Lewat Parade Lamut, BPNB Kalbar Ingin Ciptakan Generasi Pelamutan Muda

0

BALAI Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kalimantan Barat menggelar parade Lamut (Revitalisasi dan Generasi) bersama pegiat Balamut Muda di Kampung Buku Banjarmasin, Sultan Adam.

KETUA Pelaksana, Maulidi NB menyampaikan bahwa program bantuan fasilitasi pelestarian nilai budaya tahun 2022 ini diajukan secara individu, dan akhirnya dapat terlaksana parade Balamut secara perdana ini.

“Acara ini ada karena dapat bantuan dana BPNB Kalbar dan mereka memberikan perhatian terhadap bidang seni yang nyaris punah,” kata Maulidi atau akrap disapa Wanyi Mandarung ini kepada jejakrekam.com, Jum’at (27/5/2022) malam.

BACA : Hadirkan Dua Penerus Gusti Jamhar Akbar, Tradisi Lamut Banjar Bisa Masuk Mulok

Wanyi bilang, program ini dibuka secara umum apabila per kelompok atau individu yang ingin mengajukan proposal budaya ke pihak BPNB Kalbar. “Kegiatan Parade Lamut ini diajukan oleh perorangan yakni atas nama saya sendiri,” kata Wanyi.

Wanyi menyebut, BPNB Kalbar memfasilitasi kegiatan untuk melestarikan setiap khazanah budaya di daerah masing-masing, tak terkecuali Banjarmasin. Maka, kata dia, bidang kesenian tradisi Balamut sangat cocok diajukan dalam program tersebut.

“Dianggarkan Rp. 20 juta untuk satu kegiatan dalam program ini, selama dua hari. Kita harapkan, sebenarnya sasaran utama dalam kegiatan ini untuk memetakan atau melihat generasi muda sekarang. Sejauh mana mereka tertarik,” ucap Wanyi.

Sebaiknya, kata Wanyi, mereka dapat belajar sebagai pelamutan diera sekarang ini. Menurutnya, minimal mereka sekadar dapat mengetahui apa itu kesenian tradisi Balamut. “Karena ini adalah identitas budaya kita, jangan sampai mereka tidak tahu dan mengabaikan,” tegasnya.

Tidak banyak, Wanyi melihat potensi generasi muda yang ingin belajar penuh atau serius dalam pelamutan ini. Menaruh perhatian dalam bidang ini, kata dia, beberapa anak sanggar yang diketahuinya seperti Sanggar Ar-Rumi, Sanggar Kampoeng Seni Boedaja (KSB) dan lainnya. “Semestinya memang berkelanjutan, semoga setelah ini ada yang meneruskan kegiatan seperti ini.” jelasnya

Pelamut Muda dalam Karasmin

PALAMUT Muda, Ferdi Irawan membawakan cerita Raden Bungsu yang ingin mendapatkan keturunannya, namun tiada diberi. Dalam kisah, kata dia, Raden Bungsu menemui Paman Lamut di kediaman rumah yang reot. “Kata Paman Lamut, setop ikam. Lamun handak masuk karumahku ni, pacul mahkota wan baju kebesaran ikam tu,” ujarnya.

Lalu, kata Ferdi, tidak menyangka si raden bungsu bahwa ada yang berani dengan raja. Akhirnya, raden bungsu menuruti sesuai perintah sang isteri. “Lamun kawa pian manambai ulun, kakanda Lamut. Sudah lawas ulun mahadangi supaya dapat anak,” tiru Ferdi sembari menepuk gendang.

BACA JUGA :  Agar Tak Punah, Regenerasi Seniman Lamut Harus Digeber Serius

Singkat cerita, kata Ferdi, Raden Bungsu bersimpuh kepada Paman Lamut, dan diberikan catatan kesalahan, sebab musabab kenapa tidak dapat memiliki keturunan. “Kata Paman Lamut, kesalahan ikam kenapa membawa tabib-tabib ke kerajaan. Seharusnya, meminta anak kepada sang pencipta bukan kepada manusia,” tutur penerima anugerah kebudayaan Indonesia Kemendikbud RI Kategori Remaja itu.

Mahasiswa Sendratasik 2019 FKIP ULM itu mengaku memang dari keluarga seniman, mulai dari kakek hingga orangtuanya asal dari Banyiur, Basirih, Banjarmasin. Kata dia, tertarik karena ada garis keturunan dari keluarga penopengan, hingga pegiat tradisi Lamut.

“Melihat generasi sekarang maka terpanggil ingin jadi Pelamutan juga dipinta Abah. Kata Abah, dulunya ada keluarga yang melestarikan Lamut,” ucap pria kelahiran 2002 itu.

BACA LAGI :

Waktu itu, kata Ferdi, dapat tawaran dari UPTD Taman Budaya Kalsel untuk belajar bersama Gusti Jamhar Akbar. Sebelum menemui, kata dia, disuruh menghafali cerita dan sebagainya. “Selama tiga minggu, belajar langsung dengan Beliau. Ada piduduknya,” kata Ferdi.

Dan Ferdi mengingat, sosok Gusti Jamhar Akbar ketika ada yang mengundang maka ingin sekali menuluskan hajat tersebut. “Termasuk juga ulun (saya), hari ini dari Loksado ke Banjarmasin demi menuluskan hajat bubuhan pian. Sesuai amanah Beliau juga,” pungkasnya.

Diakhir, dua pelamutan asal Martapura yakni Ma’ruf Hidayat dan Ahmad Nuryadin yang merupakan anggota Sanggar Ar-Rumi IAI Darussalam. Mereka tampil berdua sekaligus penutup acara diakhir pegelaran parade Balamut ini.(jejakrekam)

Penulis Rahim
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.