Sungai Martapura Tercemar Berat, FPKS DPRD Banjarmasin Usulkan Air Leding Diuji Laboratorium Pembanding

0

KONDISI air sungai di Banjarmasin sejak dulu sudah tercemar berat. Bahkan, diprediksi dalam 10 tahun ke depan jika situasi semacam ini dibiarkan tanpa ada kesadaran bersama, maka pencemaran sungai-sungai di Banjarmasin akan kian parah.

HAL ini diungkapkan anggota Komisi III DPRD Kota Banjarmasin dari Fraksi PKS, Hendra kepada jejakrekam.com, Minggu (4/9/2022).

Hal ini terbukti pada 2018, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin menyatakan sungai-sungai yang ada di Kota Seribu Sungai sudah di ambang pencemaran berat. Pengambilan sampel air dilakukan di 10 titik. Yakni, Sungai Pekapuran, Pemurus, Antasari, Martapura, Barito, Kuin, Surgi Mufti dan Kelayan.

Beberapa parameter sungai telah melampaui penghitungan kualitas air seperti BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), merkuri, hingga kadar E-Coli.

BACA : Gawat! Sungai Martapura Tercemar Mikroplastik dan Kadar Oksigen Air Rendah

Kemudian, pada 2019, DLH Kota Banjarmasin kembali melakukan sampling air di Sungai Sungai Pekapuran Hulu, Sungai Pekapuran Hilir, Sungai Pemurus Hulu, Sungai Pemurus Hilir, Sungai Andai Hulu, Sungai Andai Hilir, Sungai Antasan Kecil Hulu, Sungai Antasan Kecil Hilir, Sungai Martapura Hulu, Sungai Martapura Tengah, Sungai Barito (Pertamina), Sungai Barito (Alalak), Sungai Kuin (Pasar Terapung), Sungai Surgi Mufti, Sungai Pekapuran Tengah, Sungai Kelayan Hilir.

BACA JUGA : Menabur Sampah Plastik, Menuai Mikroplastik dalam Rantai Makanan di Barito Kalimantan Selatan

Sampal air itu kemudian dianalisis secara fisika dengan 5 parameter, 21 parameter kimia dan 2 parameter biologi di laboratorium terakreditasi disebutkan bahwa kondisi sungai di Banjarmasin dalam keadaan tercemar sedang. Data ini dikutip dari laman dlh.banjarmasin.go.id yang diposting Kasi Pemantauan Kualitas Lingkungan DLH Kota Banjarmasin, Hj Fitriani SKM, MS pada Juni 2020.

BACA JUGA : Tabur Eco-Enzyme di Sungai Martapura, Walikota Ingatkan Filosofi Urang Banjar Pamali Buang Ratik

Guna mengantisipasi pencemaran air sungai di Banjarmasin, Hendra pun mengajak untuk memulai hidup dengan minim sampah (zero waste). “Jadi, dalam mindset kita, terkhusus DLH Kota Banjarmasin bukan memperbesar dan memperluas tempat pembuangan akhir (TPA). Namun, bagaimana caranya agar sampah yang masuk TPA itu berkurang,” ucap Sekretaris Fraksi PKS DPRD Kota Banjarmasin.

Sekretaris Fraksi PKS DPRD Kota Banjarmasin, Hendra. (Foto Dokumentasi PKS)

Hendra menegaskan upaya menolak segala bentuk sampah masuk ke rumah kita bisa dilakoni. Seperti, membeli nasi goreng dengan wadah sendiri, membawa kantong belanja sendiri, lalu cermat memilah sampah dari rumah tangga kita.

BACA JUGA : Permukaan Sungai Barito Terus Naik, Khawatir Banjarmasin Terancam Tenggelam 10 Tahun ke Depan

“Ini adalah langkah awal yang bagus untuk memperbaiki cara pikir kita terhadap sampah. Pengurangan kantong plastik, penggunaan tumbler sebagai pengganti plastik sekali pakai untuk minuman, jangan sampai hanya sekadar kata-kata saja,” kritik akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.

Hendra mengatakan Perda Pengelolaan Persampahan/Kebersihan dan Pertamanan Kota Banjarmasin Nomor 21 Tahun 2011 harus segera direvisi. Ini agar belied ini berwawasan minim sampah sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, serta implementasikan dengan serius.

“Sebab, bukan hanya masalah sampah dan pencemaran, Banjarmasin juga terancam banjir yang menghadang,” kata Hendra.

BACA JUGA : Akui Air Belum Layak Minum, PDAM Diplesetkan Jadi Perusahaan Daerah Air Mandi

Lantas amankah air baku PT Air Minum Bandarmasih (PDAM Bandarmasih) yang masih mengambil air dari Sungai Martapura di Intake Sungai Bilu untuk dikonsumsi?

“Ya, klaim dari PT Air Minum Bandarmasih selama ini adalah pengolahan air bersih dari Sungai Martapura di Banjarmasin cukup mantap. Jadi, output dari Intake Sungai Bilu diklaim masih bagus. Namun, tak ada salahnya jika air bersih olahan PT Air Minum Bandarmasih diuji kembali ke laboratorium pembanding. Itu harus dilakukan, karena Sungai Martapura memang tercemar berat,” pungkas Hendra.(jejakrekam)

Penulis Ipik Gandamana/Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.