Masih Punya Daya Turistik, Kemendikbud Ingin Bangkitkan Kembali Pasar Terapung Muara Kuin

0

KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) memasukkan Pasar Terapung Muara Kuin masuk dalam lokus Laku dalam Ruang Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023.

SEBAGAI pasar terapung tradisional tertua dengan rekam sejarah yang panjang di Indonesia, karena sudah eksis di abad ke-14, Kemendikbudristek yakin pasar yang berada di tepian Sungai Barito, Banjarmasin ini akan tetap eksis.

“Lokus di Pasar Terapung Muara Kuin masuk dalam 9 lokasi Laku dalam Ruang PKN 2023 di Indonesia, selain Padang Panjang, Lampung, Bekasi, Solo, Samarinda, Jayapura, Timika, dan Makassar,” ucap Josh Marcy, Dewan Kurator Program Laku dalam Ruang PKN 2023 kepada awak media di Banjarmasin, Sabtu (9/9/2023) malam.

Menurut dia, Pasar Terapung Muara Kuin Banjarmasin pantas dan layak untuk digerakkan segala potensinya. Sebab, pasar terapung ini memiliki daya tarik turistik untuk dikunjungi wisman. “Keberadaan Pasar Terapung Muara Kuin juga erat kaitannya dengan isu perempuan, ekologi, lingkungan, termasuk dengan tradisi dan sejarahnya,” ucap Josh Marcy.

BACA : Nostalgia Hotel Bandjer, Berburu Tanggui di Pasar Kuin

Walau saat ini titik wisata pasar terapung di Kalsel berada di kawasan Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Josh Marcy mengatakan dari hasil diskusi dan kesepakatan kolaborator dan seniman lebih memilih mengangkat kembali pasar Terapung Muara Kuin sebagai titik lokasi Laku dalam Ruang PKN 2023.

“Sebab, berdasar sejarah, awal mulanya pasar terapung justru berkembang dari sini (Muara Kuin Banjarmasin). Hal ini didapat dari kisah-kisah dan sejarah yang dituturkan masyarakat,” kata Josh Marcy.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kalsel, Raudatil Hildayati mengapresiasi program Laku dalam Ruang PKN 2023 yang menempatkan Pasar Terapung Kuin sebagai titik lokasi puncak acara di Banarmasin.

BACA JUGA : Ada Saingan, Nasib Kawasan Wisata Pasar Terapung Kuin Kian Menyepi

“Harapannya, tidak hanya sampai di sini, tapi program Laku dalam Ruang PKN 2023 ini bisa memotivasi masyarakat guna ambil bagian dalam melestarikan seni dan budaya secara berkelanjutan. Sebab, Pasar Terapung Muara Kuin ini sudah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda milik Kalsel,” tutur Raudatil Hildayati.

Atraksi teatrikal diperagakan Gita menggambarkan kondis perjuangan kaum perempuan di Pasar Terapung Muara Kuin. (Foto Ferry Oktavian)

———–

Hal ini berkelindan dengan program Pemprov Kalsel selalu mengagendakan Festival Pasar Terapung tiap tahun yang akan dilanjutkan dengna pembuatan buku-buku bertemakan budaya, termasuk di dalamnya ada Pasar Terapung.

BACA JUGA : Hidup Segan Mati Tak Mau Para Pengrajin Tanggui

Hal senada juga dilontarkan Zulfaisal Putera. Menurut Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Banjarmasin ini mengaku tak mudah mengajak masyarakat dalam kegiatan kebudayaan secara langsung.

“Karena selama ini jarang sekali ada. Biasanya, mereka berada di kampus-kampus atau tempat publik yang sangat formal,” kata Zulfaisal.

Menurut dia, Pemkot Banjarmasin juga semaksimal mungkin untuk membangkitkan kembali keberadaan Pasar Terapung Muara Kuin, karena sangat erat dengan sejarah kelahiran Kota Banjarmasin.

BACA JUGA : Cerita Aslan, Pengayuh Rombong Tersisa di Memudarnya Pasar Terapung Kuin Alalak

Sementara itu, dalam teater bertajuk Merah Kuning Kuin di Dermaga Pasar Terapung Kuin di Jalan Alalak Selatan,  menampilkan tarian dengan alunan musik khas Banjar dilakoni Gita Kinanthi Purnama Azri bersama Yeni Wahyuni, residensi seniman teater asal Padang Panjang.

Gita mengenakn tanggui (tudung kepala) besar dan Yeni dengan dayung perahu sebagai properti pertunjukan yang disaksikan segenap warga Kuin Utara dan Alalak Selatan.

BACA JUGA : Bangkit dari Mati Suri, Disbudpopar Banjarmasin Setuju Ada Payung Hukum Lindungi Pasar Terapung Kuin

Tarian energik ini menggambarkan begitu kuatnya peran kaum perempuan dalam keseharian masyarakat Banjar, khususnya di Pasar Terapung Muara Kuin. Pesan moralnya adalah mengajak masyarakat untuk melestarikan kembali keberadaan pasar purba tersebut.(jejakrekam)

Penulis Fery Oktavian
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.