Raih Best Practise, Model RK3 Kelayan Diterapkan Pemkot Banjarmasin Entaskan Kawasan Kumuh
WALIKOTA Ibnu Sina gembira ternyata kawasan Rencana Kerja (RK) 3 Kelayan Barat yang dulunya pemukiman kumuh kini menjadi cantik dan tertata, meraih penghargaan Best Practise dari pemerintah pusat.
“BEST Practise untuk RK3 Kelayan Barat yang masuk wilayah Banjarmasin berada di urutan pertama, disusul Kota Lama Semarang Jawa Tengah dan Kota Medan,” ungkap Walikota Ibnu Sina dalam konferensi pers rangkaian Hari Jadi Kota Banjarmasin ke-496 di Siring Kampung Ketupat, Sungai Baru, Banjarmasin, Jumat (23/9/2022).
Menurut dia, raihan titel Best Practise itu lantaran penataan kumuh Kelayan Barat di bantaran Sungai Martapura itu merupakan kesuksesan bersama antara Pemkot Banjarmasin dengan Kementerian PUPR dalam program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku).
BACA : Tengok Teluk Kelayan Makin Asri, Menteri PUPR dan Anggota Komisi V DPR RI Puas
Kolaborasi dengan Kementerian PUPR, karena Pemkot Banjarmasin menggelontorkan anggaran biaya pembebasan pemukiman di Kelayan Barat mencapai Rp 30 miliar, termasuk dukungan pengecatan rumah di lokasi berasal dari CSR PT Propan. Sementara, infrastruktur dibangun oleh Kementerian PUPR.
“Dengan keberhasilan RK3 Kelayan Barat meraih Best Practise, Banjarmasin diminta kesediaannya untuk menjadi salah satu kota pendukung dari program Hari Habibat Dunia 2022 yang puncaknya diselenggarakan di Kota Medan, Sumatera Utara. Sedangkan, acara di Banjarmasin akan dirangkai dengan bentuk press tour,” tutur mantan anggota DPRD Kalsel dari Fraksi PKS ini.
BACA JUGA : Kampung Baiman Teluk Kelayan Jadi Percontohan, DPRD Siap Dukung Entaskan Kawasan Kumuh
Menurut Ibnu Sina, bentuk kegiatan press tour adalah kunjungan media lokal dan nasional yang dipusatkan di RK3 Kelayan Barat.
“Kita harus sadari program penuntasan kawasan kumuh di Banjarmasin ini tidak akan sukses tanpa peran aktif dari masyarakat,” kata Ketua DPD Partai Demokrat Kalsel ini.
Dengan penghargaan Best Practise, Ibnu Sina menyebut bahwa komitmen Kota Banjarmasin dalam menata kawasan kumuh menjadi destinasi wisata dan lingkungan kota menjadi asri dan ramah publik akan terus meningkat.
BACA JUGA : Masuki Paruh Tahun Anggaran 2022, Proyek Jembatan Pasar Pagi Teluk Kelayan Belum Dilelang, Ada Apa?
“Sebab, ke depan Pemkot Banjarmasin akan terus berupaya membangun banyak taman yang ramah publik. Ini diperlukan pasca pandemi Covid-19 ini,” tegas Ibnu Sina.
Dengan keberhasilan penataan kawasan RK3 Kelayan, dia memastikan model ini akan diterapkan dalam pengentasan dan menata kawasan kumuh lainnya di Kota Banjarmasin.
Untuk diketahui, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran cukup besar mencapai Rp 44 miliar guna menggarap kawasan kumuh di RK3 Kelayan Barat sejak kontrak diteken pada 20 April 2020 dan rampung pada 10 Desember 2022.
BACA JUGA : Kisah Tuan B. Broers, Pemilik Tanah Kelayan Banjarmasin di Era Kolonial Belanda
Dukungan pembangunan infrastruktur kawasan Kelayan Barat seluas 15,26 hektare dikucurkan anggaran segera Rp 44 miliar. Proyek pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) berupa taman, gazebo, pedestrian (jalan lingkungan), pile slab siring, perbaikan drainase, plaza, lapangan futsal mini, gerbang kawasan, area parkir, toilet hingga instalasi pengolahan air limbah dan lainnya di RK3 Kelayan Barat.
BACA JUGA : Punya Koleksi 700 Benda Bersejarah, Museum Banjarmasin di Teluk Kelayan Segera Terealisasi
Proyek ini digarap PT PT Media Cipta Perkasa dengan penanggungjawab Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalsel, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR, usai kawasan Kelayan Barat ditetapkan sebagai slum area Banjarmasin.
Keberadaan RTH serta fasilitas lainnya juga disinergikan dengan Rusun Teluk Kelayan setinggi 4 lantai dengan tipe 36 dengan 58 unit kamar hunian di kawasan Muara Kelayan, Banjarmasin itu.(jejakrekam)