Lebih Pilih Sekolah Agama, 4 SDN di Banjarbaru Sepi Peminat

0

SEBANYAK 4 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Banjarbaru sepi peminat. Hal ini dibenarkan Deddy Sutoyo, Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru.

MESKIPUN Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) 2022 sudah usai, Deddy menyampaikan, 4 SD Negeri yang mengalami sepi peminat atau kekurangan siswa yaitu dari Kelurahan Cempaka, Bangkal, Palam dan Kelurahan Mentaos.

“Ada empat SDN, yaitu SDN 2 Bangkal, SDN 2 mentaos, SDN 2 Palam, dan SDN 5 Cempaka,” ungkap Deddy saat ditemui diruangannya.  

BACA : Banyak Siswa Jatuh Sakit Di SDN Sungai Miai 7, Kadisdik Banjarmasin Minta Segera Diswab

Deddy menyebut, penyebab kurangnya peminat di wilayah Cempaka lantaran adanya kultur atau masyarakat sekitar lebih memilih sekolah keagamaan.

Sedangkan di SDN 2 Mentaos, walaupun berada di tengah kota, namun kurang peminat karena lingkungan sekitar banyak masyarakat pensiunan.

“Ada beberapa faktor berbeda di empat sekolah itu. Adanya kultur budaya yang berbeda menjadi penyebab utama kurangnya siswa didik,” terangnya.

Hasil monitor, dijelaskan Deddy, khususnya di Wilayah Cempaka para orang tua disana lebih memilih menyekolahkan anaknya ke Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau pesantren ketimbang di sekolah negeri karena sudah budaya mereka.

Menyikapi hal itu, penguatan karakter menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas pendidikan terutama dalam pelaksanaan penguatan pembelajaran agama Islam dan pendidikan karakter di SD maupun SMP di Banjarbaru.

“Pembelajaran Pembiasaan Karakter (PPK) ini secara masif dilakukan di semua SD maupun SMP. Di SD ada Jum’at Taqwa, Sholat Dhuha kemudian Tahfiz,” ungkap mantan Kabag Humas Pemko Banjarbaru ini.

BACA JUGA :  Siswa Kelas 2 Dilaporkan Banyak Jatuh Sakit, Kepsek SDN Sungai Miai 7 Sebut Akibat Kena Hujan

Ini, kata dia, bukan hanya untuk membangun ketertarikan orang tua, tapi kita ingin menghasilkan generasi yang lebih berkualitas dari segi agama. Saat orang tua lebih memilih memasukkan anaknya ke pondok diniyah maka ini akan tercatat sebagai anak tidak sekolah.

“Jadi untuk mengatasi hal itu kami sudah membangun beberapa kerjasama dalam bentuk sekolah paket A, B, dan C. Tujuanya supaya anak-anak yang di pondok Diniyah pun dapat memiliki nomor induk siswa dan bisa ikut ujian keselarasan,” pungkasnya.

Lebih jauh Deddy bilang, Kemenag juga mulai konsen untuk menyikapi kultur yang ada di daerah tersebut seperti membangun sekolah-sekolah agama sehingga khususnya di Cempaka terpenuhi kebutuhannya.(jejakrekam)

Penulis Sheilla Farazela
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.