Jualan Masker Tak Laku Lagi, Lina Banting Setir Dagang Bola Warna-Warni

0

USAI penjualan masker tak lagi menjadi tren, seiring turunnya kasus Covid-19 di Banjarmasin, beberapa pedagang kaki lima (PKL) pun kini mengalihkan komoditas yang dijajakan. Balon warna-warni dengan lampu hias pun mulai ramai dijual di tepi jalan.

MARLINA (40 tahun), warga Pekapuran Raya, Banjarmasin Timur, misalkan. Kini ibu dua anak ini banting stir jualan balon warna-warni dan boneka balon di tepian Jalan Achmad Yani, Banjarmasin.

Sejak sore hingga jelang malam, Marlina pun menjajakan jualan balon warna-warni dan boneka balon menyasar para pengguna jalan di poros utama Banjarmasin ke kota-kota lainnya di Kalsel.

“Kalau jualan malam hari, balon warna-warni ini terlihat lebih menarik. Jadi, para pengguna jalan akan tertarik singgah untuk beli,” ucap Marlina kepada jejakrekam.com, Senin (28/2/2022) malam.

BACA : Diobral Murah, Masker Impor asal Tiongkok Banjiri Pasar Banjarmasin

Namanya juga rezeki, Lina-sapaan akrab ibu muda ini sadar betul tidak terlalu berharap barang dagangan yang ditaruh di atas sepeda itu laku keras. “Cukup satu atau dua biji laku, sudah syukur. Malah, kebanyakan tidak laku. Mungkin ekonomi masyarakat masih belum pulih,” kata Lina.

Dibandingkan berjualan masker apalagi saat itu lagi-lagi gencar-gencarnya razia protokol kesehatan (prokes), Lina mengaku bisa mendapat rezeki nomplok.

“Ya, waktu awal pandemi hingga ada pemberlakuan pembatasan sosial besar (PSBB) dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Banjarmasin, banyak yang beli masker. Sekarang sudah sepi,” kata Lina.

BACA JUGA : Mungkin Ngehits di Jakarta Saja, Pedagang Mainan di Banjarmasin Tak Jualan Boneka Arwah

Agar asap dapur terus mengepul, Lina pun memilih berjualan balon warnai-warni dan boneka balon. Ternyata, sekarang bukan hanya Lina yang berjualan. Sedikitnya di sepanjang Jalan Achmad Yani Km 2, ada empat pedagang serupa.

“Awalnya saya saja yang berjualan. Sekarang banyak yang meniru. Kebanyakan orang Kelayan berjualan balon warna-warni. Namanya rezeki, ya kita berlomba-lomba untuk mendapatkannya,” ujar Lina.

BACA JUGA : Transaksi Digitalisasi Meningkat, Ekonomi Kalsel Tumbuh Positif

Harga balon warna-warni dibanderol Rp 30 ribu. Sedangkan, boneka balon dijual seharga Rp 20 ribu per buah. Lina tak berharap banyak dari jualannya, karena bukan kebutuhan pokok warga di tengah pandemi Covid-19.

“Laku satu sudah syukur. Apalagi, kalau lebih. Kalau misalkan tak laku dibawa pulang ke rumah. Nanti dikempesi, kalau mau dijual dipompa lagi. Istilahnya, bukan barang cepat basi,” tutur Lina.

Dia mengakui saat pandemi Covid-19, kondisi perekonomian banyak yang morat-marit. Apalagi, suaminya juga kini tak lagi bisa bekerja. “Terpaksa saya yang sekarang mencari rezeki. Terpenting, dalam hidup ini harus sabar dalam berusaha dan selalu berharap kepada Allah SWT,” ucap perempuan berjilbab ini.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.