Transaksi Digitalisasi Meningkat, Ekonomi Kalsel Tumbuh Positif

0

PERKEMBANGAN pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada Januari 2022, mengalami inflasi sebesar 0,98% mtm, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang inflasi sebesar 0,76% (mtm).

HAL tersebut disampaikan Kepala Perwakilan BI Kalsel, Imam Subarkah, didampingi juga Kepala Divisi Implementasi SP PUR dan MI, Robi Ariadi dan Ekonom Ahli Koordinator Kelompok Perumusan KEKDA Wilayah dan Provinsi, Muslimin Anwar, dalam kegiatan Bincang Media di Sante Cafe, Banjarmasin, Selasa (22/2).

Ia juga mengatakan inflasi bersumber dari makanan, minuman, dan tembakau akibat kenaikan harga rokok kretek filter sejalan dengan peningkatan cukai harga tembakau rata-rata sebesar 12% serta kenaikan harga telur dan daging ayam ras akibat peningkatan harga pakan.

BACA : BI Terus Menjaga Ketahanan Perekonomian Kalsel Di Tengah Covid-19

“Selain itu, inflasi juga didorong peningkatan harga ikan bakar sejalan dengan fluktuasi harga bahan makanan. Angkutan udara juga menjadi pendorong utama inflasi akibat permintaan yang masih tinggi selama bulan Januari seiring momen tahun baru dan menjelang imlek,” ungkapnya.

Ia juga membeberkan secara tahunan, inflasi Kalsel pada periode laporan tercatat sebesar 3,73% (yoy), meningkat dari 2,55% (yoy) di bulan Desember 2021.

Pihaknya juga memprediksi IHK bulan Februari 2022 lebih rendah dari Januari 2022. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain aneka cabai sudah mulai panen pada Januari 2022 dan sudah mulai terjadi penurunan harga di pusat produksi dan diprakirakan akan terjadi di Kalsel pada bulan berikutnya.

“Selain itu, permintaan angkutan udara diprakirakan menurun sejalan dengan peningkatan kasus positif Covid-19 varian Omicron. Namun secara keseluruhan, inflasi Kalsel tahun 2022 diprakirakan masih berada di kisaran target inflasi nasional yaitu 3,0±1%,” imbuhnya.

BACA JUGA : Transaksi Digital QRIS Makin Diminati Pelaku UMKM Di Banjarmasin

Sementara itu pertumbuhan Merchant QRIS, RTGS, SKNBI, ATM, Kartu Kredit dan E-Commerce di Kalsel hingga 31 Januari 2022, kontribusi Wilayah Kalimantan terhadap jumlah merchant QRIS secara nasional  sebesar 4,7% atau sebesar 714.170 merchant  dari total secara nasional sebanyak 15.195.453 merchant.

Sumbangan Kalsel terhadap jumlah merchant QRIS di Kalimantan sebesar 24,8%. Posisi 31 Januari 2022, Jumlah merchant QRIS di Kalsel sebesar 177.572 tersebut meningkat sebesar sebesar 2,3% dibandingkan posisi Desember 2021 yang tercatat sebesar 173.624 merchant dan di dominasi oleh kategori usaha mikro.

“Hal tersebut Sejalan dengan peningkatan akseptasi masyarakat akan penggunaan transaksi berbasis digital di Kalsel, begitu juga Transaksi Real-Time Gross Settlement (RTGS) di Kalsel pada Desember 2021 secara volume meningkat sebesar 11,82% dibandingkan bulan sebelumnya,” paparnya.

BACA LAGI : Permudah Pembayaran Non Tunai, BI Launching QRIS Di Kalsel

Selanjutnya transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) pada Desember 2021, baik secara nominal maupun volume, terpantau meningkat, masing-masing sebesar 20,47% dan 16,96%, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

Transaksi ATM Debet di Kalsel pada Desember 2021 baik secara nominal maupun volume mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, masing-masing meningkat sebesar 10,11% dan 8,42%. Selanjutnya, nominal transaksi kartu kredit pada Desember 2021 juga mengalami peningkatan sebesar 9,95% dibandingkan bulan sebelumnya.

Adapun dari data nominal dan volume transaksi e-commerce di Kalsel pada Desember 2021 mengalami peningkatan sebesar 7,21% dan 11.39% dibandingkan bulan sebelumnya.

“Hal ini didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat seiring dengan pemulihan aktivitas ekonomi dan menjelang HBKN Natal dan Tahun Baru 2022 lalu,” tambahnya.

Tidak lupa BI menghimbau untuk Cinta, Bangga dan Paham Rupiah. Masyarakat diharapkan bangga terhadap Rupiah dengan menjaga kedaulatannya sebagai simbol negara berdaulat, menggunakan dalam setiap transaksi dan memaknai sebagai alat pemersatu bangsa.

“Masyarakat diharapkan paham berperilaku sesuai dengan fungsi Rupiah dalam rangka melakukan transaksi pembayaran, membelanjakan Rupiah dan mengoptimalkan nilai (berhemat) Rupiah,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Akhmad Faisal
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.