Sekda Roy Rizali Anwar Pastikan Kalsel Jalankan Program Perkebunan Sawit Berkelanjutan

0

GUBERNUR Sahbirin Noor melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalsel, Roy Rizal Anwar memastikan Provinsi Kalsel sebagai salah satu daerah penghasil kelapa sawit memainkan peran yang penting.

HAL ini berkenaan dengan langkah konkret Pemprov Kalsel untuk menuju pembangunan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan. Dasar hukumnya mengcu ke Peraturan Gubernur (Pergub) Kalsel Nomor 013 Tahun 2023 tentang Rencana Aksi Daerah Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB) Provinsi Kalimantan Selatan 2022 -2024.

“Kami telah menetapkan arah yang jelas untuk mewujudkan visi dan misi Kalimantan Selatan, yakni Kalsel maju (Makmur, Sejahtera dan Berkelanjutan) sebagai gerbang ibu kota Negara,” beber mantan Kepala Dinas PUPR Provinsi Kalsel ini dalam Rakor Sawit se-Kalsel di Hotel Galaxy Banjarmasin, Selasa (22/8/2023).

BACA : Replanting 2023 Capai 10.000 Ha, Mentan SYL Minta Akselerasi Peremajaan Dan Hilirisasi Sawit Di Kalsel

Sementara itu, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Andi Nur Alamsyah mengungkapkan pihaknya saat ini berupaya memperbaiki tanaman perkebunan yang telah tua/rusak/tidak menghasilkan dengan penggantian tanaman melalui kegiatan peremajaan ataupun rehabilitasi.

“Sesuai data statistik perkebunan tahun 2022, tercatat hampir 30 persen dari total luas perkebunan di Indonesia dalam kondisi tua/rusak/tidak menghasilkan,” ucap Andi Nur Alamsyah.

Masih menurut dia, jika kondisi tersebut dibiarkan akan mempengaruhi produksi perkebunan kita bahkan berdampak juga pada penurunan devisa negara.

BACA JUGA : DPRD Kalsel Dorong Tata Kelola Kelapa Sawit Berkelanjutan

“Investasi perkebunan merupakan investasi jangka panjang, untuk itu dalam pelaksanaanya perlu disiapkan dengan sangat baik. Salah satu faktor utama dan paling penting adalah pemilihan benih. Ditjen Perkebunan Kementan sangat serius dalam menyiapkan benih tanaman perkebunan bermutu dalam rangka medukung peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing industri perkebunan,” papar Andi.

“Bentuk keseriusan tersebut diwujudkan melalui sistem penyediaan, pengawasan dan peredaran benih melalui Bank Benih Perkebunan (BABE BUN),” sambung dia.

BACA JUGA : Walhi Sebut Kalsel Sedang Sakit, Lahan Pertanian Terancam Ekspansi Tambang dan Sawit

Masih kata Andi, sistem aplikasi ini akan difokuskan untuk mendukung akselerasi program PSR agar dapat digunakan oleh stakeholder kelapa sawit rakyat agar mudah dapat mengakses penyediaan dan penggunaan benih palsu dapat diminimalisasi, pemasaran atau bisnis benih sawit lebih terbuka atau tidak terjadi monopoli, serta distribusi benih sawit lebih terorganisasi.

“Pengembangan kelapa sawit kedepan memiliki konsep yakni sawit satu yang dilakukan melalui perbaikan tata kelola kelapa sawit yang memiliki sistem terintegrasi berbasis spasial sehingga perlu kerja inovatif serta kerja kolaboratif dengan berbagai pihak,” imbuh Andi.

BACA JUGA : Komisi III DPRD Tabalong Bahas Masalah Jalan Angkutan Batubara dan Sawit Bersama DPRD Kalsel

Perlu diketahui, Provinsi Kalsel merupakan salah satu sentra perkebunan kelapa sawit Indonesia yang berada di Pulau Kalimantan yang cukup strategis. Luas areal perkebunan kelapa sawit menyumbang 3,1 persen dari total luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia dan 2,6 persen dari total produksi kelapa sawit Indonesia.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.