat kabut asap setiap paginya. Kabut asap tersebut tak hanya sempat mempengaruhi keterlambatan jadwal penerbangan, namun sejumlah sekolah di wilayah Kecamatan Liang Anggang dan Landasan Ulin terpaksa memundurkan jam masuk belajarnya menyesuaikan dengan Surat Edaran (SE) bernomor 400.3.1/2142/Set/Disdik.

DALAM surat edaran tersebut berisi 7 poin tindak lanjut dari kondisi kepekatan kabut asap maupun musim kemarau panjang yang tengah melanda di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Dari tujuh poin surat edaran tersebut, satu poin diantaranya mengundur jam masuk sekolah pada pukul 08.30 Wita setiap hari.

BACA : Jarak Pandang Terbatas Akibat Kabut Asap Jadwal Penerbangan di Bandara Syamsudin Noor Tertunda

“Surat ini sudah ditembuskan ke semua sekolah di Banjarbaru,” ucap Kepala Disdik Kota Banjarbaru Dedy Sutoyo, kepada jejakrekam.com.

Sehingga dengan dikeluarkannya SE tersebut, Dedy berharap  anak-anak bisa terhindar dari serangan penyakit ISPA karena asap karhutla.

“Kesehatan anak nomor satu, kami tidak ingin anak-anak yang niatnya belajar malah terkena penyakit akibat kabut asap. Jadi pembelajaran dimulai pukul 08.30 Wita saat kabut asap sudah mulai berkurang,” terangnya.

BACA JUGA : Karhutla Kian Parah, Pemkot Banjarbaru Gelar Shalat Istisqo

Ia juga meminta, kepada semua pihak sekolah yang ada di Kota Banjarbaru selalu menyiapkan UKS nya, untuk berjaga-jaga apabila ada anak yang terkena penyakit ISPA khususnya di wilayah Liang Anggang dan Landasan Ulin yang kabut asapnya sangat tebal.

“Kami juga memberikan kebebasan kepada pihak sekolah terkait jam pulang sekolah untuk mengutamakan keselamatan anak,” ujarnya.

Adapun berdasar data satuan pendidikan, terdapat puluhan sekolah di Banjarbaru yang berada di lokasi rawan kabut asap yakni jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada 8 sekolah, Sekolah Dasar (SD) 31 sekolah, dan Taman Kanak-kanak (TK) 56 sekolah.

“Kalau dirasa tidak memungkinkan melakukan pembelajaran, silahkan libur dan melakukan pembelajaran dari rumah, keputusan ini kami serahkan ke masing-masing sekolah,” jelasnya.

BACA LAGI : Siagakan Seluruh Aparat, Walikota Banjarbaru Pimpin Apel Siaga Karhutla

Sementara itu, salah satu sekolah yang memundurkan jam masuknya ke jam 08.30 Wita adalah SDN 1 Landasan Ulin Utara.

“Lebih siang dari biasanya, sesuai arahan Dinas Pendidikan, karena pagi selalu kabut tebal,” kata Kepala SDN 1 Landasan Ulin Utara, Suwardi belum lama tadi.

Hal tersebut dilakukan lantaran dalam beberapa hari terakhir, sekolah yang berada di Jalan Sukamara, Kecamatan Landasan Ulin Utara itu selalu dikepung kabut asap.

“Saking tebalnya pantauan cctv kami di sekolah, setiap pukul 6 pagi itu semuanya putih. Tidak kelihatan apapun, jadi kami umumkan ke orang tua lewat grup WA bahwa jam masuk sekolah diundur sampai 8.30 Wita,” ujarnya.

BACA JUGA : Tak Hanya Picu ISPA, Antisipasi Dampak Kabut Asap, Ini Tips dari Dokter Spesialis Internis RSUD Ulin Banjarmasin

Selain jarak pandang  menurut Suwardi, pihaknya juga tidak ingin mengambil resiko jika tetap memaksakan anak didiknya bersekolah di tengah kabut asap.

“Kami rasa juga berbahaya bagi kesehatan siswa, takutnya ada siswa yang sakit karena keseringan terhirup kabut asap ini,” katanya.

Meski demikian menurut Suwardi pihaknya tidak mempermasalahkan bagi siswa yang datang lebih awal ke sekolah, karena harus mengikuti jam kerja orangtua

“Tetap ada guru yang bertugas mengawasi anak-anak yang datang lebih awal, atau jam normal masuk sekolah,” jelasnya.

Selain menyesuaikan jam masuk sekolah, untuk mengurangi dampak asap Karhutla, siswa dan para guru ujar Suwardi sudah diminta untuk selalu menggunakan masker.

Selain itu juga warga sekolah diminta untuk mengurangi aktivitas di luar ruang kelas, seperti mata pelajaran olahraga.

“Bila tidak memungkinkan maka belajarnya di dalam kelas saja, karena mata pelajaran olahraga tidak selalu kegiatan fisik, tapi bisa juga materi,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Sheilla Farazela
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.