Tingkatkan Keterampilan Waria, PKBI Kalsel Gelar Learning Culture

0

MENINGKATKAN pengetahuan dan skill waria yang ada di Kalimantan Selatan, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kalimantan Selatan menggelar Learning Culture Program Inklusi Pilar Waria.

HOTEL Victoria River View, Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin, menjadi lokasi kegiatan, dan dihadiri 20 peserta waria, Senin (27/6/2022).

DIREKTUR Eksekutif Daerah PKBI Kalsel, Hapniah, menyebutkan, kegiatan Learning Culture Program Inklusi Pilar Waria ini bukan sesuatu yang baru di Kalsel. Melainkan, jelasnya, telah dilaksanakan sejak tahun 2014 hingga 2020 lalu dengan nama program sebelumnya adalah Peduli Pilar Waria.

“Jadi sebenarnya untuk di Kalsel bukan program baru. Kita mengatakannya ini program kelanjutan dari yang sudah berjalan selama ini,”  ucap Hapniah, disela kegiatan.

BACA: PJU Mati, Sampah, Parkir Liar Hingga Pelayanan Kesehatan Waria Disorot LK3

Learning Culture Program Inklusi Pilar Waria,  sambungnya, ada empat seri sepanjang Juni 2022-Maret 2023 mendatang. Materi yang akan diberikan kepada para waria tersebut adalah hal-hal yang dapat meningkatkan pengetahuan dan skill mereka. Seperti peningkatan public speaking, penguatan kepribadian, peningkatan rasa percaya diri, dan peningkatan kemampuan kewirausahaan.

“Ini seri yang pertama. Materi Learning Culture ini terkait public speaking, penguatan kepribadian, peningkatan rasa percaya diri, dan peningkatan kemampuan kewirausahaannya.  Hingga ke depannya, mereka menjadi waria-waria yang tangguh secara ekonomi, produktif, dan mandiri,” ujarnya.

Hapniah mengharapkan, diadakannya Learning Culture ini, iklim inklusi terhadap waria bisa lebih terbuka di masyarakat, sehingga tidak ada lagi penolakan keberadaan waria.  Ia mengakui, keberadaan waria sering mendapatkan penolakan dari berbagai pihak, baik keluarga maupun masyarakat.

“Harapannya iklim inklusi itu terbuka ya di masyarakat. Tidak ada lagi penolakan keberadaan terhadap waria. Kemudian dari pihak keluarga-keluarga yang memiliki anggota keluarga sebagai waria, bisa menerima keadaannya. Memilih untuk menjadi seorang waria,” tutur Hapniah.

PKBI adalah lembaga swadaya masyarakat yang telah berdiri sejak 23 Desember 1957. PKBI pada awalnya memang memiliki fokus terhadap keluarga berencana, tetapi di tahun 1970-an. Program keluarga berencana tersebut dikerjakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

BACA: Tuai Kontroversi, Kontes Waria Tiga Kota di Binuang Akhirnya Dibatalkan

Meski begitu, PKBI tetap memiliki program keluarga berencana, hanya saja sekarang fokusnya lebih ke kesehatan reproduksi, penerimaan diri, penerimaan masyarakat, dan termasuk program inklusi terhadap waria tersebut.

“Program-program keluarga berencana kita masih tetap jalan, tetapi memang tidak bisa semasif yang dilakukan oleh BKKBN. Kalau PKBI kegiatannya lebih fokus ke kesehatan reproduksi. Ini juga di inklusi, penerimaan diri, penerimaan masyarakat,” bebernya.

Hapniah memastikan, PKBI Kalsel akan berupaya membantu waria dalam mendapatkan hak-haknya terhadap pelayanan kependudukan, pelayanan sosial, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, dan pelayanan ketenagakerjaan.

Caranya dengan melakukan koordinasi bersama pemerintah dengan stakeholder terkait. “PKBI membantu teman-teman waria yang belum memiliki KTP dan Kartu Keluarga. Kita rencananya ada pertemuan dengan pemerintah untuk koordinasi dengan stakeholder. Terkait pelayanan-pelayanan dasar yang diharapkan dapat diperoleh teman-teman waria,” imbuhnya. (jejakrekam)

Penulis Ummu Hani
Editor Afdi Achmad

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.