Punya Koleksi 700 Benda Bersejarah, Museum Banjarmasin di Teluk Kelayan Segera Terealisasi

0

IMPIAN Walikota Banjarmasin Ibnu Sina untuk bikin Museum Kota di kawasan Teluk Kelayan, segera terealisasi. Bangunan tua yang memuat koleksi benda-benda antik itu segera dikelola Pemkot Banjarmasin.

SAAT ini, Banjarmasin sebagai ibukota Kalimantan Selatan dengan umur hampir lima abad, memang belum memiliki fasilitas pembelajaran sejarah dan kebudayaan bagi warga kota.

Museum Waja Sampai Kaputing (Wasaka) dengan koleksi 500 benda bersejarah perjuangan rakyat Kalimantan Selatan di Kampung Kenanga RT 14, Gang H Andir, Jalan Sultan Adam, Sungai Jingah, Banjarmasin Utara merupakan milik Pemprov Kalimantan Selatan.

Dulu di era kolonial Belanda, Banjarmasin pernah memiliki Museum Borneo ketika itu dikelola sejarawan Banjar, Amir Hasan Bondan pada 1907. Museum yang didirikan Pemerintah Belanda ini berakhir ketika masa pendudukan Jepang. Hingga akhirnya, Gubernur Milono mendirikan Museum Kalimantan pada 22 Desember 1955.

BACA : Ada 700 Pusaka, Walikota Ibnu pun Tertarik Jadikan Museum

Separuh koleksi dari Museum Kalimantan ini merupakan milik Amir Hasan Bondan sebagai pioner museum di Banjarmasin. Hingga akhirnya, dalam Konferensi Kebudayaan pada 1957 di Banajrmasin, Museum Kalimantan berganti nama menjadi Museum Banjar pada 1967.

Begitu berakhir, koleksi Museum Banjar pun dipindah ke Museum Lambung Mangkurat di Jalan Jenderal Achmad Yani Km 35,5 Banjarbaru dibangun pada 1974. Selanjutnya, diresmsikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef pada 10 Januari 1979.

Bangunan lawas di tepi Jalan Teluk Kelayan dengan arsitektur kayu khas Banjar dibidik Walikota Ibnu Sina untuk dijadikan Museum Banjarmasin. Mafhum saja, rumah yang ditinggali Syarifuddin Noor bersama keluarganya itu memilik tampilan eksterior dan interior bernuasa Banjar tempo dulu khususnya di era 1880-an.

BACA JUGA : Sukhrowardi Kritik Rencana Walikota Ibnu Sina Ingin Bangun Museum Mini Jembatan Sei Alalak

Apalagi, di rumah tua ini masih menyimpan sedikitnya 700 barang-barang kuno. Mulai dari tombak, mandau, parang, guci, sanggam kuningan, bak keramik besar, sepasang kursi jati, meja dengan figura foto seorang lelaki tua yang merupakan pemilik awal, Basirudin, ayah Syarif.

Bangunan rumah Banjar tempo dulu di Teluk Kelayan yang telah dibeli Pemkot Banjarmasin untuk dijadikan museum. (Foto Dokumentasi Dokpim)

Bangunan itu telah dijual ke Pemkot Banjarmasin pada 2017 silam oleh pemiliknya. Karenanya, pemerintah kota ingin merawat artefak yang dijaga keluarga Syarif untuk menjadi koleksi Museum Banjarmasin nantinya.

BACA JUGA : Ziarah ke Raja Banjar, Walikota Ibnu Sina Sebut Koleksi Museum Sultan Suriansyah Mulai Lengkap

Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Banjarmasin dari Fraksi Golkar, Sukhrowardi mengakui dalam APBD tahun 2022 sudah dialokasikan anggaran untuk pembangunan Museum Banjarmasin itu. Apalagi, pada 2019 lalu, telah disusun detail enginering design (DED).

“Anggaran itu masuk dalam pos Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Banjarmasin yang sebelumnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar). Namun, dalam hasil kesepakatan, rencana pembangunan Museum Banjarmasin harus dibicarakan lebih detail dengan DPRD,” ucap Sukhrowardi kepada jejakrekam.com, Senin (27/12/2021).

BACA JUGA : Menghidupkan Museum Borneo Demi Keabadian Sejarah

Dari total anggaran di Disbudpar Kota Banjarmasin sebesar Rp 21,1 miliar lebih ditambah Rp 711 ujuta hingga totalnya Rp 21,8 miliar lebih. Termasuk, ada tambahan dari tim anggaran pemerintah daerah Rp 686 juta. Hingga total akhir pagu anggaran sebesar Rp 21,7 miliar lebih.

“Yang pasti, seluruh anggaran di Disbudpar Banjarmasin tak hanya untuk pembangunan museum. Ada juga program perbaikan kawasan Siring Tendean Rp 486 juta, sosialisasi perda pariwisata halal serta pembenahan Kuin Kacil Rp 150 juta,” papar anggota Komisi III DPRD Banjarmasin ini.(jejakrekam)

Pencarian populer:Benda bersejarah di kalsel,https://jejakrekam com/2021/12/28/punya-koleksi-700-benda-bersejarah-museum-banjarmasin-di-teluk-kelayan-segera-terealisasi/,Musium teluk kelayan
Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.