Tak Hanya Picu ISPA, Antisipasi Dampak Kabut Asap, Ini Tips dari Dokter Spesialis Internis RSUD Ulin Banjarmasin

0

AROMA kabut asap terasa pekat di saluran pernapasan belakangan ini di sejumlah wilayah terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Selatan.

SEPERTI di Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Barabai (Hulu Sungai Tengah), Kabupaten Banjar, Pelaihari, Rantau, Kandangan serta sejumlah daerah lainnya.

Dokter spesialis penyakit dalam dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUD Ulin Banjarmasin, dr Meldy Muzada Elfa mengatakan musim kabut asap tak hanya memicu infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

“Tapi kabut asap yang tebal dapat menyebabakan berbagai masalah bagi kesehatan. Partikel halus yang terkandung dalam kabut asap dapat masuk ke saluran pernapasan dan menyebabkan iritasi pada mata, hidung, tenggorokan, serta masalah pada sistem pernapasan,” ucap dr Meldy Muzada Elfa kepada jejakrekam.com, Jumat (25/8/2023).

BACA : Dampak Karhutla, Ribuan Warga Banjar Terkena ISPA

Wakil Direktur RS Islam Banjarmasin ini mengungkapkan  ada beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan termasuk eksaserbasi penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, alergi pernapasan, dan bahkan masalah kardiovaskular pada orang dengan kondisi penyakit jantung yang mendasar.

Dokter internis lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini menyarankan cara pencegahan yang dapat diambil yakni beberapa langkah yakni melindungi diri dari efek buruk kabut asap.

“Pertama, mengurangi aktivitas luar ruangan, terutama saat kabut asap sedang parah.   Gunakan masker N95 atau masker bedah yang efektif menyaring partikel halus saat berada di luar ruangan,” kata dokter muda ini.

BACA JUGA : Bupati HST Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla Hingga 30 November 2023

Meldy melanjutkan tetap menjaga kebersihan tangan dan hindari menyentuh wajah. Kemudian, peningkatan asupan cairan dan mengonsumsi makanan yang kaya antioksidan juga dapat membantu menjaga kesehatan paru-paru.

“Tindakan yang dilakukan dalam situasi ini adalah memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya kabut asap dan langkah pencegahan. Kemudian, memastikan ketersediaan masker N95 dan masker bedah, serta edukasi tentang penggunaannya,” kata Meldy.

BACA JUGA : Ada Pembiaran Perusahaan, Polda Kalsel Tangani 2 Kasus Karhutla di Kota Banjarbaru

dr Meldy Muzafa Elfa, dokter spesialis penyakit dalam RSUD Ulin dan RS Islam Banjarmasin. (Foto Dokumentasi Pribadi)

———–

Dokter yang juga Wakil Ketua PW Muhammadiyah Kalsel ini meyarankan agar menyediakan fasilitas kesehatan yang siap untuk merawat pasien dengan masalah pernapasan yang diperburuk oleh kabut asap.

“Terus memantau kualitas udara secara berkala melalui alat pengukur kualitas udara serta menjaga ketersediaan obat-obatan dan peralatan medis yang dibutuhkan dalam merawat pasien terkait masalah pernapasan,” kata Meldy.

BACA JUGA : Tercatat 44 Kejadian Karhutla, 93.749 Hektar Lahan di Banjarbaru Hangus Terbakar

Masih kata dia, semua langkah ini diambil untuk melindungi masyarakat dari dampak buruk kabut asap dan menjaga kesehatan mereka, terutama bagi individu yang rentan terhadap masalah pernapasan dan kesehatan.

“Sebab, kabut asap akibat kebakaran hutan mengandung partikel-partikel berbahaya seperti partikulat, karbondioksida, karbon monoksida, dan senyawa organik volatile,” kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.

BACA JUGA : Gapki Kalsel Gelar Diskusi Strategi Pencegahan dan Pengendalian Karhutla di Kalsel

Menurut Meldy, senyawa-senyawa tersebut  dapat merusak saluran pernapasan, menyebabkan iritasi, dan mempengaruhi kesehatan jangka panjang.

“Paparan ozon dan senyawa beracun lainnya juga berisiko. Penting bagi masyarakat untuk menjaga kesehatan, terutama individu yang rentan, dengan tetap berada dalam ruangan saat kabut asap dan menggunakan masker pelindung,” pungkas Meldy.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.