Manuver Mahasiswa Batola Dukung Mendukung Kandidat Bupati Dikritik Akademisi ULM

0

JELANG suksesi Barito Kuala (Batola) 2024, aksi dukung mendukung para kandidat mulai mengemuka. Salah satunya datang dari Ikatan Mahasiswa dan Pemuda (Ikmada) Batola.

DEKLARASI dukungan untuk pencalonan Rahmadian Noor yang saat ini menjabat Wakil Bupati Batola maju berlaga pada pemilihan kepala daerah (pilkada) 2024 nanti disuarakan elemen Ikmada di Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Jumat (1/7/2022).

Elemen mahasiswa dan pemuda yang diketuai Muhammad Tamyiz ini menyatakan dukungan atas pencalonan Rahmadian Noor sebagai calon Bupati Batola periode 2024-2029 mendatang.

Saat ini, Rahmadian Noor merupakan keponakan mantan Bupati Batola Hasanuddin Murad merupakan pendamping sang istri, Bupati Hj Noormiliyani Aberani Sulaiman.

BACA : Usai Birin Dua Periode, Suksesi Kalsel 2024 Diprediksi Didominasi Wajah Lama dan Baru

Alasan Ikmada Batola karena sosok Rahmadian Noor telah terbukti membawa perubahan di kabupaten itu bersama Hj Noormiliyani. Ini ditandai dengan roda pembangunan daerah yang telah merata serta segudang prestasi dari Ketua DPD Partai Golkar Batola itu.

Ternyata manuver deklarasi dukungan dari Ikmada Batola ini dikritik akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Nasrullah. “Saya prihatin dengan keterlibatan unsur mahasiswa dalam hal dukung mendukung pencalonan kepala daerah di Batola,” kata Nasrullah kepada jejakrekam.com, Jumat (1/7/2022).

BACA JUGA : Jelang Pilkada 2024, Pengamat Politik Saran Plt Bupati Batola Nanti Paham Daerah

Ada beberapa alasan dikemukakan Nasrullah. Yakni, mahasiswa sebagai agen perubah yang intelektual, semestinya bergerak dalam dunia keilmuan.

Akademisi FKIP ULM Banjarmasin, Nasrullah. (Foto Dokumentasi pribadi)

“Mahasiswa semestinya memposisikan sikapnya secara kritis bukan memberikan sanjungan belaka; Lagi pula pilkada masih nun jauh di sana. Berikan kesempatan bagi kepala daerah untuk menuntaskan pembangunan selama peridoe kepemimpinannya,” beber sosiolog-antropolog FKIP ULM ini.

Menurut Nasrullah, terlalu dini mahasiswa untuk masuk dalam syahwat kekuasaan yakni dukung mendukung bakal calon.

“Ketimbang terlibat dukungan politis demikian, mahasiswanya harus lebih banyak membaca buku agar melihat secara kritis di masyarakat dan melakukan pendampingan terhadap masyarakat,” kata mantan aktivis mahasiswa IAIN (UIN) Antasari Banjarmasin ini.

BACA JUGA : Isi Penjabat Bupati Batola ke Depan, Dosen ULM Usul Bisa dari Kalangan Akademisi

Nasrullah mengajak agar mahasiswa Batola mengenal Batola dengan membaca buku sebagai sumber referensi. Di antaranya, Gerakan Laung Bahenda Militansi Orang Dayak Bakumpai Mempertahankan Lahan Gambut dari Ekspansi Perkebunan Sawit karya Nasrullah Bakumpai.

Kemudian, Ayo ke Tanah Sabrang karya Patrice Levang; Wangkang Sang Hulu Balang; Tumenggung dan Pagustian yang merupakan karya Helius Sjamsudin. “Kemudian buku-buku lainnya seperti  Kisah Pilu di Lahan Basah serta Orang Jejangkit, Realitas dan Mobilitas desa Ke Kota karya Taufik Arbain (dosen FISIP ULM),” tuturnya.

BACA JUGA : Catatan 2 Tahun Kepemimpinan Daerah Kabupaten Batola, Pandemi dan Sungainya

Menurut Nasrullah, bagi yang terburu-buru deklarasi pencalonan Bupati Batola, semestinya hal itu menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi KPU Batola. “KPU Batola harus segera memberi sosialisasai tahapan pemilu hingga tahapan akhir pilkada. Tujuannya, agar warga Batola sadar pilkada bukan bulan depan. Jangan terbawa suasana tren dukungan calon presiden (capres) dimulai dari sekarang, toh itu pun masih jauh,” sentil Nasrullah.(jejakrekam)

Penulis Iman Satria
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.